Trump Kenakan Tarif 25 Persen pada Impor Baja dan Aluminium

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengenakan tarif sebesar 25 persen pada semua impor baja dan aluminium. Ini adalah perintah tarif berbasis sektor pertama Trump sejak menjabat pada 20 Januari 2025.
Menurut Gedung Putih, langkah tersebut akan diterapkan tanpa pengecualian dan mulai berlaku pada 12 Maret.
"Kami akan menghidupkan kembali industri, dan kami akan menghidupkan kembali lapangan pekerjaan, dan kami akan membuat industri Amerika hebat lagi," kata Trump pada Senin (10/2/2025), dikutip dari Kyodo News.
Keputusan Trump tersebut dinilai dapat meningkatkan ketegangan dengan mitra dagang AS dan memicu inflasi baru di dalam negeri, serta menimbulkan kekhawatiran mengenai potensi gangguan bisnis dan risiko penurunan ekonomi global.
1. Ambisi Trump untuk memproduksi baja dan aluminium di AS
Selain mengumumkan tarif 25 persen secara resmi, Trump juga mengisyaratkan banyak pungutan berbasis sektor lainnya yang sedang direncanakan. Ia dan timnya akan membahas berbagai target selama empat minggu ke depan, termasuk isu mobil, farmasi dan semikonduktor.
Pada Senin, Trump juga menandatangani proklamasi yang menghapus pengecualian yang berlanjut sepanjang masa pendahulunya, Joe Biden, dan menaikkan tarif aluminium menjadi 25 persen.
"Negara kami membutuhkan baja dan aluminium yang dibuat di AS, bukan di negara asing," ungkapnya.
Kali ini, tarif sebesar 25 persen akan menargetkan beberapa mitra dagang dan sekutu utama AS, termasuk Kanada, Australia, Brasil, Inggris, negara-negara Uni Eropa, Jepang, Meksiko, dan Korea Selatan.
Pekan lalu, Trump memerintahkan bea masuk sebesar 25 persen untuk semua produk Kanada dan Meksiko, namun kemudian menunda rencana tersebut selama 30 hari. Keputusan pada menit terakhir diambill setelah kedua negara tetangga AS itu sepakat untuk memperkuat upaya memerangi migrasi ilegal dan penyelundupan fentanil.
Kanada sendiri adalah pemasok baja dan aluminium terbesar ke AS, yang mana negara tersebut menyumbang lebih dari 50 persen aluminium yang diimpor ke AS tahun lalu.
2. Ekonomi dan perdagangan AS di bawah pemerintahan Trump

Trump akan mengumumkan informasi terperinci tentang tarif timbal balik yang lebih luas yang berlaku untuk semua mitra dagang pada 11 atau 12 Februari, dan pungutan tersebut diperkirakan akan segera berlaku.
Tarif merupakan bagian utama dari visi ekonomi Trump. Ia melihatnya sebagai cara untuk mengembangkan ekonomi negaranya, melindungi lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan pajak.
Pada 2018, selama masa jabatan presiden pertamanya, Trump mengenakan tarif sebesar 25 persen pada baja dan 10 persen pada aluminium. Ia beralasan atas dasar keamanan nasional sebagai pembenaran. Tetapi, Kanada dan Meksiko yang memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan Washington, serta Australia, kemudian dikecualikan, dan beberapa mitra dagang lainnya seperti Uni Eropa dan Jepang diberikan kuota bebas bea.
Stephen Moore, yang menjadi penasihat kampanye Trump mengenai isu ekonomi pada 2016 dan saat ini menjadi peneliti senior di Heritage Foundation, mengatakan bahwa tarif pada baja dan aluminium bukanlah cara efektif untuk menciptakan lapangan kerja mengingat pengalaman pada periode pertama Trump.
"Meskipun Trump sangat serius tentang perdagangan, namun rencana tersebut adalah untuk menarik perhatian seluruh dunia. Hampir semua yang dilakukannya di Washington adalah taktik negosiasi," ungkapnya, dikutip dari BBC.
3. Kebijakan baru tersebut juga menyasar China

Trump mengatakan bahwa ia memperkenalkan standar baru yang mengharuskan baja dilebur dan dituang, dan aluminium dilebur dan dicetak di Amerika Utara. Untuk diketahui, AS adalah importir baja terbesar di dunia, di mana Kanada, Brasil, dan Meksiko sebagai tiga pemasok utamanya.
Pemerintahan Trump mengatakan langkah terbaru tersebut ditujukan untuk menghentikan negara-negara seperti China dan Rusia menghindari tarif dengan mengirimkan produk berbiaya rendah melalui negara lain.
Pada 4 Februari, Washington mengenakan tarif tambahan sebesar 20 persen pada barang-barang dari Beijing. Sebagai balasannya, China pada Senin mengenakan tarif baru hingga 15 persen pada gas alam cair, peralatan pertanian, dan beberapa impor pilihan lainnya dari AS.