Venezuela Tutup Penerbangan dari Kolombia Usai Tangkap 38 Teroris

Jakarta, IDN Times - Venezuela menghentikan penerbangan dari Kolombia setelah menangkap 38 orang yang diduga merencanakan teror. Penangguhan ini berlaku hingga Senin (26/5/2025) atau sehari setelah pemilihan parlemen Venezuela.
Menteri Dalam Negeri Venezuela, Diosdado Cabello, mengumumkan keputusan ini melalui siaran televisi nasional. Para tersangka yang ditahan terdiri dari 21 warga Venezuela dan 17 warga asing, termasuk warga Kolombia, Meksiko, dan Ukraina. Mereka diduga berencana memasang bahan peledak di kedutaan, rumah sakit, dan kantor polisi.
1. Dugaan plot teror menjelang pemilu
Cabello mengklaim kelompok yang ditangkap terafiliasi dengan kubu oposisi Venezuela. Mereka diduga ingin menciptakan kesan bahwa Venezuela tidak aman untuk menggelar pemilihan umum pada 25 Mei mendatang.
"Dulu mereka adalah tentara bayaran asing yang bahkan tidak bisa berbahasa Spanyol. Lalu mereka mulai menggunakan orang yang bisa bahasa Spanyol. Sekarang mereka masuk ke Venezuela menyamar sebagai turis padahal punya rencana lain," kata Cabello, dilansir Anadolu Agency.
Presiden Nicolas Maduro juga tampil di televisi setelah pengumuman tersebut. Dia menyebut organisasi kriminal Albania yang terlibat perdagangan narkoba di Ekuador terhubung dengan rencana ini. Maduro menambahkan penyelidikan masih berlangsung dan tidak memberikan bukti atas tuduhannya.
2. Oposisi serukan pemboikotan pemilu
Pemilihan parlemen Venezuela akan diselenggarakan pada Minggu (25/5/2025). Pemilu ini akan memilih 285 anggota Majelis Nasional untuk masa jabatan 2026 hingga 2031.
Pemimpin oposisi Venezuela, Maria Corina Machado, telah menyerukan pemboikotan terhadap pemilihan tersebut. Machado kini hidup bersembunyi sejak pemilihan presiden Venezuela tahun lalu, dilansir Al Jazeera.
Pemilu parlemen ini berlangsung hampir 10 bulan setelah pemilihan presiden Juli 2024 yang kontroversial. Maduro dinyatakan menang untuk masa jabatan ketiga, namun kemenangan ini ditolak oleh banyak negara.
Oposisi mengklaim kandidat mereka, Edmundo Gonzalez Urrutia, adalah pemenang sebenarnya. Urrutia kini hidup dalam pengasingan di Spanyol.
3. Kolombia konfirmasi penangguhan
Kementerian Luar Negeri Kolombia mengaku belum menerima informasi apapun tentang penahanan warganya. Namun, otoritas penerbangan Kolombia mengonfirmasi bahwa penangguhan penerbangan komersial antara kedua negara telah diberlakukan.
Venezuela dan Kolombia baru membuka kembali rute penerbangan pada November 2022 setelah pemilihan Presiden Kolombia, Gustavo Petro. Hubungan bilateral kedua negara sempat terputus pada 2019 saat pemimpin Kolombia waktu itu, Ivan Duque, menolak mengakui kemenangan Maduro.
Bersamaan dengan pengumuman penangkapan ini, Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS) merilis laporan pelanggaran HAM di Venezuela pasca pemilu presiden.
Laporan OAS mengungkap adanya represi politik terburuk dalam sejarah modern Venezuela, termasuk eksekusi demonstran, penghilangan paksa, dan penahanan sewenang-wenang, dilansir Washington Times.