7 Cara Mengobati Hepatitis Berdasarkan Jenisnya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hepatitis adalah penyakit akibat peradangan pada bagian hati. Pada umumnya, penyakit yang dikenal sebagai penyakit kuning ini terjadi karena tubuh terinfeksi virus hepatitis yang sangat menular. Virus bisa berpindah dari satu tubuh ke tubuh lain melalui makanan, air, dan udara yang terkontaminasi.
Pada umumnya penyakit ini digolongkan menjadi lima jenis, yaitu hepatitis A, B, C, D, dan E. Kelima jenis tersebut sangat menular. Namun, ada pula dua jenis lain yang tidak disebabkan oleh virus, yaitu hepatitis alkoholik dan autoimun. Inilah cara mengobati hepatitis berdasarkan jenisnya yang bisa kamu lakukan.
Jenis-jenis hepatitis
Hepatitis A adalah jenis penyakit yang banyak menyerang. Walaupun begitu, virus hanya menyerang dalam jangka pendek dan akut. Hepatitis B, C, dan D memiliki gejala yang berlangsung lebih lama dan kronis. Sementara itu, hepatitis E mirip hepatitis A, tetapi lebih banyak menyerang ibu hamil.
Hepatitis alkoholik adalah peradangan hati karena seseorang terlalu banyak mengonsumsi alkohol, sedangkan hepatitis autoimun disebabkan karena sistem imun tubuh berbalik menyerang sel hati hingga terjadi peradangan.
Penanganan pasien hepatitis harus disesuaikan dengan jenis virus yang menginfeksi. Simak caranya berikut ini.
1. Hepatitis A
Pada umumnya, hepatitis A akan sembuh dengan sendiri ketika sistem imun tubuh berhasil memerangi virus. Jadi, tidak ada upaya tertentu yang harus dilakukan. Pasien hanya perlu istirahat penuh untuk mengurangi gejala yang membuat tubuh tidak nyaman.
Jika disertai diare dan muntah, pastikan tubuh tetap mendapatkan asupan air dan nutrisi yang cukup. Selain itu, penting juga untuk menjaga kebersihan agar penyakit tidak menulari orang lain, mengingat virus cukup ganas dan cepat menyebar.
2. Hepatitis B
Seperti hepatitis A, jika seseorang menderita hepatitis B akut, tidak ada upaya khusus untuk penyembuhannya. Namun, obat antivirus diperlukan untuk menyembuhkan pasien dengan hepatitis B kronis. Tujuannya adalah untuk menghambat virus bereproduksi dan mencegah kerusakan yang mereka timbulkan pada hati.
Dilansir Healthline, pengobatan tersebut bisa berlangsung cukup lama, yaitu mulai dari beberapa bulan hingga tahunan. Evaluasi medis secara berkala juga dibutuhkan untuk melihat reaksi virus pada pengobatan.
3. Hepatitis C
Pasien hepatitis C, baik yang akut maupun kronis, memerlukan pengobatan antivirus. Biasanya dokter akan mengombinasikan beberapa macam obat agar lebih efektif.
Pasien dengan hepatitis C bisa berujung pada komplikasi berupa sirosis (penyakit jaringan parut pada hati) atau yang paling parah adalah kanker hati. Jika ini terjadi, pasien akan disarankan untuk transplantasi hati.
Editor’s picks
4. Hepatitis D
Hepatitis D bisa menjangkit seseorang yang sudah menderita hepatitis B terlebih dahulu. Sayangnya, hingga saat ini belum ada obat antivirus yang bisa menyembuhkannya.
Menurut penelitian yang dipublikasikan NCBI, hanya obat interferon-alpha yang menunjukkan efek terapi pada pasien hepatitis D. Meskipun begitu, penelitian tersebut mengatakan bahwa pengobatan itu hanya berhasil pada 25 hingga 30 persen pasien.
Cara terakhir yang bisa dilakukan adalah dengan menghilangkan virus hepatitis B pada pasien. Kasus terburuknya, pasien harus melakukan prosedur cangkok hati.
Baca Juga: 7 Penyebab Hepatitis yang Perlu Kamu Tahu, Ayo Cegah Sebelum Mewabah!
5. Hepatitis E
Pasien dengan hepatitis E biasanya akan sembuh tanpa bantuan obat karena infeksi cenderung akut, tidak kronis. Dokter akan menyarankannya untuk mendapatkan istirahat yang cukup, memperbanyak minum, memenuhi nutrisi, dan menghindari konsumsi alkohol. Jika pasien sedang hamil, pemantauan dan perawatan sangat diperlukan agar virus tidak makin menyebar.
6. Hepatitis alkoholik
Jika pasien didiagnosis terkena hepatitis alkoholik, langkah pengobatan pertama yang harus dilakukan adalah dengan berhenti minum alkohol seterusnya. Cara ini bisa mengembalikan kondisi hati menjadi semula dan mencegah penyakit berujung pada komplikasi.
Orang dengan hepatitis alkoholik rentan untuk mengalami malnutrisi. Oleh karena itu, penting untuk menjaga agar nutrisi tetap terjaga. Khususnya, penuhi kebutuhan vitamin B dan asam folat.
7. Hepatitis autoimun
Pasien dengan hepatitis autoimun harus mendapatkan terapi obat kortikosteroid tepat setelah didiagnosis. Dilansir Healthline, cara ini terbukti berhasil pada 80 persen pasien.
Jika cara tersebut masih kurang efektif, dokter akan menambahkan obat yang bisa menekan keaktifan sistem imun tubuh seperti azothioprine (imuran). Dalam sebagian kasus, pengobatan harus dilakukan seumur hidup agar sel hati bisa lebih terlindungi.
Penting untuk menyesuaikan cara mengobati hepatitis dengan jenis yang dialami. Dengan begitu, sumber masalah bisa teratasi dengan lebih efektif.
Baca Juga: 7 Fakta Tentang Hepatitis yang Jarang Diketahui Orang Awam