Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

667 Bencana Alam Terjadi Sepanjang Awal 2021, 270 Orang Meninggal

Ilustrasi dampak banjir bandang (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Jakarta, IDN Times - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan 667 bencana alam terjadi di Indonesia sejak 1 Januari hingga 3 Maret 2020. Banjir menjadi bencana paling banyak terjadi, yaitu mencapai 311 kejadian.

"Sampai  3 Maret 2021 pukul 15.00 WIB, tercatat jumlah kejadian bencana sebanyak 667 kejadian. Bencana terbanyak yaitu banjir 311 kali, puting beliung 149 kali, dan tanah longsor 131 kali," tulis BNPB melalui data Bencana Indonesia 2021, Kamis (4/3/2021).

Selanjutnya, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebanyak 62 kali, gempa bumi 12 kali, gelombang pasang dan abrasi 11 kali, kekeringan satu kali, dan erupsi gunung api nihil kejadian.

1. Ada 270 orang meninggal dunia karena bencana

Tim SAR menggendong seorang korban banjir bandang saat dievakuasi di Desa Radda, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Selasa (14/7/2020). ANTARA FOTO/Hariandi Hafid

Akibat kejadian bencana tersebut sebanyak 270 orang meninggal dunia. Selain itu, 12 orang lainnya masih dinyatakan hilang.

"Sebanyak 12.400 orang lainnya luka-luka. Lalu ada 3.437.583 orang mengungsi dan menderita," tulis BNPB.

2. Sebanyak 53.469 rumah rusak

Kerusakan akibat gempa M 5,0 yang berpusat di Sukabumi (ANTARA FOTO/BPBD Kabupaten Bogor)

Bukan hanya korban jiwa, bencana tersebut juga berdampak terhadap kerugian materil. BNPB mencatat 53.469 rumah warga rusak.

"Terdiri dari 4.826 rusak berat, 5.833 rusak sedang, 42.810 rusak ringan," katanya.

3. Ada 1.686 fasilitas umum rusak akibat bencana

(Ilustrasi dampak gempa) ANTARA FOTO/Izaac Mulyawan

Selain itu, BNPB juga melaporkan sebanyak 1.686 fasilitas umum rusak. Terdiri dari 854 fasilitas penduduk rusak, 650 fasilitas peribadatan rusak, 182 fasilitas kesehatan rusak.

"Kantor dan jembatan rusak. Terdiri dari 288 kantor rusak dan 88 jembatan rusak," sebut BNPB.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us