Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Politikus Swedia Bakar Al-Qur'an, AS: Tidak Sopan!

Ilustrasi Al-Quran (IDN Times/Rochmanudin)

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) ikut mengomentari pembakaran Al-Qur'an yang terjadi di Swedia. Politikus sayap kanan Swedia, Rasmus Poludan membakar salinan Al-Qur'an di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm.

Tindakan ini tentu membuat Turki dan beberapa negara Muslim lainnya murka. Turki juga langsung menolak keanggotaan Swedia di NATO.

Meski turut mengomentari aksi politikus Swedia ini, AS belum mengeluarkan kecaman terkait tindakan tersebut.

1. Tak keluarkan kutukan atas aksi bakar Al Quran ini

Dilansir Anadolu, Selasa (24/1/2023), juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price mengatakan bahwa pembakaran kitab suci umat Muslim tersebut sangat tidak sopan.

“Membakar buku suci bagi banyak orang adalah tindakan yang sangat tidak sopan,” kata Price.

Price menegaskan, AS mendukung kebebasan berpendapat dan hak berkumpul secara damai atas asas demokrasi, tetapi ia menambahkan bahwa apa yang legal belum tentu juga sesuai.

“Kami memiliki pepatah di negara ini yaitu sesuatu yang legal bisa mengerikan. Saya pikir dalam kasus ini, apa yang terjadi di Swedia masuk dalam kategori itu,” kata Price lagi.

2. Aksi sengaja memecah belah Swedia dan negara Muslim

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Ned Price. (Twitter.com/StateDeptSpox)

Price mengungkapkan, tindakan yang dilakukan Paludan tersebut mungkin saja merupakan upaya yang disengaja untuk melemahkan persatuan antara Eropa dan negara-negara Muslim.

Meski demikian, AS tetap tidak mengeluarkan kecaman atau kutukan terkait aksi Paludan tersebut. Ketika ditanya media kenapa ia tidak mengutuk tindakan tersebut, Price hanya mengatakan bahwa tindakan tersebut sangat keji.

“Saya pasti tidak akan menahan diri untuk tidak mengutuk ini, tindakan ini. Seperti yang saya katakan sebelumnya. Ini menjijikkan dan tindakan keji,” tuturnya.

3. Turki murka dan menolak Swedia masuk NATO

Twitter

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, pada Senin (23/1/2023), meragukan ekspansi penambahan anggota NATO, khususnya untuk Swedia. Protes anti-Islam dan kelompok pro-Kurdi di Stockholm semakin membuat Ankara marah.

Erdogan mengatakan bahwa Swedia membiarkan keburukan terhadap Turki terjadi di depan kantor kedutaan mereka, sehingga Ankara mungkin tidak akan memberi persetujuan permohonan keanggotaan kepada negara Nordik itu.

Erdogan mengatakan, jika Swedia tidak menunjukkan rasa hormat kepada Turki atau Muslim, mereka tidak akan melihat dukungan dari Ankara pada masalah aplikasi NATO.

Protes anti-Islam pekan lalu memperlihatkan anggota sayap kanan garis keras Rasmus Paludan, membakar salinan Al-Qur'an di dekat kantor kedutaan Turki di Swedia. Protes itu menimbulkan kemaharan di banyak negara muslim. Menurut Erdogan, pembakaran salinan Al-Qur'an merupakan penghinaan bagi Islam dan Turki.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us