Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Wali Kota Jenin: Kondisi Kota Ini seperti Perang Israel di Gaza

serangan Israel di Gaza (Tasnim News Agency, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Wali Kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki, Mohammad Jarrar, pada Senin (3/2/2025), mengatakan bahwa serangan Israel terhadap Kamp Pengungsi Jenin mirip dengan perang di Gaza.

“Apa yang terjadi di kota Jenin dan kamp pengungsi selama 2 minggu terakhir sama dengan yang terjadi di Gaza, tetapi dalam skala yang lebih kecil,” kata Jarrar kepada CNN.

Ia menambahkan bahwa operasi militer yang sedang berlangsung telah menghancurkan 120 bangunan dan memaksa 15 ribu orang mengungsi. Sejumlah layanan juga terganggu, menyebabkan kota tersebut kekurangan makanan, air dan obat-obatan.

1. Lebih dari 40 warga Palestina di Tepi Barat tewas sejak Operasi Tembok Besi dimulai

Pada 21 Januari, 2 hari setelah berlakunya gencatan senjata di Gaza, militer Israel mulai melancarkan serangan besar-besaran yang dinamai "Tembok Besi" di Tepi Barat. Mereka menyatakan bahwa operasi tersebut bertujuan menghilangkan teroris dan infrastruktur teror di area tersebut.

Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa sejak saat itu, lebih dari 40 warga Palestina telah terbunuh di seluruh Tepi Barat akibat serangan militer Israel. Dari jumlah tersebut, 25 orang di antaranya berasal dari Jenin.

Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich, pada Januari, menyatakan bahwa keamanan di Tepi Barat telah ditambahkan ke dalam tujuan perang negara tersebut.

Smotrich secara terbuka menentang gencata senjata Israel-Hamas di Gaza. Ia sempat mempertimbangkan untuk mundur dari pemerintahan Israel ketika gencatan senjata diumumkan, namun memutuskan untuk bertahan setelah mengklaim telah menerima jaminan dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengenai komitmennya untuk melanjutkan operasi militer di Tepi Barat dan Gaza.

2. Operasi militer di Jenin bersifat politis

Menurut Jarrar, operasi militer di Jenin bersifat politis, mengingat adanya keinginan sejumlah pihak di pemerintahan Israel untuk mencaplok Tepi Barat dan mendorong warga Palestina untuk pindah dari wilayah tersebut.

“Saat ini kamp (Jenin) tidak dapat dihuni dan memerlukan upaya rekonstruksi besar-besaran agar kamp tersebut dapat berdiri kembali,” katanya.

Dia seraya menambahkan, krisis yang terjadi sangat besar, dan tempat tinggal sementara bagi para pengungsi kemungkinan akan diperlukan selama sekitar 6 bulan ke depan.

Otoritas Palestina (PA), pada Senin, mengecam keras serangan Israel di Tepi Barat, seraya menegaskan bahwa warga Palestina tidak akan menerima rencana pemukiman kembali.

“Otoritas pendudukan (Israel) memperluas perang habis-habisan mereka terhadap rakyat Palestina di Tepi Barat untuk melaksanakan rencana mereka yang bertujuan menggusur warga negara dan melakukan pembersihan etnis,” kata juru bicara Nabil Abu Rudeineh dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al Jazeera.

3. Serangan Israel di kamp pengungsi Tulkarem juga buat ribuan warga mengungsi

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan bahwa kamp pengungsi Jenin telah menjadi kota hantu.

“Operasi yang dilakukan oleh pasukan keamanan Israel dan Palestina telah menyebabkan ribuan penghuni kamp terpaksa mengungsi, banyak dari mereka kini tidak punya tempat untuk kembali. Dasar-dasar kehidupan telah hilang,” kata badan tersebut.

Selain di Jenin, serangan besar-besaran juga terjadi di kota Tulkarem dan kamp pengungsinya. Sedikitnya 3 orang dilaporkan tewas dan ribuan lainnya mengungsi.

“Hampir 75 persen dari 15 ribu penduduk kamp tersebut terpaksa mengungsi ke kota Tulkarem dan kota-kota sekitarnya,” kata Faisal Salama, ketua Komite Pelayanan Populer di kamp tersebut, kepada Anadolu.

Ia mengungkapkan bahwa situasi di kamp Tulkarem saat ini sangat sulit karena Israel menghalangi masuknya obat-obatan, makanan, dan persediaan penting.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us