Cium Perempuan, Jubir Duterte Sebut Tak Ada Masalah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seoul, IDN Times - Juru bicara kepresidenan Filipina, Harry Roque, mengatakan bahwa bosnya tidak melakukan kesalahan apapun ketika mencium seorang perempuan pada 4 Juni kemarin. Seperti sudah ramai diberitakan, Presiden Filipina Rodrigo Duterte mencium perempuan di depan umum saat berkunjung ke Seoul, Korea Selatan.
1. Roque menilai tidak ada yang "tak bermoral" dari tindakan Duterte
Duterte menerima kecaman karena mendaratkan ciuman di bibir salah satu perempuan di hadapan banyak orang. Namun, seperti dilansir dari ABS-CBN, Roque menilai tidak ada yang keliru dari tindakan Duterte.
"Aku tak merasa ada yang tak bermoral. Lagipula, Presiden sendiri sudah menegaskan bahwa ia jomblo," ujar Roque saat bertemu awak media di Seoul. Ia menambahkan bahwa perempuan tersebut, Bea Kim, tidak keberatan dicium oleh Duterte.
2. Menurutnya, hanya perempuan itu yang berhak protes
Editor’s picks
Roque menyebut orang lain tidak seharusnya berkomentar negatif tentang apa yang dilakukan Duterte tersebut. Sebab menurutnya yang berhak memprotes Duterte adalah perempuan itu. "Perempuan itu mengajukan diri dan ia berkata sangat bangga terhadap kejadian itu. Jika ia tak mengeluh, aku tak merasa orang lain pantas [memprotes]."
Lebih lanjut, Roque menyebut apa yang dilakukan Duterte sudah sesuai dengan aturan. "Presiden, tentu saja, punya kebijakan tentang apa yang harus dilakukannya sebab ia melakukan dengan caranya sendiri. Jika ada yang tersinggung, ya biarkan saja."
3. Meski perempuan itu tak mempersoalkan, Duterte dinilai tak sopan
Sejumlah orang yang memprotes tindakan Duterte menilai bahwa bukan persetujuan dengan perempuan itu yang jadi masalah. Seorang bekas pengacara terkenal Filipina, Florin Hilbay, menuding Duterte "menyalahgunakan kekuasaan".
Sementara warganet lainnya menilai sebagai seorang Presiden, Duterte dianggap tak memahami relasi kekuasaan. "Banyak perempuan akan 'setuju' untuk merendahkan diri mereka di hadapan suami karena keyakinan agama. Ada persetujuan, tapi juga ada ketidakadilan."