Rusia Setuju Tarik Pasukan di Perbatasan Armenia-Iran

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengadakan pertemuan di Moskow pada Selasa (8/10/2024). Keduanya sepakat menarik pasukan penjaga perbatasan Rusia di perbatasan Armenia-Iran mulai 1 Januari 2025.
Pada Agustus lalu, Rusia sudah menarik pasukan penjaga perbatasan di Bandara Internasional Zvartnots, Yerevan. Pada Mei, Moskow juga sudah menarik tentara penjaga perdamaian di perbatasan Armenia-Azerbaijan yang diterjunkan sejak Desember 2020.
1. Perbatasan Armenia-Iran akan dijaga pasukan Armenia

Juru bicara PM Armenia, Nazeli Baghadasaryan, mengatakan kesepakatan antara Pashinyan dan Putin ini untuk meningkatkan kemandirian negaranya.
"Menyusul kesepakatan soal penarikan pasukan penjaga perbatasan Rusia ini, pintu perbatasan Armenia-Iran akan dijaga seluruhnya oleh Badan Keamanan Nasional Armenia," terang Baghadasaryan, dikutip RFE/RL.
Ia menambahkan, Pashinyan dan Putin sudah menyetujui kerja sama keamanan kedua negara dalam melindungi perbatasan Armenia dengan Iran dan Turki.
"Badan Keamanan Nasional akan berpartisipasi dalam perlindungan perbatasan Armenia dengan Iran dan Turki bersama-sama dengan rekan kami Rusia pada tahun depan," tambahnya tanpa memberikan keterangan secara detail.
2. Rusia klaim UE berniat menambah personel misi sipil di Armenia

Pada Senin (7/10/2024), Penasehat Kepresidenan Rusia, Yury Ushakov, mengklaim Uni Eropa (UE) berencana menambah personel Misi UE di Armenia (EUMA) di perbatasan Armenia-Azerbaijan.
"Sayangnya, misi ini terus bertumbuh. Pada Juni, personelnya hanya terdiri dari 138 orang, sekarang jumlah naik menjadi 120 orang. Diperkirakan jumlahnya akan naik menjadi 600 orang. Kami dapat menggambarkan apa yang mereka lakukan di sana," tuturnya.
Kepala Badan Keamanan Federal Rusia (FSB), Alexander Bortnikov, mengatakan EUMA telah bertugas sebagai agen intelijen untuk mengawasi gerak-gerik Rusia dan rekannya di kawasan Kaukasus Selatan.
Moskow berulang kali menolak kehadiran misi tersebut dan menganggapnya sebagai bagian dari upaya Amerika Serikat (AS) dan UE untuk memudarkan pengaruh dan keberadaan Rusia dari Kaukasus Selatan.
3. Rusia sebut tidak pernah ikut campur urusan Armenia-Azerbaijan

Juru bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa Rusia tidak pernah ikut campur dalam urusan Armenia dan Azerbaijan. Ia juga mengatakan Rusia akan terlibat dalam dialog dengan keduanya.
"Kedua negara melanjutkan dialog searah atau di dalam kerangka Commonwealth of Independent States (CIS). Namun, mengenai hubungan bilateral kedua negara bukanlah menjadi kekhawatiran kami. Ini adalah hak kedaulatan prerogatif mereka," ungkapnya, dilansir Armen Press.
Sekretaris Jenderal CIS, Sergey Lebedev, mengungkapkan harapannya agar Armenia dan Azerbaijan sepakat untuk menyudahi konflik sesegera mungkin.
"Saya menyambut baik bahwa pemimpin Armenia dan Azerbaijan optimis dalam kesiapannya untuk menyelesaikan konflik. Tentu saja tidak ada tanggal spesifik soal ini. Anda paham bahwa ini adalah masalah yang kompleks, tapi semua berharap ini segera terselesaikan," kata dia.