- AFib berhubungan langsung dengan jantung. Gangguan ini terjadi ketika sinyal listrik di ruang atas jantung (atrium) tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga kontraksi jantung menjadi tidak normal. Perubahan pada struktur jantung serta gangguan pada sistem saraf juga dapat memengaruhi keteraturan irama jantung.
- Serangan panik berakar dari pengalaman emosional yang berasal dari otak, meski sering kali disertai gejala fisik. Penyebab pasti serangan panik belum sepenuhnya dipahami, tetapi para ahli menduga mekanisme dasarnya terkait dengan perubahan kadar neurotransmiter atau bahkan perubahan struktur di otak.
Cara Membedakan Gejala Fibrilasi Atrium dan Serangan Panik

- Gejala AFib dan serangan panik bisa mirip, seperti jantung berdebar kencang, nyeri dada, otot tegang, hingga telapak tangan berkeringat.
- AFib dipicu oleh sinyal listrik yang kacau di jantung, sedangkan serangan panik berasal dari pengalaman emosional yang memengaruhi otak.
- Irama detak jantung yang tidak teratur merupakan petunjuk utama untuk membedakan AFib dan serangan panik.
Hidup tidak selalu berjalan mulus. Tekanan pekerjaan, masalah rumah tangga, finansial, maupun hubungan, hingga berbagai tanggung jawab sering membuat banyak orang mengalami rasa cemas. Hampir semua orang pernah merasakan kecemasan (anxiety) dalam hidupnya, dalam tingkat ringan maupun berat.
Namun, di sinilah kamu perlu hati-hati, karena kecemasan hingga serangan panik dan gangguan irama jantung (aritmia) yang disebut fibrilasi atrium (AFib) gejalanya bisa mirip, seperti jantung berdebar kencang, nyeri dada, otot terasa tegang, hingga telapak tangan berkeringat akibat lonjakan adrenalin.
Kabar baiknya, baik episode AFib maupun serangan panik umumnya singkat. Namun, tetap penting untuk bisa membedakan keduanya. Pasalnya, AFib yang tidak ditangani dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, seperti stroke hingga gagal jantung.
Tanda-tanda yang perlu diwaspadai
Membedakan AFib dan serangan panik bukan perkara mudah. AFib sulit dikenali sendiri tanpa pemeriksaan oleh dokter. Namun, ada beberapa petunjuk yang bisa membantu melihat perbedaannya.
Mekanisme yang mendasari
Laju muncul dan meredanya gejala
Perhatikan bagaimana gejala muncul dan menghilang.
- Karena AFib dipicu oleh sinyal listrik yang kacau, gejalanya biasanya datang tiba-tiba. Saat episode mereda, gejala pun ikut reda. Namun, siklus ini cenderung berulang sampai ada penanganan medis.
- Pada serangan panik, detak jantung bisa perlahan meningkat seiring rasa ketidaknyamanan lain muncul, lalu menurun bertahap setelah mencapai puncaknya.
Pola detak jantung
Irama detak jantung juga bisa menjadi petunjuk.
- Serangan panik biasanya membuat detak jantung cepat, tetapi tetap teratur.
- Sebaliknya, AFib menyebabkan irama jantung tidak menentu, seperti melompat, melewati satu detak, atau berganti antara cepat dan lambat secara acak.
Respons emosional
- Serangan panik kerap disertai perasaan takut yang intens, seolah ada sesuatu yang sangat buruk akan terjadi. Rasa cemas, panik, dan tak berdaya inilah yang sering memperparah serangan.
- AFib memang membuat jantung berdebar tidak teratur, tetapi jarang sampai menimbulkan respons emosional sedahsyat itu.
Jenis nyeri
AFib dan gangguan panik dapat memicu nyeri dada saat jantung berdebar kencang dan otot menegang. Nyeri dada tumpul bukanlah hal yang jarang terjadi, tetapi setiap orang merasakan nyeri yang berbeda.
Ketika AFib muncul bersamaan dengan gangguan jantung lainnya, nyerinya bisa lebih spesifik dan intens, dan ini tidak boleh diabaikan. Jika kamu mengalami nyeri dada selama serangan atau episode, temui dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Detak jantung
Detak jantung yang cepat (takikardia) bisa muncul baik pada serangan panik maupun AFib. Tidak ada batas angka pasti yang hanya berlaku pada serangan panik dan tidak pada AFib.
Pada orang dengan AFib yang disertai takikardia, detak jantung biasanya berada di kisaran 110 hingga 140 kali per menit. Bedanya, pada AFib detak jantung bukan hanya cepat, tetapi juga tidak teratur.
Sebaliknya, pada serangan panik yang terjadi pada orang tanpa masalah jantung, detak jantung memang meningkat pesat, tetapi iramanya tetap teratur.
Serangan panik biasanya hanya berlangsung singkat. Setelah serangan berakhir, detak jantung akan berangsur melambat dan kembali normal, umumnya dalam waktu hingga 30 menit. Namun, bila detak jantung tidak kunjung menurun atau muncul gejala lain yang mengkhawatirkan, seperti nyeri dada, sebaiknya segera mencari pertolongan medis.
Apakah AFib bisa menyebabkan serangan panik atau sebaliknya?
