25 Penyebab Nyeri Panggul saat Hamil, Mana yang Bahaya?

Jangan ragu untuk menghubungi dokter atau bidan

Nyeri panggul adalah keluhan umum selama kehamilan. Sementara beberapa perempuan hanya mengalami ketidaknyamanan ringan, yang lain mungkin mengalami rasa sakit yang lebih parah yang dapat mengganggu aktivitas.

Hingga 80 persen perempuan mengalami nyeri pangkal paha di beberapa titik selama kehamilan, sebagian besar pada trimester akhir ketika tekanan pada daerah panggul sangat intens, seperti dilansir Cleveland Clinic.

Keluhan tersebut bahkan lebih terasa saat bayi turun ke area panggul untuk persiapan persalinan, biasanya sekitar 2–4 minggu sebelum melahirkan jika itu adalah bayi pertama, meskipun banyak perempuan tidak akan mengalaminya sampai fase awal persalinan.

Untuk membantu kamu lebih memahami apa yang mungkin menyebabkan nyeri panggul saat hamil, berikut beberapa kemungkinan penyebabnya.

1. Disfungsi simfisis pubis

Selama kehamilan, sendi di depan panggul yang dikenal sebagai simfisis pubis bisa menjadi tidak stabil, menyebabkan nyeri tulang panggul. Ini mungkin mulai terjadi segera setelah pembuahan, dan memburuk menjelang akhir kehamilan.

Disfungsi simfisis pubis atau symphysis pubis dysfunction (SPD) terjadi ketika estrogen, progesteron, dan relaxin meningkat selama kehamilan. Peningkatan hormon ini menyebabkan ligamen panggul menjadi lebih rileks dan lunak, dan persendian mulai menjadi lebih bergerak. Beberapa perempuan menggunakan sabuk penyangga untuk menstabilkan area tersebut.

SPD juga dikenal sebagai pelvic girdle pain.

2. Accomodation pain

Saat tubuh bersiap untuk menyediakan tempat yang aman bagi bayi, untuk tumbuh, organ perlu bergeser untuk memberi ruang bagi rahim yang membesar. Ini dapat menyebabkan kram atau nyeri seperti menstruasi di panggul selama kehamilan.

Dijelaskan dalam laman Pelvic Pain Doc, biasanya ini terjadi pada 8 hingga 12 minggu pertama kehamilan, accomodation pain hanyalah bagian dari prosesnya. Kecuali jika mengalami pendarahan, jenis nyeri kehamilan ini tidak perlu dikhawatirkan.

3. Nyeri ligamen bundar

25 Penyebab Nyeri Panggul saat Hamil, Mana yang Bahaya?ilustrasi pemeriksaan prenatal pada ibu hamil (pexels.com/MART PRODUCTION)

Nyeri ligamen bundar (round ligament pain) sering terjadi selama kehamilan. Ligamen bundar terlihat seperti tali yang mengikat rahim ke selangkangan. Dilansir StatPearls, ligamen ini memberikan dukungan pada rahim, dan mungkin menjadi nyeri selama trimester kedua saat melunak dan meregang saat perut membesar.

Nyeri ligamen bundar dideskripsikan sebagai:

  • Nyeri yang terasa seperti ada sesuatu yang ditarik di dalam area panggul.
  • Nyeri bisa tajam dan tiba-tiba.
  • Nyeri dirasakan di sisi kanan perut, walaupun bisa terjadi di sisi kiri atau kedua sisi.
  • Gerakan tiba-tiba, seperti berguling di tempat tidur, bisa memicu rasa sakit.

Sering kali rasa sakit akan hilang kalau kamu duduk atau berbaring dan beristirahat. Cobalah untuk menghindari gerakan tiba-tiba kalau itu memicu nyeri. Mengaplikasikan kompres hangat juga bisa membantu.

4. Diastasis recti

Selama kehamilan, kamu mungkin melihat tonjolan di tengah perut. Menurut laporan dalam British Journal of Sports Medicine (2016), kedua sisi rektus abdominis—otot yang membentang dari atas ke bawah perut—dapat meregang dan terpisah selama kehamilan, menyebabkan diastasis recti.

