7 Hal Terkait Tanazul dalam Haji yang Baru Diprogramkan Pemerintah

- Kementerian Agama siapkan program Tanazul dalam ibadah haji 2025.
- Tanazul adalah penggantian atau pemanjangan keberangkatan kloter haji karena kondisi tertentu.
- Tujuannya memberikan kemudahan bagi jemaah yang sakit dan mengurai kepadatan di Mina.
Jakarta, IDN Times - Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) menyiapkan program baru sekema Tanazul dalam ibadah haji 2025. Ini merupakan pelayanan perdana penyelenggaraan ibadah haji, setelah tahun lalu masih dalam tahap uji coba.
Tanazul secara fikih tidak ada lagi perdebatan dalam rangkaian ibadah haji. Karena itu, jemaah bisa melaksanakan program baru ini saat haji. Selain memudahkan jemaah, tananzul juga dapat memberikan kelancaran arus lalu lintas dan mengurai kepadatan jemaah di Mina.
Berikut beberapa hal terkait tanazul, sebagaimana dikutip dari berbagai sumber.
1. Makna istilah tanazul dalam haji

Tanazul dalam konteks ibadah haji berarti jemaah mengganti atau mendahulukan keberangkatan atau kepulangan kloter karena kondisi tertentu.
Ini bisa terjadi karena uzur syar'i seperti sakit, lansia, atau kondisi tempat ibadah yang padat, sehingga memungkinkan jemaah untuk pulang lebih awal atau lebih akhir dari jadwal kloter asalnya.
2. Jenis-jenis tanazul

Tanazul terbagi tiga jenis, yakni tanazul awal atau dini, tanazul akhir, dan tanazul karena sakit. Tanazul dini adalah jemaah pulang lebih awal dari jadwal kloter asalnya.
Lalu, tanazul akhir adalah jemaah pulang lebih akhir dari jadwal kloter asalnya. Sedangkan, tanazul karena sakit adalah bagi jemaah yang sakit dan tidak memungkinkan untuk menunaikan ibadah haji sesuai jadwal kloternya.
3. Tujuan tanazul dalam haji

Skema tanazul ini bertujuan memberikan kemudahan bagi jemaah haji yang memiliki kendala, seperti lansia atau jemaah yang sakit, agar tetap dapat menjalankan ibadah haji dengan nyaman dan aman.
Tanazul juga bisa mengurangi kepadatan di Mina, terutama bagi jemaah yang tinggal di hotel dekat area Jamarat. Misalnya, jemaah yang sakit dan tidak memungkinkan menginap di tenda Mina karena kondisinya, bisa memilih pulang lebih awal (tanazul dini) atau kembali ke hotel setelah selesai melempar Jumrah Aqabah (tanazul).
"Tujuannya paling tidak ada dua ya, mengurai kepadatan di Mina, kedua memberikan kemudahan, keamanan, kenyamanan, keselamatan buat jemaah. Karena Mina karakternya itu kan selalu padat ya, fasilitasnya terbatas, areanya juga terbatas," ujar Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag), Muchlis Muhammad Hanafi, di Asrama Haji Cipondoh, Tangerang, Banten, Minggu, 4 Mei 2025.
4. Hukum tanazul dalam rangkaian haji

Mengutip laman resmi Muhammadiyah menyebutkan, tanazul diperbolehkan bagi jemaah yang memiliki uzur syar‘i, baik terkait kondisi fisik, seperti risiko sakit, lansia, difabel dan lansia, maupun uzur yang berkenaan dengan keadaan tempat dan kondisi pelaksanaan.
Kebolehan tanazul ini didasari atas prinsip kemudahan, pemeliharaan agama, dan penjagaan jiwa.
"Ini memberikan kemudahan, secara fikih sudah selesai dibicarakan para ulama, sehingga saya kira ini pilihan ya. Memang kalau ada pilihan yang mudah kenapa harus yang sulit," tegas Muchlis.
Tanazul yang dimaksud dalam konteks haji adalah pulang-pergi dari Mina ke hotel di sela-sela melaksanakan ibadah di Mina. Sehingga, hakikatnya ketika melakukan tanazul, bukan berarti sama sekali tidak di Mina dan tidak mengerjakan ibadah selama di Mina.
Sehingga, bagi jemaah yang bertanazul dan ketika waktu melempar jumrah, ia berada di tenda Mina, dan mewakilkan pada jemaah lain, maka ia tidak dikenai dam.
5. Jemaah mendapat layanan akomodasi dan konsumsi di hotel

