Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Nyeri Lutut Belakang Bisa Jadi Tanda 15 Kondisi Ini

ilustrasi lutut (unsplash.com/Ana Garnica)
ilustrasi lutut (unsplash.com/Ana Garnica)
Intinya sih...
  • Kram otot kaki, jumper's knee, dan cedera tendon hamstring adalah beberapa kondisi yang dapat menyebabkan nyeri di belakang lutut.
  • Kista Baker, radang otot betis, dan robekan meniskus juga bisa menjadi penyebab nyeri di bagian belakang lutut.
  • Dengan diagnosis yang tepat, kamu bisa mendapatkan perawatan yang sesuai agar lutut kembali sehat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mengalami nyeri lutut setelah beraktivitas fisik bukanlah hal yang aneh, terutama jika aktivitas dilakukan terlalu berat atau berlebihan. Namun, ketika rasa sakit muncul di bagian belakang lutut, sensasinya sering kali terasa berbeda, seperti ada kram, tarikan, atau tekanan yang mengganggu.

Banyak orang cenderung mengabaikan keluhan ini, menganggapnya sekadar pegal yang akan hilang dengan sendirinya. Padahal, nyeri di area belakang lutut bisa menjadi sinyal penting bahwa ada sesuatu yang tidak beres pada salah satu sendi terbesar dan paling kompleks di tubuh.

Penyebabnya pun beragam, mulai dari masalah otot ringan seperti hamstring yang kaku, hingga kondisi medis yang lebih serius seperti kista Baker, cedera pada ligamen, atau gangguan pada struktur sendi lainnya. Memahami apa yang melatarbelakangi nyeri di belakang lutut adalah langkah awal yang krusial untuk menemukan solusi yang tepat.

1. Kram otot

Kram adalah kontraksi mendadak dan kuat pada otot. Otot betis adalah yang paling sering kram. Tidak terkecuali otot kaki lainnya yang juga dapat mengalaminya, termasuk otot di bagian belakang paha dekat lutut.

Kamu lebih berisiko mengalami kram kaki saat berolahraga atau selama kehamilan. Penyebab lain yang mungkin termasuk:

  • Masalah saraf di kaki.
  • Dehidrasi.
  • Obat-obatan tertentu, seperti statin dan diuretik.
  • Penyakit hati.

Saat mengalami kram, kamu akan tiba-tiba merasakan otot berkontraksi atau kejang. Rasa sakit dapat berlangsung antara beberapa detik hingga 10 menit. Setelah kram berlalu, otot mungkin terasa nyeri selama beberapa jam.

2. Jumper's knee

Jumper's knee adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tendinitis patela, keluhan sakit lutut yang umumnya menyerang atlet lompat. Kondisi ini merupakan cedera pada tendon patela yang menghubungkan tempurung lutut (patela) dengan tulang kering. Ini disebabkan oleh beban berlebihan atau penggunaan berlebihan pada tendon patela.

Misalnya, gerakan berulang seperti melompat atau mengubah arah yang dapat menyebabkan robekan kecil pada tendon. Seiring waktu, tendon membengkak dan melemah.

Kondisi ini menyebabkan nyeri pada tempurung lutut. Nyeri makin parah seiring waktu. Gejala lain mungkin termasuk:

  • Kelemahan.
  • Kekakuan.
  • Kesulitan membengkokkan dan meluruskan lutut.

3. Cedera tendon hamstring

ilustrasi otot hamstring (pexels.com/Maksim Goncharenok)
ilustrasi otot hamstring (pexels.com/Maksim Goncharenok)

Hamstring terdiri dari tiga otot yang membentang di bagian belakang paha, yaitu:

  • Otot semitendinosus.
  • Otot semimembranosus.
  • Otot biseps femoris.

Otot-otot ini memungkinkan kamu untuk membengkokkan lutut. Cedera pada salah satu otot ini disebut cedera hamstring atau regangan hamstring. Regangan hamstring terjadi ketika otot diregangkan terlalu jauh. Dalam beberapa kasus, otot dapat robek sepenuhnya. Hal ini mungkin memerlukan operasi dan dapat memakan waktu berbulan-bulan untuk sembuh.