Pemisahan otot perut bisa menyebabkan kelemahan. Kamu mungkin kesulitan mengangkat benda berat. Diastasis recti biasa terjadi, dimulai pada akhir trimester kedua dan ketiga, dan bisa berlanjut setelah kehamilan.

5. Tekanan dari berat bayi

Pada trimester ketiga, kamu mungkin mengalami tekanan di daerah panggul karena berat bayi yang tumbuh dengan cepat menekan saraf yang mengalir dari vagina ke kaki.

Dilansir Parents, nyeri ini biasanya terjadi dengan gerakan, seperti saat berjalan atau naik mobil, karena bayi terpental-pental. Untuk membantu meredakan tekanan, berbaringlah di satu sisi dan istirahat.

Baca Juga: Studi: Diet Mediterania Cegah Preeklamsia pada Ibu Hamil

6. Kista ovarium

25 Penyebab Nyeri Panggul saat Hamil, Mana yang Bahaya?ilustrasi pemeriksaan kehamilan (unsplash.com/CDC)

Kista ovarium dapat terbentuk dan tumbuh lebih besar selama kehamilan dan dapat menyebabkan nyeri panggul, sebagian karena rahim yang membesar menekan ovarium.

Kista berkembang ketika ada perubahan dalam cara ovarium membuat atau melepaskan sel telur. Kista ovarium umum terjadi, bukan kanker, dan umumnya tidak berbehaya.

Beri tahu dokter kalau kamu pernah memiliki kista sebelumnya atau khawatir kamu memilikinya sekarang. Dokter dapat menggunakan ultrasonografi (USG) untuk mencarinya.

Kalau kista pecah, rasa sakitnya akan makin parah. Dalam kasus yang jarang, kista bisa tumbuh lebih besar dan menyebabkan ovarium berputar dengan sendirinya (torsi ovarium), yang mengakibatkan nyeri perut yang tajam, parah, dan kemungkinan mual muntah serta berkeringat. Kalau kamu memiliki gejala ini, segera hubungi dokter.

7. Kontraksi Braxton Hicks

Kontraksi Braxton Hicks dijuluki kontraksi persalinan palsu karena terasa seperti kontraksi sungguhan, tetapi sebetulnya bukan.

Kontraksi Braxton Hicks dapat terjadi sejak usia kehamilan 6 minggu, tetapi biasanya kamu tidak merasakannya sedini itu, mengutip publikasi StatPearls. Kamu mungkin mulai merasakan nyeri persalinan palsu sekitar trimester kedua atau ketiga, yang mana ini bisa menakutkan kalau hari persalinan tinggal beberapa minggu lagi.

Kontraksi Braxton Hicks umum terjadi dan dianggap membantu tubuh mempersiapkan persalinan yang sesungguhnya. Apa yang kamu rasakan adalah serat otot rahim menegang dan mengendur.

Perbedaan antara kontraksi persalinan nyata dan Braxton Hicks meliputi waktu dan keteraturan.

  • Kontraksi Braxton Hicks sering terjadi setelah sangat aktif, berhubungan seks, jika mengalami dehidrasi, atau jika kandung kemih penuh.
  • Kontraksi persalinan yang nyata dimulai dan berlanjut secara berkala, makin kuat dan makin menyakitkan seiring waktu.
  • Braxton Hicks datang dan pergi dengan interval yang tidak teratur dan biasanya tidak terlalu menyakitkan.

Kontraksi persalinan yang nyata akan melahirkan bayi, sedangkan kontraksi Braxton Hicks tidak.

Bicarakan dengan dokter kalau kamu mengalami kontraksi dan tidak yakin apakah itu kontraksi Braxton Hicks.

8. Infeksi saluran kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) relatif umum selama kehamilan. Gejalanya membuat kamu tiba-tiba ingin buang air kecil, mungkin mengalami sensasi terbakar saat buang air kecil, dan bahkan ada darah dalam urine. Beberapa orang juga mengalami sakit perut.

