Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Puisi Romantis Karya Sapardi Djoko Damono, Bikin Meleleh

Instagram.com/damonosapardi

Jakarta, IDN Times - Kabar wafatnya penyair legendaris Sapardi Djoko Damono membuat dunia sastra Indonesia berduka. Pria yang kerap dipanggil dengan singkatan namanya, SDD itu meninggal dunia hari ini di Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan, Minggu (19/7/2020) pukul 09.17 WIB.

Meskipun sosok SDD telah tiada, namun karya-karyanya masih abadi sampai hari ini. Bahkan, sejumlah puisi yang ditulisnya berhasil membuat banyak orang meleleh hati karena tiap bait puisinya memiliki makna yang mendalam.

Berikut ini 5 puisi romantis karya Sapardi Djoko Damono.

1. Yang fana adalah waktu

Sapardi Djoko Damono (instagram.com/damonosapardi)

Yang Fana Adalah Waktu Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari kita lupa untuk apa.

"Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?"
tanyamu.
Kita abadi.

2. Pada suatu hari nanti

(Sapardi Djoko Damono) Instagram.com/@damonosapardi

Pada suatu hari nanti,
jasadku tak akan ada lagi,
tapi dalam bait-bait sajak ini,
kau tak akan kurelakan sendiri.

Pada suatu hari nanti,
suaraku tak terdengar lagi,
tapi di antara larik-larik sajak ini.
Kau akan tetap kusiasati,
pada suatu hari nanti,
impianku pun tak dikenal lagi,
namun di sela-sela huruf sajak ini,
kau tak akan letih-letihnya kucari

3. Hujan Bulan Juni

IDN Times/Dwifantya Aquina

Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu

4. Sementara kita saling berbisik

(Sapardi Djoko Damono) Instagram.com/@damonosapardi

Sementara kita saling berbisik untuk lebih lama tinggal
Pada debu, cinta yang tinggal berupa bunga kertas dan lintasan angka-angka

Ketika kita saling berbisik di luar semakin sengit malam hari memadamkan bekas-bekas telapak kaki, menyekap sisa-sisa unggun api sebelum fajar. Ada yang masih bersikeras abadi

5. Aku ingin

(Sapardi Djoko Damono) Instagram.com/@damonosapardi

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana: dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana: dengan syarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Septi Riyani
Dwifantya Aquina
3+
Septi Riyani
EditorSepti Riyani
Follow Us