Sekjen Liga Arab Desak Gencatan Senjata Kolektif di Timur Tengah

- Sekjen Liga Arab desak gencatan senjata di Gaza dan Lebanon, menunggu peran AS.
- Putra Mahkota Arab Saudi kutuk genosida Israel di Gaza, menolak operasi Israel di Lebanon.
- KTT Liga Arab-OKI bahas upaya penghentian agresi dan dukungan kepada Palestina dan Lebanon.
Jakarta, IDN Times – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Liga Arab, Aboul Gheit, mengomentari terkait situasi konflik Israel-Palestina dan Lebanon saat ini. Dalam perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi Liga Arab-OKI, ia mendesak para pihak untuk menyepakati gencatan senjata secara kolektif sesegera mungkin.
"Yang dibutuhkan adalah gencatan senjata segera di Gaza dan Lebanon," kata Gheit pada Senin (11/11/2024), dilansir Al Arabiya.
Ia juga mengatakan bahwa upaya gencatan senjata tak akan lepas dari peran Amerika Serikat (AS), terutama presiden yang baru terpilih, Donald Trump.
”Mungkin presiden AS yang baru terpilih, yang berjanji untuk mengakhiri perang, dapat memenuhi janji ini," katanya, merujuk pada kemenangan Trump dalam pemilihan presiden AS minggu lalu.
1. Putra Mahkota Saudi mengutuk tindakan Israel di Gaza

Dalam KTT tersebut, Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bin Salman (MBS), mengecam tindakan genosida kolektif oleh Israel di Gaza dan karena memicu ketidakstabilan di kawasan. Ia mengatakan bahwa kerajaan mendukung rakyat Palestina dan Lebanon di tengah operasi Israel yang sedang berlangsung di kedua negara tersebut.
"Kerajaan memperbarui kecaman dan penolakan tegasnya terhadap genosida kolektif yang dilakukan Israel terhadap Palestina," kata MBS dalam KTT itu.
Ia menambahkan, agresi Israel yang terus berlanjut merusak upaya perdamaian di kawasan tersebut. Mengenai Lebanon, Putra Mahkota mengatakan bahwa Kerajaan menolak operasi Israel yang sedang berlangsung.
"Kami mengutuk operasi militer Israel yang menargetkan wilayah Lebanon, dan kami menolak ancaman terhadap keamanan dan stabilitas Lebanon," kata MBS.
2. Konferensi diadakan sejak Minggu dengan beberapa prioritas

Para pemimpin mulai tiba di Riyadh pada Minggu dalam persiapan untuk pertemuan puncak yang diadakan satu tahun setelah pertemuan serupa di Riyadh antara Liga Arab yang berpusat di Kairo dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang berpusat di Jeddah.
“Meningkatnya kekerasan di wilayah Palestina dan Lebanon, termasuk agresi brutal Israel, telah memaksa para pemimpin Arab dan Islam untuk mengambil tindakan segera,” kata Kantor Berita Resmi Saudi.
Kantor berita tersebut juga mengatakan bahwa prioritas utama KTT kali ini mencakup upaya penghentian agresi, perlindungan warga sipil, pemberian dukungan kepada rakyat Palestina dan Lebanon.
Konferensi tersebut juga untuk membahas penyatuan posisi, dan pemberian tekanan pada masyarakat internasional untuk mengambil langkah tegas untuk mengakhiri serangan yang sedang berlangsung dan membangun perdamaian dan stabilitas abadi di kawasan tersebut.
3. Konferensi dilakukan di tengah eskalasi konflik

Konferensi pada Senin dilakukan di tengah eskalasi konflik di Timur Tengah saat ini. Di Gaza, pada Senin pagi, Israel mengerahkan tank ke wilayah pengungsi Nuseirat. Serangan darat dan udara kemudian menewaskan 20 orang.
"Sebagian orang tidak dapat pergi dan tetap terjebak di dalam rumah mereka, memohon agar diizinkan keluar, sementara yang lain bergegas keluar dengan apa pun yang dapat mereka bawa saat melarikan diri," kata Mohammad, salah satu warga Nuseirat, dilansir Reuters.
Adapun di Lebanon, serangan Israel juga masih terus dilancarkan. Israel memulai invasi darat ke Lebanon selatan pada akhir September lalu. Serangan udara juga masih gencara dilakukan belakangan ini.
Israel juga kini menanti serangan balasan Iran. Israel melancarkan serangan yang menargetkan fasilitas militer Iran pada akhir Oktober lalu. Iran telah berjanji untuk membalas serangan tersebut.