Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ukraina Tuding Rusia Hancurkan Ratusan Infrastruktur Pelabuhan

Bendera Ukraina. (pexels.com/galyna-lunina)
Intinya sih...
  • Serangan Rusia menyasar infrastruktur pelabuhan di Ukraina, merusak 321 fasilitas pelabuhan sejak Juli 2024.
  • Rusia berniat mencegah Ukraina mengekspor biji-bijian ke seluruh dunia, mengancam krisis pangan global.
  • Ukraina dikenal sebagai salah satu negara penghasil gandum terbesar di dunia, dengan invasi Rusia mengancam ketersediaan pangan dunia.

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa Rusia sudah menargetkan serangan ke berbagai infrastruktur pelabuhan di negaranya pada Minggu (24/11/2024). Serangan itu menjadi lanjutan Rusia menyasar infrastruktur sipil di Ukraina. 

Sebulan lalu, Gubernur Odessa, Oleh Kiper menyebut serangan misil Rusia telah menyasar kapal kontainer di pelabuhan Odessa yang mengakibatkan tewasnya delapan orang. Insiden ini menjadi serangan ketiga di kapal sipil dan bagian dari kejahatan perang yang dilakukan Moskow. 

1. Lebih dari 300 fasilitas pelabuhan di Ukraina rusak

Zelenskyy mengatakan bahwa sebanyak 321 fasilitas pelabuhan di Ukraina rusak akibat serangan misil dan drone Rusia sejak Juli 2024. Ia menyebut, Rusia berniat mencegah Ukraina untuk mengekspor biji-bijian ke seluruh dunia. 

"Bahan pangan asal Ukraina sudah menyediakan pangan untuk 400 juta orang di 100 negara di seluruh dunia. Harga pangan di Mesir, Libya, Nigeria, dan negara-negara Afrika lainnya bergantung pada petani dan perusahaan pertanian di Ukraina beroperasi secara normal," tuturnya, dilansir Euronews.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Ceko Jan Lipavsky menambahkan bahwa seluruh dunia harus ikut menjaga keamanan pangan dan keamanan rute ekspor bahan pangan, beserta berbagai barang penting lainnya. 

"Menghancurkan kemampuan Ukraina untuk menyuplai biji-bijian artinya membiarkan jutaan orang tanpa makanan. Tidak ada yang dapat menutup mata dan berpura-pura mengenai masalah ini. Keamanan pangan dunia dalam serangan dan membiarkan ini sama dengan memperburuk krisis pangan," ungkapnya. 

2. Klaim Putin berniat menciptakan krisis pangan dunia

tampak gandum Ukraina yang ditumpahkan di Polandia (facebook.com/Ministry.for.restoration)

Menlu Ukraina Andriy Syibiha mengungkapkan bahwa Rusia saat ini sama seperti pemerintahan Uni Soviet ketika dipimpin oleh Joseph Stalin. 

"Rusia berusaha memperbudak Ukraina dan menghancurkan ketertiban dunia saat ini. Rezim Presiden Rusia Vladimir Putin sama seperti rezim totaliter Stalin yang mengambil seluruh gandum milik Ukraina. Putin menjadikan kelaparan sebagai ancaman dan mencoba menciptakan krisis pangan dunia," terangnya. 

Ia menambahkan, invasi skala besar ke Ukraina, ancaman krisis energi di Eropa, dan blokade ekspor biji-bijian dari Ukraina ke negara-negara selatan, terutama Afrika adalah bagian dari rencana besar Rusia. 

Sebagai informasi, Ukraina dikenal sebagai salah satu negara penghasil gandum terbesar di dunia. Sebelum dimulainya invasi Rusia, Kiev biasanya dapat mengekspor 6 juta ton gandum setiap bulan dari beberapa pelabuhan di Laut Hitam. 

3. Mengingatkan pada peristiwa Holodomor di Ukraina

Zelenskyy mengungkapkan bahwa krisis pangan dunia saat ini mengingatkan kembali pada korban kelaparan di Ukraina akibat peristiwa Holodomor pada 1932-1933 yang disebabkan oleh otoritas Uni Soviet. 

"Lebih dari 90 tahun berlalu, tapi ingatan mengenai ini di keluarga Ukraina masih belum hilang dan tidak akan hilang karena jutaan orang tewas. Kami pastinya mengargai nyawa setiap orang, ribuan orang, ratusan ribu orang. Namun, ketika itu mengenai Holodomor, ini adalah genosida nyata karena jutaan orang tewas," terangnya, dikutip Ukrinform.

Pada Sabtu (23/11/2024), Duta Besar Amerika Serikat (AS) di Ukraina, Bridget Brink mengatakan, Rusia sudah menggunakan pangan sebagai senjata dan alat untuk kekuasaan dan pemaksaan. Ia menyebut agresi Rusia ke Ukraina mengancam kebebasan, keterbukaan, dan perdamaian. 

"Hari ini, kami mengingat korban peristiwa Holodomor, sebuah peristiwa kelaparan yang disengaja oleh rezim Stalin dan berujung pada tewasnya jutaan warga Ukraina. Insiden ini akan tetap menjadi sebuah masa terbutuk dalam sejarah manusia. Holomodor tidak hanya sebagai tragedi, tapi karena ini direncanakan untuk memecah moral rakyat Ukraina," pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us