Ketika mengalami cedera otot hamstring, kamu akan merasakan nyeri tiba-tiba. Cedera pada otot biseps femoris, yang disebut tendinopati biceps femoris, menyebabkan nyeri di bagian belakang lutut.

Gejala lain meliputi:

  • Pembengkakan.
  • Memar.
  • Kelemahan di bagian belakang kaki.

Jenis cedera ini umum terjadi pada atlet yang bermain olahraga seperti sepak bola, basket, tenis, atau hoki. Peregangan dan latihan otot hamstring dapat membantu meredakan nyeri dan mencegah cedera.

4. Kista baker

Kista Baker adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kista popliteal. Ini adalah kantong berisi cairan yang terbentuk di belakang lutut.

Cairan di dalam kista adalah cairan sinovial. Secara normal, cairan ini berfungsi sebagai pelumas untuk sendi lutut. Namun, jika mengalami arthritis atau cedera lutut, lutut mungkin memproduksi terlalu banyak cairan sinovial. Cairan berlebih ini dapat menumpuk dan membentuk kista.

Gejala kista Baker dapat meliputi:

  • Nyeri di dalam dan di belakang lutut.
  • Kekakuan dan kesulitan menekuk lutut.
  • Merasakan sensasi seperti terkunci atau ada bunyi "klik".
  • Pembengkakan di belakang lutut.

Gejala ini dapat memburuk saat kamu masih tetap aktif. Jika kista pecah, kamu akan merasakan nyeri tajam di lutut.

Kista Baker kadang-kadang hilang dengan sendirinya. Namun, konsultasikan dengan dokter jika kista mengganggu aktivitas sehari-hari, membesar, atau tiba-tiba terasa sakit.

Pengobatan dapat meliputi suntikan steroid, terapi fisik, atau pengosongan kista. Mengobati penyebab dasarnya juga dapat membantu menghilangkan kista Baker.

5. Radang otot betis

Otot gastrocnemius dan otot soleus yang membentuk betis terletak di bagian belakang kaki bawah. Otot-otot ini membantu membengkokkan lutut dan menggerakkan jari kaki.

Olahraga seperti tenis dan squash yang mengharuskan kamu berpindah dari posisi berdiri ke berlari dengan cepat dapat menyebabkan otot gastrocnemius tegang atau robek. Kamu akan tahu bahwa otot ini tegang karena rasa sakit mendadak yang timbul di bagian belakang kaki.

Gejala lain dari cedera betis meliputi:

  • Nyeri dan pembengkakan di betis.
  • Memar dan rasa nyeri di betis.
  • Kesulitan berdiri di ujung jari kaki.

Pengobatan cedera betis tergantung pada tingkat keparahannya. Misalnya, rencana pengobatan untuk cedera ringan mungkin meliputi istirahat, fisioterapi, dan obat pereda nyeri yang dijual bebas. Pengobatan ini dapat memakan waktu hingga 8 minggu.

Di sisi lain, robekan tendon Achilles mungkin memerlukan operasi dan bisa memakan waktu untuk pulih sampai 6 bulan lamanya.

6. Robekan meniskus

ilustrasi lutut (freepik.com/freepik
ilustrasi lutut (freepik.com/freepik

Meniskus adalah sepotong kartilago berbentuk segitiga yang berfungsi sebagai bantalan dan stabilisator sendi lutut. Setiap lutut memiliki dua meniskus, masing-masing di sisi kiri dan kanan lutut.

Atlet sering mengalami robekan meniskus saat melakukan gerakan squat dan memutar lutut. Seiring bertambahnya usia, meniskus melemah dan mengalami degenerasi. Hal ini membuatnya lebih rentan robek saat melakukan gerakan memutar.

Saat meniskus robek, kamu mungkin mendengar suara "klik" atau "pop". Awalnya, cedera ini mungkin tidak terasa sakit. Namun, setelah berjalan beberapa hari, lutut dapat menjadi lebih nyeri.

Gejala lain dari robekan meniskus meliputi:

  • Kekakuan pada lutut.
  • Pembengkakan.
  • Kelemahan.
  • Rasa nyeri saat disentuh.
  • Lutut terkunci atau terasa lemah.

