Portugal Batal Beli F-35 Bikinan AS karena Kebijakan Trump

- Portugal membatalkan pembelian pesawat F-35 buatan AS karena posisi dan kebijakan dari Presiden AS Donald Trump.
- Portugal mempertimbangkan pesawat tempur buatan Eropa sebagai alternatif, termasuk Dassault Rafale dari Prancis.
- Belanda tetap melanjutkan kontrak pembelian F-35 AS dan telah menerima 40 dari 52 pesanan.
Jakarta, IDN Times – Portugal menyatakan batal membeli pesawat F-35 buatan Lockheed Martin Amerika Serikat (AS) karena kebijakan yang bertentangan dari Presiden Donald Trump. Kebijakan AS yang memicu ketegangan geopolitik di Eropa menjadi pemicunya.
"Posisi AS baru-baru ini, dalam konteks NATO harus membuat kita berpikir tentang pilihan terbaik, karena prediktabilitas sekutu kita adalah aset yang lebih besar untuk diperhitungkan," kata Menteri Pertahanan (Menhan) Portugal, Nuno Melo, dilansir Politico, Jumat (14/2/2025).
Trump baru-baru ini menyatakan akan mencaplok Greenland dan Kanada. Rencana itu menimbulkan ketegangan Eropa dengan Washington.
Melo khawatir, ketegangan ini akan berimbas pada pemutusan akses suku cadang pesawat di masa depan.
"Dunia telah berubah dan sekutu kita ini dapat menimbulkan keterbatasan dalam penggunaan, pemeliharaan, komponen, dan segala hal yang berkaitan dengan upaya memastikan bahwa pesawat akan beroperasi dan digunakan dalam semua jenis skenario," katanya.
1. Portugal pertimbangkan pesawat buatan Eropa
Politico menyebut, pembatalan itu akan membuat Portugal lebih mempertimbangkan pesawat buatan Eropa. Melo tak memberikan tanggapan terkait alternatif yang dipilih.
Dilansir Air Data News, kemungkinan Portugal akan memilih pesawat buatan Dassault Rafale dari Prancis.
Alternatif lainnya adalah Eurofighter Typhoon dan Saab Gripen E/F. Ada juga KAAN, jet tempur generasi ke-5 yang dikembangkan oleh TAI, dari Turki, tetapi masih dalam tahap pengembangan.
“Apa pun keputusannya, fighter masa depan itu seharusnya baru tiba di Portugal pada dekade berikutnya,” kata media tersebut.
Portugal telah berencana untuk mengganti pesawat F-16-nya dengan pesawat yang lebih canggih. Namun, pembatalan baru-baru ini kemungkinan akan memperlambat penggantian tersebut.
2. Belanda tetap lanjutkan kontrak pembelian kepada AS

Berbeda dengan Portugal, Belanda justru tetap melanjutkan kontrak pembelian F-35 kepada AS.
"Adalah kepentingan kita semua untuk memastikan bahwa program F-35 tetap beroperasi, agar tetap sukses seperti sekarang. Dan saya tidak melihat tanda-tanda AS akan mundur," kata Menhan Belanda, Ruben Brekelmans, dilansir Defense News.
Beberapa peneliti dan anggota parlemen sebelumnya menyatakan kekhawatiran akan pemblokiran AS terhadap sekutu terkait penjualan F-35. Hal ini terjadi di tengah ketegangan geopolitik yang semakin meruncing.
Brekelmans mengatakan, semua pihak seyogyanya tak membuat asumsi semacam itu. Ia yakin AS tak akan mundur dari kontrak tersebut.
Belanda hingga September telah menerima 40 F-35 dari 52 yang dipesan. Pada bulan yang sama, Belanda mengumumkan rencana untuk membeli enam jet lagi dan secara resmi menghentikan armada F-16 mereka.
3. F-35 jadi pesawat tempur dambaan anggota NATO

Menurut Angkatan Udara AS, model F-35 paling umum dari Lockheed, F-35A Lightning II, adalah jet tempur multiperan yang memadukan kemampuan siluman, fusi sensor, dan kesadaran situasional yang belum pernah ada sebelumnya di langit.
Dilansir Euro News, Lockheed menggambarkan F-35 Lightening II dengan cepat menjadi pesawat tempur standar pilihan NATO.
Belgia, Republik Ceko, Denmark, Finlandia, Yunani, Italia, Belanda, Norwegia, Polandia, dan Swiss memiliki F35 dalam armada mereka. Rumania juga menandatangani perjanjian dengan Lockheed Martin untuk pesawat yang sama pada Desember.
Lockheed Martin mengatakan dalam sebuah pernyataan tahun lalu bahwa pihaknya memperkirakan lebih dari 550 buah F-35 akan beroperasi di 10 negara Eropa pada akhir dekade ini.