Perbedaannya adalah pada kehamilan, ISK yang tidak diobati dapat menimbulkan komplikasi serius bagi kamu dan bayi.

Kekhawatiran dengan ISK selama kehamilan adalah kondisi ini bisa berkembang menjadi infeksi ginjal yang akan meningkatkan risiko persalinan prematur, mengutip Parents.

Berat lahir bayi mungkin juga terpengaruh. Inilah salah satu alasan dokter perlu menguji urine pada setiap kunjungan, yaitu untuk mengecek tanda-tanda bakteri yang dapat menyebabkan ISK. Kalau dideteksi lebih awal, infeksi seharusnya mudah diobati dengan antibiotik.

9. Konstipasi

25 Penyebab Nyeri Panggul saat Hamil, Mana yang Bahaya?ilustrasi konstipasi atau sembelit saat hamil (freepik.com/senivpetro)

Menurut Cleveland Clinic, hingga 40 persen ibu hamil mengalami konstipasi. Penyebab umumnya termasuk peningkatan hormon yang berhubungan dengan kehamilan atau mengonsumsi suplemen zat besi yang memperlambat saluran pencernaan, yang menyebabkan ketidaknyamanan panggul.

Konstipasi saat hamil bisa diatasi dengan mejaga hidrasi dan makan makanan tinggi serat seperti buah dan sayuran segar. Cobalah untuk olahraga lebih sering jika memungkinkan, atau mengganti vitamin prenatal (jika mengandung zat besi). Kalau itu tidak membantu, tanyakan kepada dokter tentang pengobatan yang dijual bebas, seperti suplemen serat, pelunak feses, obat pencahar nonstimulan, atau supositoria gliserin.

10. Vulvodinia

Vulvodinia adalah kondisi yang menyebabkan nyeri kronis di daerah panggul, terutama daerah vulva dan vagina, tetapi tidak memiliki penyebab yang jelas.

Kondisi ini tidak dipicu oleh infeksi, trauma yang jelas, atau cedera, tetapi rasa sakitnya bisa sangat parah.

Vulvodinia sulit untuk didiagnosis dan bahkan ketika dokter mendiagnosisnya dengan benar, mungkin sulit untuk mendapatkan perawatan yang dibutuhkan. Kalau kamu memilikinya, epidural dapat membantu persalinan dan nyeri melahirkan.

Baca Juga: Studi: Minum Alkohol saat Hamil bisa Mengubah Struktur Otak Janin

11. Nyeri sendi sakroiliaka

Nyeri sendi sakroiliaka atau sacroiliac joint pain adalah nyeri punggung bawah yang terkadang menjalar ke kaki. Di sekitar panggul, di dasar tulang belakang, tulang membentuk gelang panggul (pelvic girdle). Kedua sendi sakroiliaka, yang terletak di bagian belakang tubuh, membantu menopang gelang panggul.

Pertambahan berat badan saat hamil dapat menambah tekanan pada tulang dan persendian gelang panggul. Sendi mungkin mulai menahan beban secara tidak merata, menyebabkan tekanan dan gesekan yang lebih besar pada sendi sakroiliaka. Jenis nyeri sendi sakroiliaka ini biasanya dimulai pada akhir trimester kedua atau ketiga (International Biomechanics, 2018).

Faktor lainnya adalah perubahan hormon selama kehamilan. Hormon relaxin, yang membantu otot-otot rileks dan bersiap untuk melahirkan, dapat melemahkan ligamen yang dibutuhkan untuk menopang, berkontribusi pada rasa sakit (PLOS One, 2019)

Menambahkan dari laman Mount Sinai, kamu mungkin merasakan nyeri saat menaiki tangga, berjalan, berguling di tempat tidur, menyeimbangkan diri, atau keluar dari bak mandi. Nyeri sendi sakroilaka bisa dirasakan di punggung bagian bawah, kaki, pinggul, dan selangkangan. Rasa sakitnya bisa terasa tajam atau tumpul dan mati rasa, membuat kamu merasa kaki seperti lemas.

