Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Saksi Mata: Ada Percikan Api-Suara Ledakan Sebelum Jeju Air Menabrak

Ilustrasi pesawat Jeju Air. (Instagram.com/jejuair_official)
Intinya sih...
  • Kecelakaan pesawat Jeju Air Boeing 737-800 menewaskan 179 orang.
  • Pesawat gagal melakukan pendaratan darurat setelah roda diduga rusak, menyebabkan ledakan keras dan percikan api.

Jakarta, IDN Times - Sejumlah saksi mata di sekitar lokasi kecelakaan pesawat Jeju Air Boeing 737-800 dengan nomor penerbangan 7C 2216 mengaku melihat percikan api sebelum pesawat menabrak.

Yoo Jae-yong (41), salah satu saksi yang tinggal di rumah sewaan di dekat Bandara Internasional Muan mengaku melihat percikan di sayap kanan pesawat sebelum pesawat menabrak bagian luar bandara. Dia juga mengaku mendengar ledakan keras sebelum tabrakan itu.

"Saya memberi tahu keluarga saya bahwa ada masalah dengan pesawat ketika saya mendengar ledakan keras," kata Yoo dilansir Yonhap, Minggu (29/12/2024).

1. Ada asap di udara

Pesawat Jeju Air mengalami kecelakaan fatal karena gagal melakukan pendaratan darurat. Pendaratan darurat itu dilakukan setelah pesawat gagal mendarat normal karena roda pesawat diduga rusak.

Saksi lain dari kecelakaan itu, Cho mengaku sedang berjalan 4,5 kilometer (km) dari bandara ketika kecelakaan itu terjadi.

"Saya melihat pesawat turun dan berpikir itu akan mendarat ketika saya melihat kilatan cahaya," kata Cho.

Dia juga mendengar ledakan keras sebelum pesawat menabrak bandara yang diikuti asap di udara.

“Dan kemudian saya mendengar serangkaian ledakan,” ucap Cho.

Saksi lain, Kim Yong-Cheol (70), mengatakan, pesawat itu gagal mendarat saat upaya pertama dan telah berputar kembali untuk pendaratan darurat sebelum kecelakaan.

Kim ingat, dia mendengar suara gesekan logam sebanyak dua kali sekitar lima menit sebelum kecelakaan.

2. Hanya dua penumpang yang selamat

Pesawat Jeju Air itu terbang dari Bangkok, Thailand menuju Bandara Internasional Muan. Ada 181 orang di dalam pesawat yang 175 orang di antaranya merupakan penumpang dan 6 lainnya adalah kru pesawat. Kemudian, 173 orang merupakan warga negara Korea Selatan, dan 2 lainnya merupakan warga negara Thailand.

Otoritas Korsel mengonfirmasi, sebanyak 122 orang tewas dari tabrakan maut tersebut. Kemudian, 57 orang lainnya diduga tewas dalam kondisi yang belum bisa dipastikan karena belum ditemukan.

Hanya ada 2 perempuan yang selamat dari kecelakaan itu, yakni 1 penumpang dan 1 awak kabin. Penumpang yang selamat telah dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Mokpo.

3. Muan dinyatakan sebagai zona bencana khusus

Pejabat Presiden Korsel, Choi Sang-mok, menginstruksikan para pejabat untuk melakukan upaya maksimal dalam operasi pencarian. Dia juga menetapkan Muan sebagai zona bencana khusus.

Kantor Kepresidenan juga mengadakan pertemuan darurat dengan para pejabat senior untuk membahas tanggapan pemerintah terhadap kecelakaan pesawat tersebut.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vadhia Lidyana
EditorVadhia Lidyana
Follow Us