Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menlu AS: Gencatan Senjata di Ukraina Akan Terjadi dalam Hitungan Hari

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio. (Gage Skidmore, CC BY-SA 3.0 , via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), Marco Rubio, mengatakan bahwa gencatan senjata di Ukraina sudah di depan mata. Ia menyebut Ukraina sudah setuju dan Rusia akan menyetujuinya dalam hitungan hari. 

"Persetujuan gencatan senjata Rusia-Ukraina kemungkinan akan disetujui. Dalam beberapa hari ke depan, tidak ada lagi adu tembak, roket, misil, peluru, artileri yang ditembakkan kedua belah pihak," ungkapnya pada Rabu (12/3/2025), dilansir The Kyiv Independent.

Sehari sebelumnya, Ukraina menyatakan setuju dengan tawaran gencatan senjata selama 30 hari dari AS setelah perundingan kedua negara. Alhasil, Washington bersedia mengirimkan kembali bantuan militer ke Ukraina lewat Polandia. 

1. AS mendesak Rusia setujui gencatan senjata

Rubio mengatakan bahwa AS mendesak Rusia menerima proposal gencatan senjata selama 30 hari di Ukraina. Washington akan menghubungi Moskow untuk memberikan keterangan detail proposal tersebut. 

"Kami masih menunggu respons Rusia dan kami mendesak mereka menyetujuinya untuk mengakhiri peperangan. Ukraina sudah menyetujui gancatan senjata selama sebulan penuh yang kemungkinan juga disetujui oleh Rusia," terangnya, dikutip The Moscow Times

Saat transit di Irlandia, Rubio menyebut bahwa AS dan Ukraina sudah membicarakan soal penyerahan teritori Ukraina kepada Rusia. Ia menyebut bahwa ini dilakukan untuk mengakhiri perang di Ukraina. 

Dalam dialog di Arab Saudi, ia mengungkapkan bahwa tidak ada solusi militer yang dapat mengakhiri konflik di Ukraina. Rubio mendesak Rusia dan Ukraina bersedia memahami satu sama lain untuk menyetujui perjanjian perdamaian. 

2. Rusia masih menunggu detail proposal gencatan senjata

Ilustrasi bendera Rusia. (Dmitry Djouce, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)

Pada hari yang sama, Juru Bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov mengatakan masih menunggu detail dari proposal gencatan senjata. 

"Moskow masih mengulas kembali proposal gencatan senjata selama sebulan yang disetujui oleh AS dan Ukraina. Perjanjian ini juga meliputi pertukaran tawanan perang, pembebasan warga sipil, dan pengembalian anak-anak Ukraina," tuturnya. 

Sementara itu, Perwakilan AS di Timur Tengah, Steve Witkoff akan berkunjung ke Moskow untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Keduanya akan mendiskusikan masalah gencatan senjata di Ukraina. 

Berdasarkan keterangan dari petinggi di Rusia, persetujuan gencatan senjata ini cukup sulit bagi Putin karena militer Rusia sedang dalam posisi yang kuat di garis depan dan berhasil merebut sejumlah teritori. 

3. Putin minta tentara Rusia percepat merebut kembali Kursk Oblast

Presiden Rusia, Vladimir Putin. (Council.gov.ru, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)

Putin sudah mengadakan kunjungan ke Kursk untuk pertama kalinya setelah inkursi Ukraina ke teritori tersebut. Ia pun meminta tentara Rusia untuk mengusir tentara Ukraina di Kursk sesegera mungkin. 

"Tentu saja, tujuan kami dalam beberapa hari ke depan adalah mengalahkan musuh di Kurks Oblast dan terlibat dalam operasi militer di sini. Ini harus dilakukan sesegera mungkin. Saya mengharapkan Kursk bisa dibebaskan dari musuh dalam waktu dekat," ungkapnya, dilansir Tass.

Militer Rusia mengklaim terus melancarkan operasi militer di Kursk dalam beberapa hari terakhir. Moskow menyebut sudah mengambilalih beberapa area dalam 24 jam terakhir, termasuk merebut sebagian Sudzha. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us