Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Putin: Hukuman terhadap Trump Merusak Citra Demokrasi AS

Presiden Rusia, Vladimir Putin. (twitter.com/KremlinRussia_E)

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa hukuman terhadap mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bermotif politik. Menurutnya, hukuman tersebut juga menghancurkan gagasan AS sebagai negara demokrasi terkemuka.

"Di seluruh dunia terlihat jelas bahwa penuntutan terhadap Trump, terutama di pengadilan atas tuduhan yang dibentuk berdasarkan peristiwa bertahun-tahun lalu, tanpa bukti langsung," kata Putin pada Rabu (4/6/2024) dilansir dariThe Guardian.

Trump baru-baru ini menjadi mantan presiden AS pertama yang dihukum dalam kasus pidana. Ia dinyatakan bersalah atas 34 tuduhan terkait upayanya menyembunyikan uang tutup mulut kepada bintang film dewasa Stormy Daniels. Aksi itu terjadi menjelang pemilihan presiden AS 2016 lalu dan kini diadili oleh pengadilan New York.

1. Komentar Putin selaras dengan respons Trump atas hukumannya

Komentar Putin sejalan dengan respons Trump atas hukumannya. Trump berulang kali menyerang sistem peradilan pidana AS dan mengklaim, tanpa bukti, bahwa putusan tersebut diatur oleh Presiden Joe Biden.

Putin sendiri sebelumnya telah beberapa kali menyebut berbagai kasus hukum yang dihadapi Trump sebagai persekusi politik. Padahal, Putin sendiri dinilai kerap memanfaatkan sistem peradilan Rusia untuk memberantas lawan politiknya.

"Kepemimpinan AS di bidang demokrasi sedang dibakar habis," ujar Putin mengomentari hukuman terhadap Trump.

2. Kata Putin soal hasil pilpres AS nantinya

Melansir dari Business Standard, Putin menegaskan bahwa hasil pemilihan umum AS tidak akan mengubah hubungan dengan Rusia. 

"Kami akan bekerja dengan presiden mana saja yang dipilih rakyat Amerika," ujar Putin saat ditanya wartawan soal pilpres AS November mendatang dan dampaknya bagi Moskow.

Sebelumnya pada Agustus 2023, Putin sempat mengatakan akan lebih suka Joe Biden terpilih kembali. Namun pernyataan ini dianggap skeptis oleh banyak pihak. Pasalnya, Putin dinilai lebih dekat dengan Trump.

Trump pernah memuji kepemimpinan Putin dalam beberapa kesempatan. Sementara, Putin pernah menyebut Trump sebagai orang yang sangat berbakat.

3. Putin dapat manfaatkan hukuman Trump untuk rusak citra AS

Donald Trump. (truthsocial.com/@realDonaldTrump)

Fiona Hill, mantan penasihat Gedung Putih urusan Rusia, memperingatkan bahwa Putin sangat mungkin melihat hukuman terhadap Trump sebagai peluang untuk melemahkan AS.

"Kejahatan macam apa yang perlu dia (Putin) lakukan ketika orang-orang di dalam sistem Amerika sendiri yang merendahkan dan meruntuhkannya?" kata Hill.

Menurut Hill, Putin mungkin merasa senang dengan serangan Trump terhadap sistem peradilan AS. Selama hampir satu dekade, nama Trump dan Putin kerap dikaitkan terkait dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS.

Pada pilpres 2016, Moskow dituding mendukung kampanye Trump dan merugikan lawannya, Hillary Clinton. Sebuah penyelidikan pada 2019 menemukan upaya Trump menghalangi investigasi soal hal ini, meski belum ada bukti pasti adanya persekongkolan antara Rusia dan kubu Trump.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us