Saat Kecaman ke Perang Rusia di Ukraina Muncul di Forum Ekonomi APEC

Jakarta, IDN Times - Thailand menjadi tuan rumah untuk organisasi kerja sama ekonomi Asia Pasifik (APEC) pada 2022 kali ini. Para pemimpin negara anggota yang hadir dalam acara tersebut, mengecam perang dan menyerukan diakhirinya invasi Rusia ke Ukraina.
Pernyataan puncak dikeluarkan pada Sabtu (19/11/2022), ketika forum tersebut diakhiri di Bangkok. Di dalam pernyataan bersama, disebutkan beberapa hal penting yang perlu diperhatikan yakni penderitaan manusia yang disebabkan perang, gangguan ekonomi global dan kenaikan inflasi, kerawanan pangan dan energi serta gangguan rantai pasokan.
1. Forum ekonomi bukan untuk menyelesaikan perang

Sebagian besar para pemimpin Asia Pasifik yang hadir dalam konferensi tingkat tinggi APEC di Bangkok disebut mengutuk keras perang Rusia di Ukraina. China termasuk anggota APEC yang secara umum menahan diri untuk tidak mengkritik Moskow.
Melansir France24, deklarasi puncak dikeluarkan oleh para pemimpin APEC yang mengakui ada perbedaan pandangan tentang perang. Sebagian besar pemimpin mengatakan forum APEC adalah untuk mempromosikan perdagangan dan hubungan ekonomi, bukan untuk menyelesaikan konflik.
Meski begitu, perang dan masalah keamanan lain disebut memiliki dampak konsekuensi yang sigifikan bagi ekonomi global. Rusia yang saat ini sedang menjadi sorotan karena menyerang Ukraina, termasuk anggota dari APEC. Total yang tergabung dalam organisasi ini ada 21 negara, termasuk juga China yang secara umum menahan kritik terhadap Moskow.
2. Forum APEC nampak tidak sepakat dengan perang yang terjadi
Meski disebutkan bahwa forum ekonomi seperti APEC bukan tempat yang cocok untuk menyelesaikan konflik dan peperangan, namun para pemimpin negara yang tergabung dalam organisasi itu juga mengakui perang memiliki dampak global.
Pernyataan puncak yang dikeluarkan pada Sabtu, melansir Al Jazeera, menekankan tentang penderitaan manusia yang disebabkan oleh perang dan konsekuensi signifikan bagi ekonomi global yang meresahkan.
Ini termasuk kenaikan inflasi, ancaman kerawanan pangan dan energi serta gangguan rantai pasokan produk yang penting dalam perdagangan.
Konferensi APEC yang dilakukan usai G20 di Bali, para pejabatnya tampak memiliki kesepakatan untuk tidak setuju dengan perang Rusia. Baik di Bali atau di Bangkok, negara-negara yang menolak mengkritik Rusia, menahan diri untuk tidak mengeluarkan pernyataan kerasnya kepada Moskow.
3. PM Thailand desak rencana dirubah menjadi tindakan

Pertemuan APEC di Thailand terkesan teralihkan oleh masalah lain yang mendesak. Namun misi jangka panjang APEC ingin mempromosikan hubungan ekonomi yang lebih dekat dan lebih kuat.
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan Ocha, pada Sabtu mendesak para pemimpin untuk mendorong agenda perdagangan bebas di kawasan Pasifik. Dia mengatakan bahwa APEC harus memberikan prioritas untuk mengubah rencana itu jadi tindakan, kutip Associated Press.
Malasah keamanan tidak ada dalam agenda formal APEC. Namun Prayuth mengatakan peluncuran rudal Korea Utara telah dibahas dan semua orang berbagi keprihatinan tentang masalah tersebut.
Dalam deklarasi para pemimpin APEC yang dirilis Sabtu, mereka juga menyerukan untuk mempromosikan energi bersih, sistem pangan yang aman dan ramah lingkungan, serta penanganan penangkapan ikan ilegal, penebangan liar, limbah laut dan upaya mempermudah akses untuk kesehatan masyarakat.