Sampai detik ini belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa AFib secara langsung bisa memicu serangan panik. Namun, jika gejala AFib terasa sangat mengganggu atau menakutkan, serangan panik bisa saja terjadi sebagai respons tubuh terhadap rasa cemas yang muncul.
Gejala AFib memang sering menimbulkan rasa tidak nyaman dan bisa membuat kamu panik atau khawatir berlebihan. Perasaan inilah yang kemudian dapat memicu serangan panik.
Lantas, apakah serangan panik bisa menyebabkan AFib?
Peran gangguan kecemasan sebagai faktor risiko AFib masih belum banyak diteliti. Namun, sebuah tinjauan pada tahun 2019 mengenai pemicu AFib menemukan alasan yang cukup kuat untuk mempertimbangkan kecemasan sebagai faktor risiko yang berdiri sendiri.
Para peneliti mencatat bahwa kecemasan berpotensi meningkatkan kemungkinan terjadinya AFib dengan cara memengaruhi sistem saraf otonom, yang pada akhirnya bisa berdampak pada fungsi jantung.
Gejala AFib dan serangan panik

Gejala AFib
- Palpitasi jantung, termasuk detak jantung cepat atau tidak teratur.
- Kelelahan.
- Pusing, pingsan, atau terasa ringan di kepala.
- Nyeri atau tekanan di dada.
- Sesak napas.
- Tekanan darah rendah.
- Intoleransi terhadap aktivitas fisik.
- Tekanan emosional
Gejala serangan panik
- Detak jantung meningkat.
- Berkeringat.
- Gemetar.
- Nyeri atau tekanan di dada.
- Sensasi tercekik atau sesak napas.
- Mual.
- Menggigil atau kepanasan mendadak.
- Rasa takut yang intens atau perasaan ngeri.
- Kecemasan.
- Ketakutan.
- Sensasi kesemutan.
- Perasaan terlepas dari kenyataan atau diri sendiri.
Serangan panik digambarkan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th edition, text revision (DSM-5-TR) sebagai ketakutan atau kecemasan yang tiba-tiba dan amat kuat, tanpa memandang apakah gejala fisik lain muncul atau tidak.
Perbedaan penyebab
Penyebab serangan panik
Serangan panik bisa muncul karena berbagai alasan. Kadang penyebabnya bersifat sementara, misalnya rasa cemas menjelang sebuah peristiwa penting dalam hidup. Kecemasan itu dapat memicu serangan panik.
Selain itu, ada juga faktor psikologis lain yang berperan, seperti:
- Fobia: Jika kamu memiliki fobia lalu berhadapan dengan pemicunya, rasa takut dan cemas yang intens bisa memunculkan serangan panik.
- Trauma: Orang dengan pengalaman traumatis bisa mengalami serangan panik saat bertemu pemicunya. Pemicu ini bisa berupa tempat, orang, bau, atau sensasi tertentu yang mengingatkan pada peristiwa traumatis.
- Gangguan kecemasan: Berbagai gangguan kecemasan dapat menimbulkan serangan panik sebagai salah satu gejala. Misalnya gangguan panik, obsessive-compulsive disorder (OCD), dan gangguan kecemasan umum. Depresi juga bisa memunculkan serangan panik.
Selain faktor psikologis, penggunaan obat-obatan tertentu atau penghentian obat secara mendadak juga dapat menimbulkan kecemasan yang berujung pada serangan panik.
Penyebab AFib
AFib bisa dipicu oleh berbagai hal, dan kadang tidak ada alasan yang jelas mengapa kondisi ini muncul. Namun, beberapa faktor diketahui dapat berperan:
- Usia yang lebih tua.
- Kondisi jantung, seperti kelainan bawaan jantung, penyakit jantung koroner, iskemia atrium, penyakit katup jantung, atau peradangan jantung (miokarditis/perikarditis).
- Tekanan darah tinggi.
- Konsumsi alkohol berlebihan.
- Gangguan tiroid (hipertiroidisme).
- Diabetes.
- Obstructive sleep apnea.
- Emboli paru.
- Asma.
- Penyakit paru obstruktif kronis.
Serangan panik dan AFib bisa menimbulkan gejala serupa. Namun, AFib umumnya berlangsung lebih lama dan menimbulkan sensasi bergetar di dada. Serangan panik biasanya kurang dari 30 menit dan disertai sesak atau tercekik di tenggorokan, mual, serta rasa kehilangan kontrol. Hanya dokter yang dapat memastikan penyebab gejala ini, jadi segera konsultasikan ke dokter jika kamu mengalaminya.
Referensi
"Is it AFib or a Panic Attack?" Kardia. Diakses September 2025.
Zeid Nesheiwat, Amandeep Goyal, and Mandar Jagtap, “Atrial Fibrillation,” StatPearls - NCBI Bookshelf, April 26, 2023, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526072/.
Dimitar Bonevski and Andromahi Naumovska, “Panic Attacks and Panic Disorder,” in IntechOpen eBooks, 2020, https://doi.org/10.5772/intechopen.86898.
Paolo Severino et al., “Triggers for Atrial Fibrillation: The Role of Anxiety,” Cardiology Research and Practice 2019 (February 18, 2019): 1–5, https://doi.org/10.1155/2019/1208505.
"How to Know If You’re Experiencing AFib or a Panic Attack." Healthline. Diakses September 2025.
"Is it AFib or a panic attack?" Medical News Today. Diakses September 2025.