Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Taliban Serang Pos Militer Pakistan, 19 Orang Tewas

Bendera Pakistan (pexels.com/Talha Riaz)

Jakarta, IDN Times – Taliban melancarkan serangan terhadap pos militer Pakistan di sepanjang garis Durand Line pada Jumat (27/12/2024). Serangan ini menggunakan artileri berat dan senjata otomatis sebagai balasan atas serangan udara Pakistan sebelumnya.

Akibatnya, 19 tentara Pakistan tewas, dan dua pos militer berhasil direbut Taliban di perbatasan Khost dan Paktia, Afghanistan.

Sebagai respons, Pakistan menembakkan mortir ke wilayah sipil Afghanistan, menewaskan tiga warga sipil. Konflik di perbatasan ini memicu ketegangan serius antara kedua negara, terutama terkait klaim perbatasan yang terus menjadi sumber perselisihan.

1. Taliban lancarkan serangan berat di perbatasan

Dilansir TOLO News, Taliban melancarkan serangan dari Distrik Dand-e-Patan, Paktia, menuju garis Durand Line. Serangan ini menggunakan senjata berat, menghancurkan beberapa pos militer Pakistan, dan merebut dua di antaranya. Video yang menunjukkan kerusakan akibat serangan ini telah beredar luas di media sosial.

Kementerian Pertahanan Taliban melaporkan bahwa 19 tentara Pakistan tewas, sementara lainnya terluka atau melarikan diri dari lokasi serangan. Konflik ini memperburuk hubungan antara Islamabad dan Kabul, yang sebelumnya sudah tegang akibat klaim Taliban atas wilayah perbatasan seperti Peshawar.

Sebagai balasan, Pakistan menyerang wilayah sipil menggunakan tembakan mortir. Serangan tersebut menewaskan tiga warga sipil Afghanistan. Ketegangan ini terus meningkat seiring dengan konflik yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

2. Pakistan tuduh Taliban lindungi teroris

Pada hari yang sama, juru bicara militer Pakistan, Ahmed Sharif Chaudhry, menuduh Taliban gagal menindak kelompok militan seperti Tehrik-i-Taliban Pakistan (TTP). Chaudhry mengatakan bahwa kelompok-kelompok teroris menggunakan wilayah Afghanistan untuk melancarkan serangan ke Pakistan.

“Militer Pakistan mengutuk penggunaan wilayah Afghanistan oleh kelompok teroris dan pendukungnya,” kata Chaudhry, dikutip Amu TV.

Ia juga menyatakan bahwa tempat persembunyian teroris di Afghanistan telah memicu serangkaian serangan lintas perbatasan. Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, menegaskan bahwa pendekatan ganda Taliban terhadap TTP melewati batas merah Pakistan.

“Islamabad tidak akan tinggal diam,” ujar Sharif.

3. Serangan udara Pakistan picu konflik

Sebelumnya, militer Pakistan melancarkan serangan udara ke provinsi Paktika, Afghanistan. Serangan itu menargetkan lokasi yang diklaim sebagai tempat persembunyian TTP. Namun, Taliban menyebut serangan tersebut menghantam distrik pengungsian warga dari Waziristan, Pakistan, dilansir dari UNAMA. 

UNICEF mencatat sedikitnya 20 anak tewas dalam serangan udara tersebut. UNAMA menyerukan penyelidikan independen dan meminta pertanggungjawaban pihak yang terlibat.

Hubungan Pakistan dan Taliban terus memburuk sejak Taliban mengambil alih Afghanistan pada 2021. Taliban menolak legitimasi garis Durand Line sebagai perbatasan resmi dan mengklaim wilayah Peshawar sebagai bagian dari Afghanistan. Hal ini memperparah situasi yang sudah tegang.

Ketegangan di perbatasan Pakistan-Afghanistan menyerupai zona perang dengan korban jiwa di kedua belah pihak. Kelompok TTP bertanggung jawab atas kematian hampir 400 tentara Pakistan sepanjang 2024. Konflik ini juga memaksa ribuan warga sipil meninggalkan rumah mereka di wilayah perbatasan.

Pemerintah Pakistan menutup perbatasan di Distrik Kurram selama 80 hari terakhir akibat konflik sektarian antara Sunni dan Syiah. Penutupan ini semakin memperburuk kondisi warga setempat.

Ketegangan yang terus meningkat menimbulkan ancaman serius bagi stabilitas kawasan. Konflik ini bukan hanya memengaruhi hubungan diplomatik kedua negara, tetapi juga memperburuk kondisi keamanan bagi warga sipil di wilayah perbatasan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bagus Samudro
EditorBagus Samudro
Follow Us