Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Uni Eropa Kucurkan Bantuan Ke Mesir Rp125 Triliun

ilustrasi (Unsplash.com/Jordi Orts Segalés)

Jakarta, IDN Times - Mesir mengatakan bahwa Uni Eropa (UE) akan memberi paket bantuan senilai 8 miliar dolar AS (senilai Rp125 triliun). Kesepakatan itu akan ditandangani Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan para pemimpin Belgia, Austria, Italia serta Yunani pada Minggu (17/3/2024).

Bantuan untuk Mesir diberikan di tengah kekhawatiran tekanan ekonomi, konflik, serta kekacauan Timur Tengah yang bisa memicu lebih banyak migran datang ke Eropa.

UE berharap, bagian dari bantuan itu digunakan untuk membentengi perbatasannya terutama dengan Libya. Negara tersebut merupakan titik transit utama para migran menuju Eropa.

1. Dana hibah dan pinjaman

Misi UE di Kairo mengatakan, dana bantuan itu mencakup hibah dan pinjaman selama tiga tahun ke depan. Sebagian besar dana tersebut, sekitar 5,4 miliar dolar (Rp84,4 triliun), merupakan bantuan keuangan makro.

Dilansir Associated Press, Mesir dan UE telah meningkatkan kerja sama ke tingkat kemitraan strategis dan komprehensif. Ini membuka jalan perluasan kerja sama di berbagai bidang ekonomi dan non-ekonomi.

"(Kesepakatan bantuan) bertujuan untuk mencapai lompatan signifikan dalam kerja sama dan koordinasi antara kedua belah pihak dan untuk mencapai kepentingan bersama," kata kantor kepresidenan Mesir Abdel Fattah El-Sissi.

2. Bantu Mesir hadapi tekanan migrasi

Mesir telah jadi tempat perlindungan para migran dari Afrika sub-Sahara yang berusaha melarikan diri dari konflik atau kemiskinan di negaranya.

Mesir menjadi negara yang terdekat dan termudah untuk dijangkau, sebagai transit sebelum mencoba melintasi Mediterania ke Eropa.

Dilansir VOA News, saat ini Kairo belum jadi titik awal bagi para penyelundup dan pedagang manusia, yang mengirim kapal ke Eropa. Tapi negara itu telah menghadapi tekanan migrasi, dengan tambahan ancaman perang Israel-Hamas meluas melintasi perbatasannya.

UE juga berjanji akan mendukung Mesir menampung warga Sudan yang melarikan diri akibat perang saudara di negara mereka. Sejak April tahun lalu, Mesir telah menerima lebih dari 460 ribu pengungsi Sudan.

3. Kelompok HAM kritik model pendekatan UE

ilustrasi (Twitter.com/IOM MENA)

Kelompok aktivis hak asasi manusia Human Rights Watch (HRW) mengecam kesepakatan UE dengan Mesir. Negara itu dinilai bertindak sewenang-wenang terhadap migran.

"(Kami telah mendokumentasikan) penangkapan sewenang-wenang dan penganiayaan terhadap migran, pencari suaka, dan pengungsi oleh otoritas Mesir," katanya dikutip dari Al Monitor.

HRW mengkritik bahwa pendekatan UE bisa memperkuat penguasa otoriter sekaligus mengkhianati pembela hak asasi manusia, jurnalis, pengacara dan aktivis yang pekerjaannya melibatkan risiko pribadi yang besar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pri Saja
EditorPri Saja
Follow Us