12. Infeksi vagina

25 Penyebab Nyeri Panggul saat Hamil, Mana yang Bahaya?ilustrasi jenis infeksi vagina yang paling umum (freepik.com/stefamerpik)

Infeksi vagina dapat terjadi selama kehamilan karena perubahan hormon—terutama peningkatan estrogen—mengganggu keseimbangan asam normal vagina. Dua jenis infeksi vagina yang umum selama kehamilan adalah infeksi ragi dan vaginosis bakterialis.

Infeksi vagina dapat menyebabkan gatal, sensasi terbakar, kemerahan, bengkak, dan nyeri di sekitar vulva. Nyeri dapat terjadi saat berhubungan seks atau saat buang air kecil. Menurut laporan dalam jurnal F1000Research (2017), kamu mungkin melihat beberapa bercak dan perubahan pada keputihan, seperti warna, bau, atau jumlah yang tidak normal.

Kalau keputihan kamu:

  • Tipis dan seperti susu dan kamu tidak memiliki gejala lain, kemungkinan ini adalah peningkatan keputihan yang umum saat kehamilan.
  • Putih, ada gumpalan, dan kental, bisa jadi ini adalah infeksi ragi.
  • Berbau tidak sedap atau keputihan berwarna keabu-abuan, mungkin ini tanda vaginosis bakterialis.

Infeksi vagina bisa terjadi kapan saja selama kehamilan. Sebelum minum obat apa pun, termasuk obat yang dijual bebas, bicarakan dengan dokter.

13. Diastasis simfisis pubis

Simfisis pubis adalah sendi yang menghubungkan tulang-tulang di bagian depan panggul. Selama kehamilan, sendi ini perlu melebar untuk memberi ruang bagi persalinan. Terkadang, pelebaran ini bisa menyebabkan rasa sakit karena panggul menjadi tidak stabil dan kurang menopang.

Pemisahan simfisis pubis atau juga dikenal sebagai diastasis simfisis pubis bisa terasa seperti tertembak, nyeri tajam di bagian depan panggul. Rasa sakit dapat menyebar ke punggung bagian bawah, pinggul, paha, perut bagian bawah, dan belakang kaki. Kamu mungkin merasakan sensasi "klik", gilingan, atau gertakan.

Rasa sakitnya mungkin bertambah parah saat membalikkan badan di tempat tidur atau saat menggendong anak dengan satu pinggul. Kalau kamu berjalan terhuyung-huyung, itu bisa terkait dengan diastasis simfisis pubis, seperti dilansir Verywell Health.

14. Skiatika

Saraf skiatik adalah saraf terbesar di tubuh, yang dimulai di punggung bawah dan bercabang di pantat, pinggul, dan bagian belakang kaki. Ketika saraf terjepit, maka dapat penyebabkan skiatika atau ischialgia.

Gejala skiatika bisa dimulai saat berat badan mulai naik, pada masa akhir trimester kedua atau ketiga. Tekanan pada saraf akibat penambahan berat badan, retensi cairan, dan pertumbuhan rahim dapat menjepit saraf siatik di sepanjang jalurnya. Terkadang, kepala bayi bisa menekan saraf. Perubahan postur saat bertambah berat di bagian depan juga dapat menyebabkan skiatika.

Hormon relaksin juga turun berperan pada skiatika karena ligamen melonggarkan penyangganya, menggeser sendi dan tulang. Perubahan ini bisa berkontribusi pada saraf skiatik yang terjepit.

Skiatika terasa seperti kesemutan, mati rasa, atau bisa tajam dan nyeri menusuk. Biasanya, kamu akan merasakannya mulai dari punggung bawah atau bokong dan menyebar ke salah satu kaki. Kadang, kamu mungkin merasakannya di kedua kaki atau sampai ke telapak kaki, dilansir Cleveland Clinic.

Penyebab yang lebih serius dan bisa menjadi kondisi darurat

Terkadang nyeri panggul selama kehamilan bisa merupakan hal serius. Apabila rasa sakit disertai dengan gejala tertentu, seperti demam dan pendarahan, segera hubungi dokter. 

