Kala lembab udara menyapu
Di sisi punggung peluh pun jatuh
Begitu sengit mentari merajuk
Jelaslah sudah ini kemarauku

Tak disangka anomali menyapa
Semilir angin datang tiba-tiba
Menerpa wajah memberi asa
Kupikir, apakah ini angin surga?

Rintik hujan mulai mengetuk dedaunan
Hadirnya perlahan mengusir kerontang
Tapi, ini bukan tentang musim
Ini tentangmu yang hadir di kemarauku