Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tarif Trump Bikin Marah Pekerja Sedunia saat Hari Buruh Internasional

Massa aksi Hari Buruh Internasional (May Day) 2025 di depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (1/5/2025). (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Jakarta, IDN Times - Hari Buruh tak hanya diperingati di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Para buruh turun ke jalan menuntut hak-hak pekerja mereka.

Dari Prancis hingga Filipina, para buruh menyuarakan ketakutan mereka akan perang dagang, tarif resiprokal Amerika Serikat (AS), dan sebagainya. Di Prancis, para pemimpin serikat pekerja mengecam ‘Trumpisasi’ politik dunia.

Sementara di Italia, para pengunjuk rasa May Day mengarak boneka Presiden Amerika Serikat Donald Trump di jalan-jalan Turin.

1. Buruh seluruh dunia marah dengan tarif Trump

Di seluruh benua, ratusan ribu orang turun ke jalan untuk unjuk rasa pada hari Kamis yang memperingati Hari Buruh Internasional, banyak yang bersatu dalam kemarahan atas agenda Presiden Trump. Termasuk tarif agresif yang memicu kekhawatiran akan gejolak ekonomi global dan tindakan keras imigrasi.

Di Amerika Serikat sendiri, para penyelenggara membingkai protes tahun ini sebagai perlawanan terhadap apa yang mereka sebut sebagai serangan besar-besaran terhadap perlindungan tenaga kerja, inisiatif keberagaman, dan pegawai federal.

Di Jerman, para pemimpin serikat pekerja memperingatkan bahwa hari kerja yang diperpanjang dan meningkatnya sentimen anti-imigran akan merusak perlindungan tenaga kerja. Sementara di Bern, Swiss, ribuan orang berbaris di balik spanduk yang mengecam fasisme dan perang bagian dari reaksi yang lebih luas terhadap gelombang politik sayap kanan global.

Di Prancis, protes tersebut melibatkan kehadiran pemimpin sayap kiri Jean-Luc Melenchon dan juga mencerminkan kemarahan yang membara atas pengaruh militer dan perdagangan AS di Eropa, tema yang digaungkan dalam pidato-pidato yang mengecam peran Washington dalam ketidakstabilan global.

2. Ketakutan ekonomi yang dipicu Trump membayangi Asia

Sekelompok buruh membawa ogoh-ogoh yang menampilkan sosok Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump sedang duduk untuk mengkritik kebijakan AS. (IDN Times/Yosafat)

Dikutip dari Los Angeles Times, Jumat (2/5/2025), Presiden Taiwan William Lai Ching-te mengutip tarif baru AS di bawah Trump saat ia mempromosikan paket ekonomi menyeluruh yang bertujuan untuk menopang lapangan kerja dan industri. Di Filipina, pemimpin protes Mong Palatino memperingatkan bahwa perang tarif dan kebijakan Trump mengancam industri lokal dan mata pencaharian masyarakat.

Sedangkan di negara sekutu AS, Jepang, citra Trump membayangi sepanjang hari, saat sebuah truk dalam pawai Tokyo membawa boneka yang dibuat menyerupai dirinya. Para demonstran di sana menuntut upah yang lebih tinggi, kesetaraan gender, perawatan kesehatan, bantuan bencana, gencatan senjata di Gaza, dan diakhirinya invasi Rusia ke Ukraina.

“Agar anak-anak kita dapat hidup dengan harapan, hak-hak pekerja harus diakui,” kata Junko Kuramochi, anggota kelompok ibu-ibu di Tokyo. Tadashi Ito, seorang pekerja konstruksi serikat pekerja, mengatakan ia khawatir dengan naiknya biaya bahan baku impor.

“Semua orang berebut pekerjaan, sehingga kontrak cenderung jatuh ke pihak yang upahnya paling murah. Kami pikir perdamaian adalah yang utama dan kami berharap Trump akan memberantas konflik dan ketidaksetaraan,” kata dia.

3. Tarif Trump bisa menyebabkan PHK

Di bawah langit mendung di Taipei, Taiwan, sekitar 2.500 anggota serikat pekerja berbaris dari kantor kepresidenan, mewakili berbagai sektor mulai dari perikanan hingga telekomunikasi. Para pengunjuk rasa memperingatkan bahwa tarif Trump dapat menyebabkan hilangnya pekerjaan.

"Itulah sebabnya kami berharap pemerintah dapat mengusulkan rencana untuk melindungi hak-hak buruh," kata pemimpin serikat pekerja Carlos Wang. Sebuah serikat pekerja otomotif membawa mobil yang dihias dengan foto Trump.

Di Manila, ribuan pekerja Filipina berunjuk rasa di dekat istana presiden, tempat polisi memblokir akses dengan barikade. Para pengunjuk rasa menuntut kenaikan upah dan perlindungan yang lebih kuat untuk pekerjaan lokal dan usaha kecil.

Di Jakarta, Presiden Indonesia Prabowo Subianto berpidato di hadapan kerumunan yang bersorak-sorai di Taman Monumen Nasional.

“Pemerintah yang saya pimpin akan bekerja sekeras mungkin untuk memberantas kemiskinan di Indonesia,” kata dia.

Menurut Said Iqbal, Presiden Konfederasi Serikat Buruh Indonesia, sekitar 200 ribu pekerja diperkirakan akan ambil bagian dalam aksi unjuk rasa May Day di seluruh ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Tuntutan mereka termasuk kenaikan upah, penghentian outsourcing, dan perlindungan yang lebih kuat bagi buruh domestik dan migran.

Los Angeles diperkirakan akan menjadi tuan rumah salah satu acara May Day terbesar di dunia tahun ini, hanya beberapa hari setelah Trump melewati hari ke-100 masa jabatan keduanya. Penyelenggara mengatakan protes tersebut mencerminkan meningkatnya rasa frustrasi terhadap kebijakan yang mereka lihat lebih memihak taipan daripada pekerja dan perusahaan daripada masyarakat.

Sementara demonstrasi difokuskan pada hak-hak buruh, banyak juga yang menyasar upaya pemerintah untuk melemahkan serikat pekerja, mengurangi tenaga kerja federal, dan mengekang perlindungan bagi imigran. Di seluruh negeri, ratusan unjuk rasa direncanakan oleh serikat pekerja, kelompok mahasiswa, dan koalisi akar rumput, yang menggaungkan seruan yang lebih luas untuk memprioritaskan layanan publik daripada keuntungan pribadi dan keluarga pekerja daripada elite kaya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us