Kegawatdaruratan dalam kebidanan adalah penyebab nyeri panggul yang kurang umum selama kehamilan. Keadaan darurat ini mengancam jiwa ibu, bayi, atau keduanya. Intervensi medis atau bedah diperlukan untuk keadaan darurat kebidanan apa pun.

Berikut ini adalah penyebab serius nyeri panggul selama kehamilan.

15. Keguguran

25 Penyebab Nyeri Panggul saat Hamil, Mana yang Bahaya?ilustrasi keguguran (freepik.com/freepik)

Keguguran adalah kehamilan yang berakhir dengan keguguran sebelum minggu ke-20 kehamilan. Sebagian besar terjadi lebih awal, terkadang sebelum seorang perempuan menyadari kehamilannya, dan sering kali tidak diketahui. Sekitar 10 sampai 20 persen dari kehamilan yang diketahui berakhir dengan keguguran. Keguguran, walaupun sering terjadi, dapat menjadi tantangan emosional.

Begitu terjadi, keguguran tidak bisa dihentikan. Keguguran dapat terjadi jika embrio atau janin tidak berkembang secara normal.

Meskipun keguguran tidak dapat dihentikan, sangat penting untuk menghubungi dokter. Keguguran dapat menyebabkan perdarahan hebat atau infeksi. Juga, mendapatkan bantuan dalam menghadapi sisi emosional dari keguguran bisa sangat membantu.

Menurut Verywell Health, tanda-tanda keguguran meliputi:

  • Pendarahan atau bercak dari vagina.
  • Kram atau nyeri di perut bagian bawah, bahu, atau punggung bawah.
  • Gumpalan darah, cairan, atau jaringan keluar dari vagina.
  • Nyeri saat buang air besar atau buang air kecil.
  • Pusing atau pingsan.
  • Demam (suhu mencapai 38 derajat Celcius) atau menggigil.

Tidak semua perdarahan pada awal kehamilan adalah keguguran. Bercak ringan selama awal kehamilan biasanya tidak berbahaya. Namun, kamu tetap harus menginformasikan hal ini kepada dokter atau bidan.

Baca Juga: Hamil Tanpa Hubungan Sex, Mungkinkah Terjadi? Ini Faktanya

16. Persalinan prematur

Persalinan prematur adalah ketika kontraksi dan pembukaan serviks untuk kelahiran terjadi terlalu dini. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, persalinan prematur dapat terjadi antara minggu ke-20 dan ke-37 kehamilan dan terjadi pada sekitar 12 persen kehamilan.

Pada atau setelah 37 minggu, ibu hamil dianggap sudah cukup bulan. Persalinan prematur yang lebih cepat terjadi pada jendela 20 hingga 37 minggu, maka akan makin berbahaya.

Cari pertolongan medis darurat jika kamu yakin akan melahirkan sebelum usia 37 minggu kehamilan.

Tanda-tanda persalinan prematur meliputi:

  • Kontraksi, yang terasa seperti perut kencang.
  • Sakit punggung bagian bawah yang tumpul dan tidak kunjung hilang.
  • Kram atau tekanan di perut.
  • Pendarahan atau bercak.
  • Semburan cairan dari vagina.
  • Keputihan yang seperti lendir atau berdarah.

17. Solusio plasenta

Solusio plasenta terjadi ketika plasenta terlepas sebagian atau seluruhnya dari dinding rahim. Karena plasenta memberi bayi nutrisi dan oksigen, ini bisa menjadi keadaan darurat. Menurut studi dalam Journal of Research in Medical Sciences (2013), solusio plasenta biasanya terjadi pada trimester ketiga.

Dilansir Better Health Channel, solusio plasenta terjadi pada satu dari 100 kehamilan. Separuh dari kasus ini ringan, 25 persen sedang, dan 25 persen mengancam nyawa ibu dan bayi.

