Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Presiden Taiwan Sambut Baik Paket Bantuan Militer AS

Ilustrasi bendera Taiwan. (unsplash.com/Roméo A.)

Jakarta, IDN Times - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menyatakan kegembiraannya karena Kongres Amerika Serikat (AS) telah meloloskan paket bantuan luar negeri, karena Taiwan merupakan salah satu pihak yang mendapat dukungan militer.

Kucuran bantuan tersebut terjadi di tengah seruan China yang mendesak Washington untuk berhenti menjual senjata ke Taipei.

Senat AS menyetujui dengan suara 79 banding 18 pada empat rancangan undang-undang (RUU) yang disahkan oleh DPR AS pada Sabtu (20/4/2024), yang mengizinkan bantuan militer senilai 95 miliar dolar AS (sekitar Rp1.541 triliun) untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan, serta mitra-mitra Washington di Indo-Pasifik.

"Kami senang sekali Senat meloloskan RUU ini," kata Tsai pada Rabu (24/4/2024), dikutip dari The Straits Times.

1. Bantuan akan digunakan untuk latihan militer dan membeli peralatan militer

Sementara itu, Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengatakan, dana tersebut akan dialokasikan untuk pelatihan militer atau membeli peralatan militer, yang nantinya akan dibahas dengan AS.

"AS telah menyatakan niat baiknya, dan hal itu perlu dinegosiasikan di antara kami," ujarnya.

Menurut Lai Ching-te, Presiden terpilih Taiwan dan saat ini menjabat sebagai wakil presiden, paket pertahanan senilai 8 miliar dolar AS (Rp129,7 triliun) dari Washington akan memperkuat pencegahan terhadap otoritarianisme di rantai sekutu Pasifik Barat.

"Dalam menghadapi ekspansionisme otoriter, Taiwan bertekad untuk menjaga demokrasi dan juga menjaga tanah air kita," ungkap Lai saat bertemu dengan anggota parlemen AS yang berkunjung di kantor kepresidenan di Taipei pada 23 April 2024, dikutip dari Associated Press.

Lai juga menambahkan, bantuan AS tersebut akan membantu menjamin perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Serta, meningkatkan kepercayaan di kawasan.

Washington adalah pendukung internasional dan pemasok senjata Taiwan yang paling penting, bahkan tanpa adanya hubungan diplomatik formal.

2. Ini respons Beijing!

Bendera Tiongkok. (Unsplash.com/Macau Photo Agency)

China menyebut Taiwan sebagai masalah internal antara Beijing-Taipei. Negeri Tirai Bambu juga menegaskan bahwa isu Taiwan merupakan masalah paling sensitif dan penting dalam hubungannya dengan AS.

Kantor Urusan Taiwan China di Beijing murka atas RUU itu, yang menurut Presiden Joe Biden akan ditandatangani menjadi undang-undang pada 24 April.

"RUU tersebut mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan separatis kemerdekaan Taiwan, dan kami dengan tegas menentangnya," kata Zhu Fenglian, juru bicara kantor tersebut.

"Kami mendesak AS untuk mengambil tindakan nyata, guna memenuhi komitmennya untuk tidak mendukung kemerdekaan Taiwan dan berhenti mempersenjatai Taiwan dengan cara apa pun," sambungnya.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, mengatakan bahwa menguatnya kolusi militer antara AS-Taiwan tidak akan membawa keamanan bagi pulau tersebut. Hal ini justru hanya akan meningkatkan ketegangan dan risiko konflik, serta konfrontasi di Selat Taiwan.

3. Taiwan kembangkan industri pertahanannya sendiri

Ilustrasi jet tempur. (pixabay.com/Military_Material)

Di sisi lain, Taiwan telah menandatangani kontrak bernilai miliaran dolar dengan AS untuk jet tempur F-16V generasi terbaru, tank tempur utama M1 Abrams, dan sistem roket HIMARS, yang juga dipasok Washington ke Ukraina.

Taipei telah mengembangkan industri pertahanannya sendiri, membangun kapal selam, dan jet tempur. Bulan depan, Taiwan berencana untuk mengirimkan korvet siluman ketiga dan keempat yang dirancang dan dibuat di dalam negeri untuk melawan angkatan laut China.

Upaya tersebut sebagai bagian dari strategi perang asimetris, di mana kekuatan yang lebih kecil menghadapi lawannya yang lebih besar dengan menggunakan taktik dan persenjataan yang canggih atan non-konvensional.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us