Pilihan pengobatannya:

  • Istirahat, kompres es, dan mengangkat lutut yang terkena.
  • Latihan.
  • Operasi artroskopi lutut.

7. Ligamen cruciatum anterior

Ligamen cruciatum anterior adalah seutas jaringan yang melintasi bagian depan sendi lutut. Ligamen ini menghubungkan tulang paha dengan tulang kering, memberikan kestabilan, dan membantu gerakan maju-mundur lutut.

Sebagian besar cedera terjadi saat kamu memperlambat laju, berhenti, atau mengubah arah secara tiba-tiba kala berlari. Kamu juga dapat mengalami regangan atau robekan ligamen ini jika mendarat dengan salah saat melompat, atau terkena benturan dalam olahraga kontak seperti sepak bola.

Kamu mungkin merasakan bunyi "pop" saat cedera terjadi. Setelah itu, lutut akan terasa sakit dan bengkak. Kamu juga mungkin kesulitan menggerakkan lutut secara penuh dan merasakan nyeri saat berjalan.

Pengobatan untuk cedera ACL tergantung pada tingkat keparahannya. Rencana pengobatan mungkin mencakup terapi fisik, istirahat, atau operasi rekonstruksi pada jaringan tersebut.

9. Ligamen cruciatum posterior

ilustasi nyeri lutut (freepik.com/wayhomestudio)
ilustasi nyeri lutut (freepik.com/wayhomestudio)

Ligamen cruciatum posterior adalah pasangan dari ligamen anterior cruciatum. Ini adalah ikatan jaringan lain yang menghubungkan tulang paha dengan tulang kering dan menopang lutut. Namun, cruciatum posterior tidak sering cedera jika dibanding pasangannya itu.

Kamu dapat mengalami cedera jika menerima benturan keras di bagian depan lutut, misalnya dalam kecelakaan mobil. Terkadang cedera terjadi akibat memutar lutut atau tergelincir saat berjalan.

Meregangkan ligamen terlalu jauh dapat menyebabkan ketegangan. Dengan tekanan yang cukup, ligamen dapat robek menjadi dua bagian.

Selain rasa sakit, cedera cruciatum posterior dapat membuat:

  • Pembengkakan lutut.
  • Kekakuan.
  • Kesulitan berjalan.
  • Kelemahan lutut.

Istirahat, kompres es, dan mengangkat kaki dapat membantu cedera sembuh lebih cepat. Kamu mungkin memerlukan operasi jika mengalami cedera pada lebih dari satu ligamen di lutut, mengalami gejala ketidakstabilan atau juga mengalami kerusakan kartilago.

10. Kondromalasia

Kondromalasia terjadi ketika kartilago di dalam sendi mengalami kerusakan. Kartilago adalah bahan elastis yang berfungsi sebagai bantalan antara tulang agar tidak saling bergesekan saat bergerak.

Lokasi paling umum terjadinya kerusakan kartilago adalah di bawah tempurung lutut (patela). Ketika kartilago hilang, tulang lutut saling bergesekan dan menyebabkan nyeri.

Cedera pada lutut, atau kerusakan bertahap akibat usia, arthritis, atau penggunaan berlebihan dapat menyebabkan konromalasia.

Gejala utama adalah nyeri tumpul di belakang tempurung lutut. Nyeri dapat memburuk saat menaiki tangga atau setelah duduk dalam waktu lama. Gejala lain meliputi:

  • Kesulitan menggerakkan lutut melebihi batas tertentu.
  • Kelemahan atau lutut yang goyah.
  • Rasa berderak atau bergesekan saat membengkokkan dan meluruskan lutut.

Pengobatan dapat mencakup kompres, obat antiinflamasi nonsteroid yang dijual bebas, dan terapi fisik. Perlu diingat bahwa setelah kartilago rusak, kondromalasia tidak akan hilang sehingga hanya operasi yang dapat memperbaiki kartilago yang rusak.

