Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bapanas Ungkap 29,99 Ribu Ton Beras Alami Penurunan Mutu

Ilustrasi beras (dok. Bulog)
Ilustrasi beras (dok. Bulog)
Intinya sih...
  • Beras turun mutu akan di reprocessing untuk memastikan kelayakan dan keamanan pangan.
  • Stok beras di gudang Perum Bulog mencapai 3,84 juta ton, dengan 1,45 juta ton yang disimpan lebih dari enam bulan.
  • Rata-rata harga beras turun di tingkat penggilingan, eceran, dan grosir, memberikan andil deflasi sebesar 0,01 persen terhadap inflasi Nasional.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times -Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan sebanyak 29,99 ribu ton beras yang disimpan di gudang Perum Bulog mengalami penurunan mutu. Jumlah tersebut terdiri dari beras hasil pengadaan dalam negeri dan beras impor.

“Sebanyak 29,99 ribu ton beras, yang terdiri dari 3 ribu ton beras dalam negeri dan 26,89 ribu ton beras impor, tergolong telah mengalami penurunan mutu,” ujar Direktur Kewaspadaan Pangan Bapanas, Nita Yulianis, dalam Rapat Koordinasi Inflasi Daerah di Kemendagri, Senin (6/10/2025).

1. Beras yang turun mutu akan di reprocessing

Gudang beras bulog di Aceh. (IDN Times/Muhammad Saifullah)
Gudang beras bulog di Aceh. (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Ia menjelaskan beras bulog yang mengalami penurunan mutu akan dilakukan proses reprocessing dengan cara membersihkan dan mencuci ulang beras yang telah mengalami kerusakan atau penurunan mutu.

Setelah melalui tahap tersebut, beras akan menjalani pengujian ulang di laboratorium untuk memastikan kelayakannya. Jika hasil pengujian menunjukkan beras tersebut masih memenuhi standar keamanan dan mutu pangan, maka beras akan disalurkan kembali kepada masyarakat. Namun, apabila tidak lolos uji kelayakan, beras tersebut akan dialihkan untuk diolah menjadi pakan ternak.

"Perum Bulog perlu melakukan pemujian kualitas CBP secara berkala untuk memastikan beras yang disalurkan kepada masyarakat layak untuk dikonsumsi dari sisi sensori dan keamanan pangan," tegasnya.

2. Stok beras di gudang Perum Bulog capai 3,84 juta ton

Ilustrasi beras (freepik.com/jcomp)
Ilustrasi beras (freepik.com/jcomp)

Secara keseluruhan, stok beras di gudang Perum Bulog saat ini mencapai 3,84 juta ton. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1,45 juta ton merupakan beras yang telah disimpan lebih dari enam bulan.

“Sebanyak 1,45 juta ton, atau setara dengan 37,95% dari total stok, memiliki usia simpan di atas enam bulan,” ungkap Nita.

3. Rata-rata harga beras turun di tingkat penggilingan, eceran dan grosir

Gudang beras milik Bulog di Wilayah BLK Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)
Gudang beras milik Bulog di Wilayah BLK Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan komoditas beras yang selama ini kerap menjadi penyumbang inflasi justru mencatat deflasi pada September 2025. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, M Habibullah, menyebut harga beras turun 0,13 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) dan memberikan andil deflasi sebesar 0,01 persen terhadap inflasi nasional.

“Komoditas beras menjadi salah satu peredam inflasi di September 2025,” tegas Habibullah dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (1/10/2025).

Secara historis, pada periode September 2021 hingga 2024, beras selalu mencatat inflasi. Artinya, September 2025 menjadi pengecualian dengan tren penurunan harga.

“Ini adalah deflasi kedua beras sepanjang 2025, setelah sebelumnya juga terjadi pada April,” tambahnya.

Berdasarkan pemantauan harga, rata-rata beras di tingkat penggilingan turun 0,62 persen (mtm). Namun secara tahunan (yoy), harganya masih melonjak 5,83 persen.

"Jika dirinci menurut kualitas, beras premium turun 0,72 persen (mtm) namun tetap naik 5,60 persen (yoy). Sedangkan beras medium mengalami deflasi 0,54 persen (mtm), dengan inflasi tahunan lebih tinggi yaitu 6,17 persen," tegasnya.

Sementara itu, harga beras di tingkat grosir, tercatat deflasi tipis sebesar 0,02 persen (mtm), tetapi secara tahunan naik 5,54 persen. Adapun di tingkat eceran, beras turun 0,13 persen (mtm), meski masih mencatat inflasi 4,06 persen (yoy).

“Data ini merupakan rata-rata harga beras yang mencakup berbagai jenis kualitas dan wilayah di seluruh Indonesia. Secara bulanan terjadi penurunan, namun secara tahunan harga beras tetap menunjukkan tren kenaikan,” jelas Habibullah.

Turunnya harga beras secara bulanan menjadi kabar baik bagi masyarakat, karena beras merupakan komoditas pangan utama sekaligus penyumbang terbesar dalam pengeluaran rumah tangga.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

Bantuan Pangan Beras Periode Juni-Juli Disalurkan 363 Ribu Ton

06 Okt 2025, 14:47 WIBBusiness