Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Swedia-Denmark Tuduh Rusia Sabotase Pipa Gas, Moskow: Dasar Boneka AS

Ilustrasi pipa gas (unsplash.com/Quinten de Graaf)
Ilustrasi pipa gas (unsplash.com/Quinten de Graaf)

Tangerang Selatan, IDN Times - Kementerian Luar Negeri Rusia, pada Kamis (29/9/2022), mengatakan bahwa kebocoran pipa gas Nord Stream di lepas pantai Denmark dan Swedia itu terjadi di wilayah yang sepenuhnya di bawah kendali intelijen Amerika Serikat (AS). 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Maria Zakharova, mengatakan bahwa AS memiliki kontrol penuh terhadap perairan di sekitar Denmark dan Swedia, seperti pemantauan terhadap jalur pipa Nord Stream 1 dan 2 yang melintas di dasar laut baltik.

"Itu terjadi di zona perdagangan dan ekonomi Denmark dan Swedia. Ada negara-negara NATO-sentris," kata Zakharova dalam wawancara dengan siaran daring Soloviev Live.

1. AS dituduh mengontrol wilayah Denmark dan Swedia

Melansir Reuters, Denmark merupakan anggota NATO, sementara Swedia masih tertunda untuk bergabung ke aliansi militer itu.

"Mereka adalah negara-negara yang sepenuhnya dikendalikan oleh badan intelijen AS," ujar Zakharova.

Meski begitu, Zakharova tidak membeberkan bukti terkait kontrol AS terhadap Swedia dan Denmark. Rusia sering menentang pengaruh Washington dan dukungan militer untuk Eropa.

Patroli pantai Swedia mengatakan, mereka memiliki kapal di lokasi kebocoran di lepas pantai wilayahnya. kebocoran yang terdeteksi hingga empat kali itu berada di perairan Internasional, dua di dekat Swedia dan dua di dekat Denmark.

Pipa Nord Stream berfungsi untuk mengalirkan gas dari Rusia ke Jerman melalui laut Baltik. Pipa itu diketahui tidak beroperasi, tetapi keduanya diisi dengan gas. 

2. Denmark dan Swedia yakin kebocoran pipa adalah tindakan yang disengaja

Melansir AP, pemerintah Denmark dan Swedia meyakini bahwa kebocoran di wilayah mereka adalah sebuah tindakan yang disengaja.

Sebelum kebocoran dilaporkan, terjadi sebuah ledakan pertama yang dicatat oleh seismolog pada Senin di tenggara pulau Bornholm, Denmark. Disusul dengan ledakan kedua yang setara dengan gempa berkekuatan 2,3 di timur laut. Ledakan itu juga dicatat oleh stasiun seismik Norwegia dan Finlandia.

Pihak Eropa dan pakar energi mengatakan, Rusia akan disalahkan atas tuduhan sabotase. Kebocoran itu juga menguntungkan Moskow, karena harga energi yang lebih tinggi dan munculnya kekhawatiran ekonomi di seluruh Eropa.

Meski kecurigaan itu muncul, beberapa pihak masih saling memperingatkan agar tidak menuding sampai tahap penyelidikan.

3. Dibutuhkan alat peledak besar untuk merusak pipa di bawah laut

Sebelum kebocoran keempat dilaporkan, Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson mengatakan, dibutuhkan alat peledak yang besar untuk menyebabkan kerusakan seperti itu.

Kepala Badan Energi Internasional (IEA), Fatih Birol, mengatakan bahwa sangat jelas siapa yang berada di balik dugaan sabotase kebocoran pipa Nord Stream.

"Belum diketahui siapa yang membuatnya, siapa yang berada di balik sabotase ini, masih ada diskusi kurang lebih tapi, sangat jelas, siapa yang berada di balik masalah ini," ujar Birol pada konferensi tentang energi terbarukan di Paris.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us