Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sudah Resmi, Indonesia Anggota BRICS+

Indonesia resmi jadi anggota BRICS (infobrics.org)
Indonesia resmi jadi anggota BRICS (infobrics.org)

Baru-baru ini Indonesia resmi menjadi anggota BRIC+, asosiasi negara-negara menengah
antara Brazil, Russia, India, Chile, dan Afrika Selatan yang telah bertambah dengan Malaysia, Thailand, Laos, dan Kamboja, dan sekarang negara kita.

Semula saya termasuk orang yang kurang setuju bergabung dengan asosiasi ini, karena keuntungan yang diperoleh hanyalah bahwa kita membayar impor dari anggota lain dengan menggunakan mata uang. Fasilitas ini telah diperoleh dari kaitan serupa antara
ASEAN dengan China, Jepang, dan Korea Selatan sejak beberapa waktu sebelumnya.

Akan tetapi pengalaman tidak menyenangkan dikala India tiba-tiba saja menghentikan
ekspor berasnya ke Indonesia yang waktu itu sangat kita butuhkan menyebabkan saya
bengubah haluan untuk sepakat masuk BRICS. Apalagi kemudian ditambah kenyataan kita masih membutuhkan impor energi yang dapat dipenuhi Rusia dalam asosiasi ini dengan cara yang serupa, maka saya bengubah total untuk mendukung keanggotaan RI dalam BRIC+ ini. Puji Tuhan dalam waktu singkat kita sudah diterima menjadi anggota penuh.

Tetapi saya tetap berpendapat langkah ini bukan untuk menolak penggunaan dolar AS
guna pembayaran hubungan dagang dan ekonomi lain, karena dolar AS ini bagaimanapun
tetap menjadi mata uang pembayaran dunia yang paling besar, namun Renmimbi atau
Yen atau Euro juga tidak bisa diabaikan.

Suka tidak suka dolar AS masih penting dalam sistem pembayaran internasional karena itu kita tidak perlu memusuhinya. Dan untuk itu kita harus pintar menggunakan peluang apa saja yang dapat kita raih dari keanggotaan BRIC+ ini. Demikian pula halnya dengan keanggotaan pada OECD, kita harus mempelajari secara jeli, apa manfaat yang bisa kita dapatkan dari keanggotaan ini, belajar dari pengalaman negara-negara lain yang sudah lama menjadi anggota di dalamnya.

Menurut pendapat saya inilah sikap yang benar dan pintar dalam hubungan dagang, ekonomi dan keuangan dengan negara-negara lain di era modern ini, tidak perlu cari musuh, tetapi sebaliknya selalu terbuka membuat teman yang bisa menumbuhkan keuntungan bersama.

Saya mengamati bahwa kita memutuskan  akhirnya memasuki keanggotaan asosiasi baru ini setelah terlebih dahulu mempelajari secara teliti untung ruginya. Baru-baru ini Menteri Keuangan Sari Mulyani Indrawati, didampingi ketiga wakil menteri dan para direktur jenderal dan sekretaris jenderal, menjelaskan kepada masyarakat bagaimana perkembangan anggaran dari aspek pengeluaran maupun penerimaan di tahun 2024 dan menjelaskan anggaran tahun 2025.

Saya tidak merasa perlu menyajikan secara mendetail perkembangan dimasa lewat, tetapi
di Tengah ketidakpastian dan risiko yang terus meningkat dengan perang Rusia-Ukraina
dan antara Israel- Houthi ditambah Iran yang belum kunjung reda. Selain itu meningkatnya disrupsi rantai pasokan dalam perdagangan dengan gangguan aliran barang dan modal, Indonesia secara umum perlu mensyukuri berada dalam keadaa yang sukup terkendali.

Dalam keadaan suku bunga yang masih tinggi di dunia, APBN telah terjaga secara baik dengan deficst anggaran sebesar 2,39 persen dari GDP yang berarti aman, tingkat pengangguran 4,9 persen, dengan tambahan kesempatan kerja 4,8 juta serta tingkat kemiskinan pada tingkat 9 persen, dan risiko pinjaman nasional ada pada posisi yang aman.

Ini semua tercapai di tengah gejolak yang berkembang bekaitan dengan diselenggarakannya Pemilu di seluruh dunia di 70 negara, termasuk negara kita dengan dua area perang yang masih terus berlangsung. Penerimaan pajak meningkat dengan 3,9 persen, sesuatu yang jelas menggembirakan meskipun masih harus ditingkatkan lagi untuk mencapai 16 persen, tingkat tertinggi yang pernah dicapai di era Orde baru, dan sesuai dengan status Indonesia sebagai negara berpenghasilan menengah.

Dengan tekad dan semangat pemerintah baru Prabowo-Gibran saya percaya bahwa hal ini bukan suatu yang mustahil untuk dicapai. Dan tidak lama lagi program makan siang berkualitas gratis buat para siswa sekolah dan ibu yang hamil akan dimulai dengan persiapan yang matang karena tu diyakini akan berhasil.

Karena itu, keanggotaan pada BRIC+ dan OECD semoga menjadi jalan untuk bangsa
Indonesia dalam upaya meningkatkan kesehatan, pendidikan dengan iklim yang sehat dan di bawah kepemimpinan nasional yang profesional, jujur dan mumpuni. Kita masuk dalam asosiasi ini bukan untuk janji yang kosong melainkan untuk menuju kepada status Indonesia di percaturan politik, pendidikan dan kesehatan di dunia yang wajar sebagai bangsa yang bermartabat.

Saya yakin kita bukan bermimpi di siang hari bolong, tetapi berkat kegigihan upaya seluruh bangsa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, dan dalam kasih karunia Tuhan kita akan mencapainya. (Dradjad, 10/01/2025).

Guru Besar Ekonomi Emeritus, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (FEBUI), Jakarta.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Umi Kalsum
EditorUmi Kalsum
Follow Us