Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ribuan Warga Palestina Kembali ke Gaza Utara

Gedung-gedung yang hancur akibat serangan Pendudukan Israel terhadap rumah-rumah warga sipil Palestina di Gaza di utara Kamp Jabalia, utara wilayah Al-Sikka, Rabu (11/11/2023). (dok. Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP))

Jakarta, IDN Times - Ribuan warga Palestina kembali ke utara Gaza usai beberapa pasukan Israel mundur dari wilayah tersebut. Mereka menegaskan tak mau meninggalkan Gaza utara meski kekurangan makanan dan air bersih.

"Banyak pembantaian telah dilakukan di sini. Pertahanan masyarakat di sini akan selalu lebih kuat daripada tentara pendudukan," kata seorang warga Palestina kepada Al Jazeera, Selasa (2/1/2024).

1. Militer Israel kurangi pasukan di Gaza utara

Ilustrasi Agresi Militer (dok.idf.il/The Israel Defense Forces)

Pasukan Pertahanan Israel atau IDF telah menarik sejumlah pasukan dari Gaza utara, sebagai persiapan untuk beralih ke wilayah selanjutnya.

Salah satu wilayah yang mereka fokuskan adalah perbatasan antara Lebanon dan Israel, arena perang dengan Hizbullah.

2. Jumlah korban tewas mencapai 22 ribu

Gedung-gedung yang hancur akibat serangan Pendudukan Israel terhadap rumah-rumah warga sipil Palestina di Gaza di utara Kamp Jabalia, utara wilayah Al-Sikka, Rabu (11/11/2023). (Dok. Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP))

Sementara itu, hampir tiga bulan digempur Israel, setidaknya 22 ribu orang tewas di Jalur Gaza dan korban terluka mencapai 56 ribu orang.

Serangan Israel juga menewaskan 326 tenaga medis dan membuat 30 rumah sakit di Jalur Gaza berhenti beroperasi.

3. Israel ingin kontrol perbatasan Gaza-Mesir

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri). (twitter.com/netanyahu)

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berniat mengontrol penuh perbatasan Jalur Gaza dan Mesir serta menjadikan wilayah tersebut zona demiliterisasi.

"Koridor Philadelphia, atau titik penutupan selatan Gaza, harus berada di tangan kami. Itu harus ditutup. Jelas, pengaturan lain apapun tidak akan menjamin demiliterisasi yang kami inginkan,” kata Netanyahu.

Namun, Netanyahu tidak menjelaskan lebih lanjut terkait niat Israel tersebut. Jika terealisasi, langkah tersebut akan menandai pembalikan de facto penarikan Israel dari Gaza pada 2005.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us