Segera cari perawatan medis jika kamu mengalami:

  • Nyeri punggung bawah yang tidak kunjung hilang.
  • Nyeri atau nyeri tekan di perut.
  • Kontraksi yang datang tanpa jeda, silih berganti.
  • Pendarahan vagina.

18. Kehamilan ektopik

25 Penyebab Nyeri Panggul saat Hamil, Mana yang Bahaya?ilustrasi kehamilan ektopik (commons.wikimedia.org/BruceBlaus)

Ketika sel telur yang telah dibuahi menempel di mana saja di luar rahim, itu disebut kehamilan ektopik. Paling sering, kehamilan ektopik terjadi di tuba falopi, yang biasanya berfungsi sebagai jalan bagi telur untuk melakukan perjalanan dari ovarium ke rahim. Kehamilan ektopik dapat terjadi di bagian tubuh lain, seperti leher rahim, ovarium, atau rongga perut. Menurut American Academy of Family Physicians, kehamilan ektopik tergolong, dapat terjadi pada 1 hingga 2 persen kehamilan.

Kehamilan ektopik tidak dapat tumbuh menjadi bayi dan, jika tidak ditangani, dapat mengancam jiwa ibu. Sekitar 15 persen kehamilan ektopik menyebabkan pecahnya tuba falopi, yang mana ini sangat menyakitkan dan menyebabkan perdarahan yang bisa berbahaya.

Segera dapatkan perhatian medis jika kamu mengalami gejala kehamilan ektopik. Tanda peringatannya meliputi:

  • Bercak atau perdarahan vagina ringan.
  • Nyeri di perut bagian bawah.
  • Kram di salah satu sisi perut.
  • Sakit bahu.
  • Merasa perlu mengosongkan isi perut.
  • Merasa pusing atau mau pingsan.
  • Pendarahan vagina

Kamu mungkin memiliki tes kehamilan positif dengan kehamilan ektopik, melewatkan menstruasi, dan memiliki gejala kehamilan lainnya seperti mual dan merasa lelah.

19. Fibroid rahim

Fibroid rahim umum terjadi selama masa subur, tetapi kehamilan lebih lanjut merangsang pertumbuhan non kanker ini. Jika mereka tumbuh terlalu cepat, mereka bisa melebihi suplai darah mereka sendiri dan mulai merosot, yang menyebabkan nyeri panggul. Kadang, fibroid rahim harus dioperasi agar kehamilan bisa dilanjutkan.

20. Ruptur uteri

Ruptur uteri atau rahim robek jarang terjadi, sangat berbahaya, dan butuh perhatian medis darurat. Bagi perempuan yang pernah menjalani operasi caesar, sekitar 1 dari 67 hingga 1 dari 500 kemudian dapat mengalami ruptur uteri, menurut studi dalam The Journal of General Internal Medicine (2011).

Rahim robek bisa terjadi ketika dinding rahim robek. Ini bisa terjadi selama kehamilan atau saat melahirkan. Kalau kamu pernah menjalani operasi caesar, kamu berisiko mengalami ruptur uteri selama persalinan pervaginam berikutnya.

Tanda-tanda yang harus diperhatikan antara lain:

  • Pendarahan vagina.
  • Robekan tiba-tiba atau nyeri abnormal.
  • Bayi itu tampak kesusahan (distress).
  • Kontraksi persalinan melambat atau menjadi kurang intens.
  • Detak jantung menurun.
  • Nyeri tiba-tiba di lokasi operasi caesar atau bekas luka perut lainnya.

Baca Juga: Langkah-langkah Traveling Aman bagi Ibu Hamil, Perhatikan yuk!

21. Preeklamsia

25 Penyebab Nyeri Panggul saat Hamil, Mana yang Bahaya?ilustrasi ibu hamil (freepik.com/pch.vector)

Menurut Preeclampsia Foundation, preeklamsia adalah kondisi yang sering menyakitkan yang memengaruhi 5 sampai 8 persen perempuan hamil dan dapat dimulai kapan saja setelah minggu ke-20 kehamilan.

