Puluhan Anak Greenland Dijadikan Kelinci Percobaan, Denmark Minta Maaf

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen, pada Rabu (9/3/2022), menyampaikan permintaan maaf kepada para korban eksperimen sosial pada 1950-an. Permintaan maaf secara tatap muka itu disampaikan pada enam korban yang masih hidup saat ini, dilansir Channel News Asia.
Kala itu, terdapat 22 anak dari Greenland yang diambil dari rumah mereka untuk dibaurkan dengan masyarakat Denmark. Anak-anak Inuit tersebut berusia antara lima hingga sembilan tahun saat itu. Pada 1951, otoritas Denmark mencoba mendidik dan menjadikan mereka sebagai "orang Denmark kecil".
1. Permintaan maaf diungkapkan di Museum Nasional Denmark
Anak-anak yang dibawa tersebut, dikabarkan kembali ke Greenland dan menjadi bagian dari elite berbahasa Denmark. Tujuannya, membantu memodernisasi penduduk Inuit di Pulau Arktik.
Eksperimen tersebut merupakan bagian dari upaya yang lebih luas oleh Denmark untuk meyakinkan PBB bahwa Greenland yang sempat menjadi koloni Denmark hingga tahun 1953, merupakan bagian yang bisa dipisahkan dari Denmark, dilansir Reuters.
Denmark dan kekuatan kolonial lainnya telah berjanji untuk bekerja ke arah dekolonisasi ketika menjadi anggota PBB pada 1945. Mau tidak mau, Denmark harus berani melepaskan Greenland yang menjadi salah satu wilayah yang sempat mereka jajah.
“Kisah Anda sangat menyentuh kami dan inilah mengapa Denmark hari ini mengatakan satu-satunya kata yang tepat untuk dikatakan: Maaf! ” kata Perdana Menteri Mette Frederiksen memberi tahu para peserta undangan, termasuk enam orang yang selamat pada sebuah upacara di Museum Nasional Denmark.
2. PM Denmark akui eksperimen sosial yang pernah dilakukan tidak manusiawi
Anak-anak yang menjadi korban eksperimen tersebut tidak pernah dikirim lagi ke rumah mereka. Kebanyakan dari mereka telah diadopsi oleh keluarga Denmark atau dikirim lagi ke Greenland untuk ditempatkan di panti asuhan.
“Apa yang kita tunjukkan salah. Itu tidak manusiawi, tidak masuk akal dan tidak berperasaan," kata Frederiksen.
Mereka dipaksa untuk berbicara bahasa Denmark dan memiliki sedikit atau tidak ada kontak dengan kerabat mereka.
“Orang tua kami mengatakan 'ya' untuk perjalanan itu tetapi hampir tidak menyadari apa yang mereka setujui,” kata Eva Illum, yang diambil dari rumahnya lagi pada 1951.
Eksperimen suram adalah tingkat yang menyakitkan dalam hubungan antara Greenland dan Denmark. Sebagian besar dari 57 ribu penduduk Greenland adalah orang-orang Inuit terhormat. Greenland tetap menjadi bagian dari Kerajaan Denmark walau sudah memperoleh otonomi besar dan memegang hak untuk mendeklarasikan kemerdekaan.
“Ini adalah bagian dari sejarah kita bersama … Kebenaran telah muncul dan itu adalah kebenaran yang menyakitkan untuk dilihat kembali,” kata Perdana Menteri Greenland, Mute Egede.
3. Tujuan eksperimen sosial tersebut adalah asimilasi tradisi warga Greenland dan Denmark
Greenland adalah wilayah pemerintahan sendiri di dalam kerajaan Denmark yang sebelumnya merupakan wilayah koloni. Setelah Perang Dunia II, kolonialisme Eropa mulai melemah. Namun, Greenland saat itu tetap berada di tangan Denmark.
"Kebijakan berubah ke arah modernisasi dan westernisasi," kata Ebbe Volquardsen, Associate Professor Sejarah Budaya di University of Greenland di Nuuk, dilansir BBC. Dia juga menambahkan "Tujuannya adalah untuk mengasimilasi gaya hidup warga Greenland ke dalam model Denmark."
Sebelumnya, PM Denmark Frederiksen sudah melayangkan surat permintaan maaf secara resmi kepada enam korban. Namun, dia baru bisa menyampaikan permintaan maaf secara langsung pada Rabu (9/3/2022).