Semakin Tegang, AS Serukan Warganya untuk Tinggalkan Ukraina Segera!

Jakarta, IDN Times – Amerika Serikat (AS) memerintahkan staf Kedutaan Besar AS di Ukraina beserta keluarganya untuk meninggalkan negara itu. AS khawatir Ukraina akan menjadi medan konflik karena Rusia telah mengumpulkan pasukannya di perbatasan.
Departemen Luar Negeri AS menyampaikan, staf kedutaan non-esensial dapat meninggalkan Ukraina dengan biaya pemerintah. Seruan yang sama juga berlaku bagi warga Amerika yang tinggal di Ukraina, dikutip dari Al Jazeera.
“Tindakan militer Rusia dapat terjadi kapan saja dan pemerintah AS tidak akan berada dalam posisi untuk mengevakuasi warga Amerika dalam keadaan darurat seperti itu, sehingga warga AS yang saat ini hadir di Ukraina harus merencanakan (evakuasi) dengan tepat,” demikian keterangan dari Kedutaan Besar AS di Kyiv.
1. Sanksi paling berat akan menjadi 'senjata' terakhir AS

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, pada Minggu (23/1/2022) menolak seruan untuk segera menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Rusia. Menurut Blinken, sanksi ekonomi merupakan cara terakhir untuk mencegah agresi terjadi di kawasan Eropa Timur itu.
“Tujuan sanksi adalah mencegah agresi Rusia. Oleh sebab itu, jika diberikan sekarang, Anda kehilangan efek jera,” kata Blinken kepada CNN.
Kendati begitu, Blinken memastikan bahwa AS dan sekutunya akan membalas dengan respons yang signifikan untuk setiap pasukan Rusia yang diarahkan mendekati Ukraina.
2. Presiden Ukraina minta sanksi kepada Rusia segera dijatuhkan

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, berharap negara-negara Barat segera memberikan sanksi kepada Rusia. Seruan itu juga didukung oleh sejumlah anggota dewan.
“Kita harus bertindak sekarang. Ketika harus melawan Rusia, kita perlu menunjukkan kekuatan dan tidak berada dalam posisi untuk meredakan,” kata Senator Republik, Joni Ernst.
Senator Demokrat Chris Coons, sekutu Presiden AS Joe Biden, berpendapat bahwa sanksi terkuat harus disimpan sebagai senjata cadangan. Tapi, menurut dia sangat mungkin AS membuat undang-undang yang bisa memberikan beberapa sanksi kepada Moskow.
“Sanksi yang paling kuat, seperti sanksi yang kami gunakan untuk membawa Iran ke meja perundingan, adalah sesuatu yang harus kami pertahankan sebagai pencegah,” katanya.
3. Negara Baltik dan AS siap membantu Ukraina

Akhir pekan lalu, bantuan keamanan dari AS senilai 200 juta dolar AS atau sekitar Rp2,8 triliun telah tiba di Ukraina.
“AS akan terus memberikan bantuan semacam itu untuk mendukung angkatan bersenjata Ukraina, dalam upaya berkelanjutan mereka demi mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina melawan agresi Rusia,” kata kedutaan AS melalui laman Facebook, Sabtu (22/1/2022).
Selain AS, sejumlah negara Baltik telah menyampaikan minatnya untuk mengirim alutsista ke Kyiv.
Adapun bantuan yang dimaksud adalah Estonia akan mengirimkan senjata anti-tank Javelin, Latvia dan Lithuania akan mengirimkan rudal anti-pesawat dan perangkat militer lainnya.