Gejalanya meliputi penyempitan pembuluh darah di sekitar rahim (yang dapat secara serius mengurangi suplai oksigen dan nutrisi ke bayi), tekanan darah tinggi yang tiba-tiba muncul, dan potensi kerusakan ginjal atau hati.

Preeklamsia juga meningkatkan risiko solusio plasenta. Bila kondisinya parah, dapat disertai nyeri di bagian kanan atas perut dan memicu mual, sakit kepala, dan gangguan penglihatan (seperti lampu berkedip). Bagi banyak orang, tekanan darah tinggi dan pembengkakan abnormal pada wajah, tangan, dan kaki adalah indikasi pertama bahwa ada sesuatu yang salah. Jika kamu curiga menderita preeklamsia, segera hubungi dokter.

22. Torsi ovarium

Dalam kasus yang jarang terjadi, nyeri perut atau panggul, mual, dan demam disebabkan oleh torsi ovarium, yang terjadi ketika ovarium berputar di sekitar ligamen yang menempel dan memutus suplai darahnya sendiri.

Torsi ovarium dapat terjadi kapan saja selama kehamilan, tetapi paling sering terjadi pada tahap awal. Kamu mungkin lebih berisiko jika memiliki kista ovarium atau telah menjalani induksi ovulasi, yang dapat menyebabkan pembesaran ovarium.

23. Apendisitis

Ibu hamil juga bisa mengalami apendisitis atau radang usus buntu. Kamu umumnya akan merasakannya nyeri di bagian kanan bawah perut, meskipun nyeri mungkin menjalar ke area lain.

Dilansir Parents, usus buntu bisa "menyelinap" selama kehamilan karena seiring bertambahnya usia kehamilan, usus buntu didorong lebih tinggi di perut. Dalam kasus apendisitis, operasi darurat sering kali diperlukan untuk mengangkat usus buntu sebelum pecah.

24. Batu ginjal

25 Penyebab Nyeri Panggul saat Hamil, Mana yang Bahaya?ilustrasi pemeriksaan rutin kehamilan (freepik.com/Valuavitaly)

Apakah kamu merasakan nyeri hebat menjalar ke sisi tubuh? Apakah itu mengalami peningkatan dan penurunan secara bergantian? Jika iya, kamu mungkin memiliki batu ginjal.

Banyak dokter yang memilih untuk menunggu batunya keluar atau membuat ibu hamil merasa lebih nyaman. Kalau memang kamu merasa memiliki batu ginjal, kunjungi dokter. Nantinya dokter dapat memastikannya dengan tes darah, tes urine, dan/atau pencitraan.

25. Gas

Kehamilan menyebabkan relaksasi otot saluran pencernaan, yang menyebabkan semuanya melambat. Itu, ditambah dengan berat bayi yang sedang tumbuh dan hormon yang memengaruhi cara kamu mencerna makanan, dapat menyebabkan nyeri gas di panggul yang mungkin terasa berbeda dari sebelum hamil.

Kapan harus ke dokter?

Itulah deretan kemungkinan penyebab nyeri panggul saat hamil. Jangan pernah ragu untuk menghubungi dokter kalau kamu mengalami nyeri panggul dan punya firasat bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

Dokter atau bidan lebih memilih pasiennya untuk proaktif dan menentukan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan, daripada tidak menghubungi mereka dan kamu malah berisiko mengalami masalah serius.

Kalau kamu memiliki salah satu dari gejala berikut, segera hubungi dokter atau bidan:

  • Nyeri panggul yang tidak dapat dijelaskan.
  • Demam dan/atau menggigil.
  • Pendarahan apa pun.
  • Sakit kepala parah.
  • Pusing.
  • Pembengkakan tiba-tiba pada wajah, tangan, dan/atau kaki.
  • Mual dan/atau muntah yang terus-menerus.
  • Kurang dari 10 tendangan janin dalam 1 jam (setiap saat antara 28 minggu dan persalinan).
  • Lebih dari empat kontraksi per jam selama 2 jam.
  • Keputihan berair, kehijauan, atau berdarah.

Baca Juga: 8 Manfaat Air Kelapa untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya