Telat Ditangani Medis, Tahanan Politik Belarus Tewas di dalam Penjara

Jakarta, IDN Times - Seorang tahanan politik di Belarus meninggal di penjara akibat terlambat mendapatkan penanganan medis. Kematian tersebut menyoroti kondisi memprihatinkan di penjara Belarus.
Pusat hak asasi manusia Viasna pada Senin (15/1/2024) mengatakan, Vadzim Khrasko meninggal akibat pneumonia di penjara di dekat kota timur laut Vitebsk. Otoritas penjara dituding terlambat membawanya ke rumah sakit dan mengabaikan permintaan tolongnya.
Khrasko sendiri meninggal pada 9 Januari, tetapi lembaga pemasyarakatan baru melaporkan kematiannya baru-baru ini.
Pakar teknologi informasi itu meninggal pada usia 50 tahun setelah menjalani hukuman tiga tahun penjara. Ia dikurung di balik jeruji besi akibat tuduhan memberikan sumbangan kepada kelompok oposisi yang dicap ekstremis oleh pemerintah.
1. Para tahanan alami serangkaian penindasan
Aktivis politik Leanid Sudalenka, yang pernah menjalani masa hukuman tiga tahun di penjara yang sama, mengungkapkan bahwa ia hampir meninggal ketika wabah COVID-19 melanda fasilitas tersebut.
Dia mengatakan, dirinya dan tahanan politik lainnya juga harus mengenakan tanda kuning di seragam mereka agar mudah dikenali oleh para penjaga, yang menurutnya sering menindas, menganiaya, dan mempermalukan mereka.
Sudalenka mengatakan metode penindasan di sana cukup beragam, mulai dari dikurung di fasilitas khusus, diputuskan dari akses informasi, hingga dilarang bertemu dengan pengacara ataupun mendapatkan perawatan medis.
Beberapa tahanan bahkan tidak selamat di dalam penjara, termasuk artis Ales Pushkin yang meninggal pada Juli 2023 dan Vitold Ashurak pada 2021, dilansir Associated Press.
2. Lebih dari 1.400 tahanan politik masih berada di penjara
Protes besar-besaran melanda Belarus setelah Presiden otoriter Alexander Lukashenko memenangkan pemilu pada Agustus 2020 yang memberinya masa jabatan keenam. Oposisi dan negara-negara Barat menilai pemungutan suara tersebut dilakukan dengan curang.
Ratusan ribu orang turun kejalan dalam protes yang berlangsung selama berbulan-bulan. Hal ini pun menuai reaksi keras dari pemerintah. Lebih dari 35 ribu orang ditangkap, ribuan orang dipukuli di tahanan polisi, dan ratusan media independen serta organisasi non-pemerintah ditutup dan dilarang.
Saat ini, lebih dari 1.400 tahanan politik masih berada di balik jeruji besi, termasuk pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2022 Ales Bialiatski.
3. Oposisi minta kematian Khrasko diselidiki
Pemimpin oposisi Belarus yang kini hidup di pengasingan, Sviatlana Tsikhanouskaya, menyerukan penyelidikan atas kematian Khrasko.
“Saya menerima berita tragis kematian tahanan politik Vadzim Khrasko karena perawatan medis yang tidak memadai. Kita harus bertindak sekarang untuk mencegah lebih banyak kematian," ujarnya.
Adapun Tsikhanouskaya terpaksa meninggalkan negara itu setelah dia menantang Lukashenko pada pemilu 2020.