Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Mengapa Saham Blue Chip Lebih Cocok untuk Pemula, Pelajari!

ilustrasi saham
ilustrasi saham (freepik.com/tira)

Bagi banyak orang yang baru terjun ke dunia investasi, saham sering kali terdengar rumit dan penuh risiko. Meskipun, tidak semua jenis saham memiliki tingkat risiko yang sama. Salah satu pilihan yang paling aman dan direkomendasikan untuk pemula adalah saham blue chip. Saham jenis ini merupakan saham dari perusahaan besar, stabil, dan memiliki reputasi baik di pasar modal.

Investasi pada saham blue chip tidak hanya memberikan rasa aman, tetapi juga bisa menjadi langkah awal untuk belajar memahami mekanisme pasar saham. Dengan risiko yang lebih rendah dan potensi keuntungan yang konsisten, saham-saham jenis ini sering dijadikan pondasi dalam membangun portofolio investasi jangka panjang. Berikut lima alasan mengapa saham blue chip sangat cocok bagi pemula yang ingin mulai berinvestasi dengan bijak yang dilansir dari investopedia.com:

1. Harga saham yang stabil

ilustrasi saham
ilustrasi saham (freepik.com/tira

Salah satu keunggulan utama saham blue chip adalah stabilitas yang dimilikinya. Perusahaan dengan status blue chip umumnya memiliki rekam jejak panjang dalam menjaga kinerja keuangan, bahkan di tengah gejolak ekonomi. Mereka telah melewati berbagai krisis dan tetap mampu menghasilkan keuntungan yang stabil. Contohnya adalah perusahaan seperti Bank Central Asia (BCA), Unilever Indonesia, atau Telkom Indonesia, yang tetap kuat meski kondisi ekonomi nasional tidak menentu.

Reputasi tinggi perusahaan-perusahaan blue chip juga menjadi faktor utama mengapa banyak investor mempercayainya. Ketika pasar sedang turun, saham jenis ini cenderung tidak mengalami penurunan drastis dibandingkan saham-saham berkapitalisasi kecil. Hal ini memberikan rasa aman bagi investor pemula yang belum terbiasa menghadapi fluktuasi pasar yang ekstrem.

2. Punya risiko yang lebih rendah

ilustrasi saham
ilustrasi saham (freepik.com/tira

Saham blue chip dikenal memiliki tingkat risiko yang lebih rendah karena berasal dari perusahaan dengan pondasi keuangan yang kuat. Perusahaan besar dengan arus kas stabil dan manajemen profesional biasanya mampu mengelola risiko bisnis dengan baik. Karena itu, peluang perusahaan ini untuk mengalami kebangkrutan sangat kecil dibandingkan perusahaan yang baru berkembang atau memiliki struktur keuangan lemah.

Bagi pemula, menghindari risiko besar di awal perjalanan investasi merupakan hal penting. Dengan memilih saham blue chip, potensi kerugian dapat ditekan, sementara peluang belajar memahami dinamika pasar tetap terbuka. Melalui pengalaman ini, investor pemula bisa mendapatkan pemahaman yang lebih matang sebelum memutuskan untuk mencoba saham berisiko tinggi di kemudian hari.

3. Adanya pembagian dividen yang menarik

ilustrasi membeli saham
ilustrasi membeli saham (freepik.com/raw

Salah satu daya tarik terbesar dari saham blue chip adalah pembagian dividen yang rutin. Perusahaan besar biasanya memiliki kebijakan membagikan sebagian keuntungannya kepada pemegang saham dalam bentuk dividen tunai. Bagi investor pemula, dividen ini menjadi keuntungan pasif yang menarik karena memberikan tambahan penghasilan tanpa harus menjual saham yang dimiliki.

Dividen yang konsisten juga menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja keuangan sehat dan stabil. Semakin rutin perusahaan membagikan dividen, semakin tinggi pula tingkat kepercayaan investor terhadap manajemen dan bisnisnya. Dengan begitu, saham blue chip bukan hanya memberikan potensi keuntungan dari kenaikan harga, tetapi juga dari pendapatan rutin setiap periode tertentu.

4. Kemudahan dalam menganalisis saham

ilustrasi saham
ilustrasi saham (freepik.com/pch

Saham blue chip umumnya dimiliki oleh perusahaan yang informasinya sangat terbuka untuk publik. Laporan keuangan, analisis pasar, hingga kebijakan bisnisnya mudah diakses oleh siapa pun. Hal ini mempermudah pemula untuk mempelajari dan memantau kinerja perusahaan tersebut. Berbeda dengan saham kecil yang kadang kurang transparan, saham blue chip biasanya diawasi ketat oleh regulator dan para analis pasar.

Kemudahan akses informasi ini membuat investor pemula tidak perlu bingung saat melakukan analisis dasar, seperti membaca laporan keuangan atau menilai rasio keuangan. Selain itu, karena saham jenis ini sering menjadi sorotan media dan lembaga keuangan, informasi mengenai pergerakan harganya pun lebih mudah ditemukan. Hal ini membantu pemula untuk belajar mengambil keputusan berdasarkan data yang akurat, bukan sekadar spekulasi.

5. Lebih cocok untuk investasi jangka panjang

ilustasi saham
ilustasi saham (freepik.com/pch

Saham blue chip dikenal sebagai pilihan ideal bagi mereka yang ingin membangun kekayaan secara perlahan, tapi pasti. Karena berasal dari perusahaan dengan pertumbuhan stabil, saham jenis ini cenderung memberikan imbal hasil yang konsisten dalam jangka panjang. Meski kenaikan harganya tidak terlalu cepat, nilainya cenderung meningkat seiring waktu sejalan dengan pertumbuhan perusahaan.

Bagi investor pemula yang belum terbiasa dengan fluktuasi jangka pendek, berinvestasi dalam blue chip membantu menjaga emosi dan disiplin finansial. Dengan berpegang pada strategi jangka panjang, hasil yang diperoleh bisa lebih stabil dan memuaskan. Selain itu, saham jenis ini juga sering menjadi dasar bagi portofolio investasi yang seimbang, karena bisa dikombinasikan dengan instrumen lain seperti reksa dana atau obligasi.

Memulai investasi saham memang membutuhkan keberanian, namun juga harus disertai pemahaman yang baik. Saham blue chip memberikan kesempatan bagi pemula untuk belajar tanpa harus menghadapi risiko ekstrem di awal perjalanan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us

Latest in Business

See More

BCA Dorong Inovasi Bisnis Lewat Indonesia Knowledge Forum 2025

03 Nov 2025, 23:45 WIBBusiness