Terancam China, Taiwan Minta Jerman Ikut Jaga Ketertiban Kawasan

Jakarta, IDN Times – Presiden Taiwan, Tsai Ing Wen, pada Selasa (10/1/2023) meminta Jerman untuk ikut menjaga ketertiban regional.
Seruan itu disampaikan Tsai kepada anggota parlemen Jerman yang mengunjungi Taiwan. Kunjungan itu dikecam oleh China.
1. Demokrasi harus ditegakkan

Berbicara di kantornya, Tsai menyerukan bahwa dalam menghadapi ekspansi otoriter China, negara Demokrasi harus berdiri bersama.
“Mulai tahun depan, wajib militer Taiwan akan diperpanjang menjadi satu tahun. Ini akan meningkatkan kemampuan pertahanan kami dan menunjukkan tekad kami untuk mempertahankan tanah air kami dan menjaga demokrasi,” kata Tsai, dilansir Reuters.
"Kami menantikan Taiwan, Jerman, dan mitra demokrasi lainnya bersama-sama menjaga ketertiban dan kemakmuran kawasan," tambahnya.
Dilansir US News, Taiwan kini mendapat bantuan dari negara-negara barat dalam menghadapai ancaman China. Termasuk latihan perang yang dilakukan oleh China di dekat pulau itu pada Agustus 2022.
2. Hubungan Jerman dan Taiwan cukup baik

Jerman, seperti kebanyakan negara lainnya, tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan.
Berlin sedang mengerjakan strategi baru, dengan lebih memperhatikan hubungannya terhadap China dan bertujuan untuk mengurangi ketergantungannya pada negara adidaya ekonomi Asia itu.
Kepala komite pertahanan parlementer Jerman dan anggota mitra koalisi junior Kanselir Olaf Scholz, Marie Agnes Strack Zimmermann, mengatakan kepada Tsai bahwa Taipei-Berlin adalah teman.
Invasi Rusia ke Ukraina merupakan peringatan bagi seluruh dunia, kata Strack Zimmermann.
"Itulah alasan mengapa kami datang ke negara Anda, ke pulau Anda yang indah, untuk mengatakan (kepada) dunia bahwa kami berdiri berdekatan sebagai negara demokratis," tambahnya.
3. China tidak terima kunjungan utusan Jerman

China telah menyatakan kemarahannya atas kunjungan pejabat Jerman itu. Kementerian luar negeri China, pada Senin, juga menyinggung masa lalu Perang Dunia Kedua Jerman.
“Kami ingin menunjukkan bahwa akar penyebab masalah Taiwan justru berasal dari hukum rimba, hegemoni, kolonialisme, dan militerisme yang pernah merajalela di dunia. China sangat terpengaruh oleh hal itu. Jerman memiliki sejarah yang dalam dan tragis pelajaran dalam hal itu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Wang Wenbin.
Taiwan menolak klaim kedaulatan China, dengan mengatakan hanya 23 juta penduduk pulau itu yang dapat memutuskan masa depan mereka.