[COMMENT OF THE WEEK] Dari Despacito Hingga Aturan Mahar di Pakistan

Seperti minggu sebelumnya, tim editorial memilih komentar-komentar terbaik dari para pembaca setia IDN Times terkait beragam topik menarik sepekan terakhir. Adapun kriteria yang kami gunakan untuk menentukan komentar terbaik dalam Comment of the Week adalah sebagai berikut:
1) Sopan
2) Relevan dengan isi artikel
3) Membuka kesempatan untuk diskusi
4) Berisi informasi yang obyektif dan berdasarkan data
5) Berisi saran dan kritik yang obyektif untuk kemajuan IDN Times
6) Menghibur
Comment of the Week juga merupakan bentuk apresiasi IDN Times kepada para pembaca yang membagikan pikiran dan ide-idenya di kolom komentar IDN Times. Maka, dalam seminggu terakhir, IDN Times memilih komentar-komentar ini sebagai Comment of the Week.
1) News/Indonesia

Artikel: Gara-gara Lagu Despacito, Ponsel Para Siswa Ini Disita
Komentar:
Lebay. Terus bagaimana dengan lagu lain yang juga bahasanya pada ngeres? Menilai sesuatu jangan dari satu pihak dong! Harus dipertimbangkan semuanya. - Tasya Nugraheni
Alasan:
Tasya benar. Masih ada banyak lagu dengan lirik yang tak kalah atau sama sensualnya dengan lirik Despacito sehingga dibuatnya aturan tersebut terkesan hanya karena lagu tersebut sedang sangat viral.
2) News/World

Artikel: Demi Resepsi Anak, Bapak Ini Berjualan Hingga Basah Kuyup
Komentar:
Di India itu beda adat. Jika di Indonesia yang biasanya biaya pernikahan itu patungan atau sebagian besar biayanya ditanggung salah satu keluarga, di India beda lagi. Ada sebagian dari daerah di India yang dalam pernikahan biayanya harus ditanggung dari si mempelai wanita, dan itu menyangkut harga diri keluarga dari mempelai wanita. - Isfan Maulana
Alasan:
Walau Isfan berulang kali menyebut India (kejadiannya di Pakistan), tapi apa yang ia utarakan memang ada benarnya. Sama seperti di India, beberapa tradisi di Pakistan masih mengharuskan orangtua mempelai wanita yang memberikan mahar dan membiayai pernikahan.
Oleh karena itu, tak sedikit orangtua di sana yang enggan memiliki anak perempuan karena alasan ini. Mahar juga dianggap sangat problematis karena hanya menjadi beban baik bagi orangtua serta perempuan itu sendiri.
3) Science/Discovery

Artikel: 9 Fakta Tentang Siput Ini Mencengangkan, Punya Kaki dan 14 ribu Gigi
Komentar:
Naga. Jelaskan tentang naga dong min.. Itu beneran ada nggak sih? Itu kenapa disebut-sebut karena apa sih? Katanya pernah ada yang liat, itu bohong atau nggak? Penasaran, tolong ya min. Please naga, naga, naga, naga... - Putri Paramitha
Alasan:
Memang mungkin terdengar seperti lelucon, tapi rasa ingin tahu yang besar tentang sesuatu itulah yang akan membuka kita pada informasi baru. Rasa penasaran seperti ini nggak boleh dibendung agar kita menjadi bangsa yang kaya akan ilmu.
Walaupun kita tahu bahwa secara ilmiah naga hanya dianggap makhluk fiktif, bukan berarti kita nggak bisa mencari tahu tentang sejarah dan asal muasal orang-orang mengenal naga. Ini sekaligus menjadi masukan untuk penulis IDN Times agar membahas tentang mitos seputar naga.