Muchlis menjelaskan bagi jemaah yang melaksanakan skema tanazul, mereka tetap akan mendapat layanan konsumsi dan kesehatan. Namun, mereka tidak mendapat layanan transportasi karena kebijakan dari pemerintah Arab Saudi.
"Kita harapkan ada keamanan, keselamatan dan kenyamanan jemaah, dan selama mereka berada di hotel kita layani. Ada layanan kesehatan, konsumsi, kecuali layanan transportasi tidak kita siapkan untuk yang ke Masjidil Haram. Mereka biasanya ada yang akan melakukan tawaf ifadhah duluan, mereka lakukan mandiri," ujar dia.
Kendati, Muchlis melanjutkan, dari pemerintah Arab Saudi sudah meminta total jumlah jemaah yang akan melaksanakan skema tanazul. Tetapi, kata dia, belum dapat dipastikan, apakah data tersebut untuk layanan transportasi jemaah yang melakukan tanazul atau bukan.
"Mereka (Arab Saudi) minta data berapa jumlah jemaah (tanazul) yang akan ke Masjidil Haram di hari tasyrik. Kalau mereka tanya mereka akan fasilitasi ya, mungkin. Ya sudah, kita serahkan saja data jumlah jemaah tanazul," kata dia.
"Perkiraan kita yang melakukan tanazul akan melakukan tawaf ifadhah, supaya cepat melakukan tahalul tsani. Kalau tahalul tsani kan yang pakde dan budhe sudah bisa (berhubungan suami istri). Kalau masih tahalul awal kan belum," sambungnya.
Muchlis menegaskan, pihaknya belum dapat memastikan, apakah jemaah tanazul akan mendapat fasilitas transportasi ke Masjidil Haram atau tidak dari pemerintah Arab Saudi.
"Apakah mereka akan menfasiliasi transportasinya untuk tawaf ifadhah, karena daerah itu kan sangat padat tentunya. Apakah memungkinkan atau tidak, kita serahkan kepada otoritas setempat. Kalau mereka dimungkinan, syukur sekali tahun ini kita," ujar dia.
6. Ada lebih dari 37 jemaah akan ikut skema tanazul

Muchlis menyebutkan ada lebih dari 37 ribu jemaah yang diperkirakan akan melaksanakan skema tanazul saat puncak haji 2025.
"Kita pilih 95 kloter, 37.407 jemaah yang hotelnya memang berdekatan dengan Jamarat. Sehingga kalau pun mereka harus melontar, jaraknya lebih deket dari hotel ke Jamarat ketimbang dari tenda ke Jamarat," ujar dia.
7. Tanazaul perdana pada haji tahun ini

Skema tanazul merupakan program perdana pemerintah Indonesia dalam pelayanan ibadah haji. Pada tahun lalu, tanazul masih dilakukan uji coba secara mandiri bagi jemaah.
"Yang tanazul sudah diprogramkan Kementerian Agama (Kemenag) yang sebelumnya dilakukan secara mandiri. Yang murur sudah diprogramkan sejak tahun lalu dan cukup berhasil dengan mempercepat perjalanan jemaah kita, tahun lalu pukul 07.30 WAS sudah selesai jemaah kita. Untuk yang tanazul program baru yang akan kita laksanakan tahun ini," kata dia.
"Karena itu, kita ambil pilihan jemaah kita ditanazulkan ya, artinya diperbolehkan menempati hotel-hotel asal mereka," imbuhnya.