WNI Mau Kerja di Luar Negeri? Level Kemampuan Harus Naik

- KemenPPMI siap bekerja sama dengan Kemendikdasmen untuk mempersiapkan tenaga kerja profesional.
- Kemendikdasmen akan menyusun lowongan kerja yang disesuaikan dengan SMK dan memberikan pelatihan bagi mantan PMI.
- KemenPPMI dan Kemendikdasmen sepakat membentuk tim untuk melaksanakan kerja sama persiapan tenaga kerja profesional.
Jakarta, IDN Times - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI), Abdul Kadir Karding, menyatakan KemenPPMI siap bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dalam mempersiapkan tenaga kerja profesional.
Kerja sama itu diperlukan karena masalah utama dari pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) adalah tidak memiliki kemampuan dan kurang memahami bahasa lokal negara tujuan bekerja.
1. Lowongan disesuaikan dengan SMK via Kemendikdasmen

Karding mengatakan pihaknya akan mengupayakan lowongan kerja yang ada disampaikan dan disesuaikan dengan sekolah-sekolah menengah kejuruan (SMK) melalui Kemendikdasmen.
"Kami juga minta tolong, bukan hanya mau berangkat minta pelatihan. Setelah pulang, mantan PMI ini (juga) butuh pelatihan, kemampuan agar tidak menganggur, supaya mereka ekonominya tumbuh, keluarganya terurus,” kata Karding, dikutip ANTARA, Jumat (15/11/2024).
2. Persiapan sedang dilakukan

Karding juga mengatakan KemenPPMI dan Kemendikdasmen sepakat untuk membentuk tim dari dua kementerian untuk melaksanakan kerja sama persiapan tenaga kerja profesional tersebut.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mengatakan persiapan tenaga kerja profesional itu tidak hanya saja mengenai skill tetapi juga mengenai kultur dari negara tujuan bekerja.
3. Siswa SMK diharapkan benar-benar siap untuk masuk dunia kerja

Karena itulah, lanjut Abdul, akan ada beberapa SMK yang akan meluluskan siswanya dalam waktu empat atau lima tahun agar para siswanya benar-benar siap untuk masuk dunia kerja.
Abdul menyatakan, Kemendikdasmen juga berupaya untuk melakukan eksplorasi dan mencari beberapa SMK tertentu agar dapat dikembangkan menjadi institusi khusus yang membuat para lulusannya siap bekerja di luar negeri.
"Sebelum kementerian ini dipecah dua, ada program di Dirjen Vokasi yang seperti itu. Ada SMK yang lima tahun, empat tahun. Sehingga, mereka memang siap untuk masuk di dunia kerja," kata Abdul.