Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Thailand Hadapi Invasi Alien Berupa Ikan Tilapia

Ikan tilapia. (pexels.com/@kindelmedia/)
Ikan tilapia. (pexels.com/@kindelmedia/)
Intinya sih...
  • Thailand menghadapi invasi tilapia blackchin yang merusak ekosistem dan ekonomi negara.
  • Upaya pemerintah dan warga untuk menangkap, memburu, dan modifikasi genetik ikan ini telah dilakukan.
  • Tilapia blackchin berkembang biak dengan cepat dan sulit untuk diberantas, menyebabkan kekhawatiran bagi generasi mendatang.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Thailand sedang menghadapi invasi spesies tilapia yang telah dijuluki sebagai yang paling invasif di negara tersebut. Menurut pejabat, spesies ini dapat menyebabkan kerusakan besar pada lingkungan. Upaya untuk mengendalikannya melibatkan warga yang turun ke danau serta modifikasi genetik. Namun, ikan tilapia blackchin terus menyebar melalui saluran air Thailand dan telah mempengaruhi 17 provinsi.

Penelitian di parlemen bertujuan untuk mengungkap penyebabnya, dengan anggota parlemen Bangkok, Nattacha Boonchaiinsawat, menyatakan bahwa mereka tidak boleh mewariskan ekosistem yang rusak kepada generasi berikutnya.

1. Thailand sebelumnya mengalami wabah tilapia blackchin, tetapi tidak ada yang seluas ini

Melansir BBC, Thailand sebelumnya mengalami wabah tilapia blackchin, tetapi tidak ada yang seluas ini. Nattacha memperkirakan bahwa wabah ini akan merugikan ekonomi Thailand setidaknya 10 miliar baht atau sekitar Rp4,7 triliun.

Masalah utamanya adalah tilapia blackchin memangsa ikan kecil, udang, dan larva siput yang merupakan produk budidaya penting di Thailand. Pemerintah telah mendorong orang untuk menangkap tilapia blackchin, yang telah ditemukan di sungai dan rawa-rawa. Ikan ini berkembang biak di air payau, tetapi juga dapat bertahan hidup di air tawar dan asin.

Pemerintah Thailand juga telah menggandakan jumlah uang yang akan dibayarkan kepada mereka yang menangkap ikan ini, menjadi 15 baht (Rp6 ribu) per kilogram. Akibatnya, di pinggiran Bangkok, kerumunan orang memasuki perairan setinggi lutut untuk menangkap tilapia blackchin dengan baskom plastik mereka.

2. Pihak berwenang juga telah mengembangkan tilapia blackchin hasil modifikasi genetik yang akan menghasilkan keturunan steril

Blackchin tilapia (Judgefloro, CC0, via Wikimedia Commons)
Blackchin tilapia (Judgefloro, CC0, via Wikimedia Commons)

Selain itu, pihak berwenang juga telah melepaskan predator tilapia blackchin seperti ikan seabass Asia dan lele berkumis panjang untuk memburu mereka. Namun, mereka menghadapi spesies yang berkembang biak dengan cepat, di mana betina mampu menghasilkan 500 anak ikan sekaligus.

Oleh karena itu, pihak berwenang juga telah mengembangkan tilapia blackchin hasil modifikasi genetik yang akan menghasilkan keturunan steril, yang direncanakan untuk dilepaskan pada akhir tahun ini, dengan harapan dapat menghentikan ledakan populasi mereka. Namun, Nattacha mengatakan kepada BBC Thailand bahwa pemerintah perlu melakukan lebih banyak lagi.

Bagaimana ikan ini bisa sampai ke Thailand? Salah satu teori yang diteliti parlemen adalah eksperimen yang dilakukan oleh raksasa makanan Charoen Pokphand Food (CPF) 14 tahun lalu menyebabkan penyebarannya. Namun, CPF membantah tuduhan tersebut dan bekerja sama dengan lembaga pemerintah untuk memerangi penyebaran spesies alien ini.

3. Pemerintah Thailand masih berupaya mengendalikan penyebaran ikan tilapia yang tak terkendali

Blackchin tilapia (Judgefloro, CC0, via Wikimedia Commons)
Blackchin tilapia (Judgefloro, CC0, via Wikimedia Commons)

Direktur Jenderal Departemen Perikanan Thailand, Bancha Sukkaew, mengatakan ada kemungkinan beberapa ikan melarikan diri dari laboratorium, meskipun ia tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa spesies ikan invasif ini mungkin telah diselundupkan ke Thailand.

Namun, yang menjadi masalah sekarang adalah bagaimana mengendalikan wabah tersebut. Para ahli mengatakan bahwa 'pertempuran' melawan tilapia blackchin mungkin sulit dimenangkan. Menurut Dr. Suwit Wuthisuthimethavee, seorang ahli genetika hewan air di Universitas Walailak, sangat sulit untuk memberantas spesies ini karena reproduksinya yang cepat. Nonn Panitvong, seorang ahli ekosistem air tawar, setuju bahwa setelah spesies asing menetap, mereka sangat sulit untuk diberantas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tamara Rangkuti
EditorTamara Rangkuti
Follow Us