36 Orang Tewas saat Protes Anti-Pasukan PBB di Kongo
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Republik Demokratik Kongo menyebut 36 orang tewas selama pecahnya protes anti-PBB. Korban tewas di antaranya adalah empat penjaga perdamaian PBB.
Protes ini menuntut para pasukan penjaga perdamaian PBB yang dikenal sebagai MONUCSO, untuk angkat kaki dari negara tersebut. Kemarahan warga dipicu karena MONUSCO dianggap gagal menghentikan konflik bersenjata yang terus melanda Kongo.
Baca Juga: Pasukan Perdamaian PBB di RD Kongo Tembak Mati 2 Orang
1. Meningkatnya korban tewas
Jumlah orang tewas sebelumnya disebut hanya 19 orang, namun kini meningkat menjadi 36 orang. Selain itu, ada 170 orang juga dilaporkan terluka.
“Korban terbaru menandai adanya peningkatan dan eskalasi protes,” kata juru bicara pemerintah Kongo, Patrick Muyaya, dikutip dari BBC, Rabu (3/82022).
Pada Minggu (31/7/2022), tiga orang juga tewas setelah pasukan penjaga perdamaian PBB melepaskan tembakan selama insiden di Kongo timur dan perbatasan Uganda.
Baca Juga: Berkat Angola, Kongo dan Rwanda Akhirnya Sepakat Berdamai
2. Sekjen PBB marah karena insiden ini
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres murka akibat insiden mematikan tersebut dan menuntut pertanggungjawaban.
Presiden RD Kongo, Felix Tshisekedi menegaskan kepada Guterres bahwa ia menyesalkan perilaku penjaga perdamaian PBB di pos perbatasan dan mendesak agar pelakunya dihukum berat.
3. Pelaku penembakan dari MONUSCO telah ditangkap
Perwakilan Khusus Sekjen PBB di DR Kongo, Bintou Keita, mengatakan penyelidikan telah dimulai dan terduga pelaku telah ditangkap.
“Menghadapi perilaku yang mengejutkan dan tidak bertanggung jawab ini, para pelaku penembakan diidentifikasi dan ditangkap sambil menunggu kesimpulan dari penyelidikan, yang telah dimulai bekerja sama dengan pihak berwenang Kongo,” kata Bintou.
Dia menambahkan bahwa komunikasi telah dilakukan dengan negara asal tentara sehingga proses hukum dapat segera dimulai. Bintou sendiri tidak menyebutkan nama negara terduga pelaku berasal.
Baca Juga: PBB Sebut Tahun Ini Populasi Bumi mencapai 8 Miliar Orang