11. Radang sendi

Radang sendi atau arthritis adalah penyakit degeneratif ketika mana tulang rawan yang melindungi dan menopang sendi lutut secara bertahap menipis. Ada beberapa jenis radang sendi yang dapat memengaruhi lutut, di antaranya:

  • Osteoartritis adalah jenis yang paling umum. Ini adalah kerusakan bertahap pada tulang rawan yang terjadi seiring bertambahnya usia.
  • Artritis reumatoid merupakan penyakit autoimun saat sistem kekebalan tubuh secara salah menyerang sendi.
  • Lupus adalah penyakit autoimun lain yang menyebabkan peradangan pada lutut dan sendi lainnya.
  • Artritis psoriasis menyebabkan nyeri sendi dan bercak bersisik pada kulit.

Pengobatan radang sendi akan bergantung pada jenis, tingkat keparahan gejala, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Rencana pengobatan mungkin mencakup:

  • Olahraga.
  • Suntikan steroid.
  • Obat-obatan.

12. Terkilir dan patah tulang

ilustrasi pria mengalami cedera lutut (freepik.com/drobotdean)
ilustrasi pria mengalami cedera lutut (freepik.com/drobotdean)

Jika lutut terasa sakit parah setelah benturan, pukulan, atau jatuh, ada kemungkinan kamu mengalami cedera serius seperti patah tulang. Patah ini bisa terjadi pada salah satu dari tiga tulang yang membentuk sendi lutut, yaitu tulang paha (femur), tulang kering (tibia), atau tempurung lutut (patela). Selain patah, tulang juga bisa bergeser dari posisinya (dislokasi), yang sama-sama menimbulkan nyeri hebat, bengkak, serta kesulitan menggerakkan kaki.

Dalam kondisi seperti ini, jangan menunda pemeriksaan medis. Segera pergi ke ruang gawat darurat atau temui dokter ortopedi sesegera mungkin agar bisa dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan rontgen. Penanganan dini sangat penting untuk mencegah kerusakan sendi lebih lanjut.

Tidak hanya akibat benturan keras, patah tulang pada lutut juga dapat terjadi secara perlahan. Kondisi ini disebut fraktur stres, yaitu munculnya retakan kecil pada ujung tulang akibat tekanan berulang. Fraktur stres sering dialami oleh atlet, pelari jarak jauh, atau pekerja yang banyak mengandalkan kekuatan lutut. Gejalanya biasanya berupa nyeri yang muncul sedikit demi sedikit, memburuk saat aktivitas, dan membaik ketika beristirahat.

13. Sindrom pita iliotibial

IT band atau pita iliotibial merupakan ligamen yang membentang di sepanjang bagian luar paha yang dapat bergesekan dengan tulang dan menjadi iritasi serta bengkak. Kamu lebih berisiko mengalami kondisi ini saat berlari atau bersepeda untuk berolahraga. Rasa sakitnya mungkin lebih parah saat menuruni bukit atau duduk dalam waktu lama.

Kamu mungkin akan merasa lebih baik setelah pemanasan. Akan tetapi, jika tidak istirahat untuk memberi kesempatan pada cedera agar sembuh, kondisinya bisa memburuk.

Nyeri di belakang lutut bisa muncul karena berbagai hal, mulai dari cedera ringan akibat aktivitas sehari-hari hingga kondisi medis yang lebih serius. Mengenali penyebabnya adalah langkah awal untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Jika rasa sakit tidak kunjung membaik, makin parah, atau disertai bengkak dan kesulitan berjalan, sebaiknya segera periksa ke dokter. Dengan diagnosis yang tepat, kamu bisa mendapatkan perawatan yang sesuai agar lutut kembali sehat dan aktivitas sehari-hari tidak terganggu.


Referensi

"What’s Causing This Pain in the Back of My Knee?". Healthline. Diakses September 2025.

Habusta, Steven F., Ryan Coffey, Subitchan Ponnarasu, Ahmed Mabrouk, and Edward E. Griffin. “Chondromalacia Patella.” StatPearls - NCBI Bookshelf, April 22, 2023.

"Why Knees Hurt". WebMD. Diakses September 2025.

"Pain behind the knee (posterior pain)". Spire Healthcare. Diakses September 2025.

"What causes pain behind the knee?". MedicalNewsToday. Diakses September 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Apakah Buang Air Besar Harus Setiap Hari?

07 Sep 2025, 11:11 WIBHealth