Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

71 Ribu Perempuan Indonesia Memilih Childfree Alias Tak Mau Punya Anak

Ilustrasi balita (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)
Intinya sih...
  • Prevalensi perempuan childfree di Indonesia saat ini sekitar 8 persen, dengan 71 ribu perempuan tidak ingin memiliki anak.
  • Total fertility rate (TFR) di Indonesia mengalami penurunan sejak 1971, namun persentase perempuan childfree semakin bertambah tiap tahun.
  • Pulau Jawa menjadi pusat berkembangnya paradigma childfree di Indonesia, dengan sebagian besar berdomisili di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik memaparkan laporan soal jejak children free atau childfree di Indonesia. Dalam catatannya, BPS menyatakan sebanyak 71 ribu perempuan di Tanah Air tidak ingin memiliki anak.

"Prevalensi perempuan childfree yang hidup di Indonesia saat ini sekitar 8 persen. SUSENAS 2022 mengestimasi angka tersebut terhadap perempuan berusia 15-49 tahun yang pernah kawin namun belum pernah melahirkan anak dalam keadaan hidup, serta tidak menggunakan alat KB, dan diperoleh 71 ribu dari mereka tidak ingin memiliki anak," tulis laporan BPS melalui DATAin bertajuk "Menelusuri Jejak Childfree di Indonesia" edisi 2023, dikutip Selasa (12/11/2024).

Dijelaskan, childfree mengacu pada individu atau pasangan yang tak ingin punya anak, baik secara biologis atau adopsi. Keputusan ini tak ada kaitannya dengan kesehatan fertilisasi dan murni karena pilihan.

1. Satu dari 1.000 perempuan di Indonesia memilih Childfree

Ilustrasi pemeriksaan anak di posyandu (ANTARA FOTO/Jessica Wuysang)

Dalam laporan itu, dijelaskan sejak 1971 hasil sensus penduduk menunjukkan total fertility rate (TFR) di Indonesia mengalami penurunan. TFR sendiri adalah rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh perempuan selama masa reproduksinya yakni terhitung antara 15-49 tahun. Dijelaskan juga selama dua dekade terakhir, perempuan di Indonesia sebagian besar melahirkan dua anak.

Persentase perempuan yang memilih tak punya anak atau childfree juga semakin bertambah tiap tahun. Dari data yang diolah melalui SUSENAS pada 2019 angka persentasenya adalah 7.0, kemudian 2020 turun 6.3, pada 2021 naik sedikit menjadi 6.5 dan pada 2022 angkanya ada di 8.2. Perempuan yang dimaksud adalah yang pernah kawin namun belum pernah punya anak serta tidak menggunakan alat kontrasepsi.

Meskipun prevalensinya sedikit menurun pada pandemik COVID-19, namun persentasenya kembali menanjak di tahun-tahun berikutnya. Kebijakan work from home (WFH) disebut cukup mempengaruhi keputusan seseorang untuk memiliki anak.

"Di tahun 2022 saja, sekitar 8 orang diketahui memilih hidup childfree di antara 100 perempuan usia produktif yang pernah kawin, namun belum pernah memiliki anak serta tidak sedang menggunakan alat KB. Jumlah ini setara dengan 0,1 persen perempuan berusia 15-49 tahun. Artinya, dari 1.000 perempuan dewasa di Indonesia, satu di antaranya telah memutuskan untuk childfree," tulis BPS.

2. Siapa saja yang memilih childfree?

Seorang ibu hamil, Zulfiadinda Dewi Restu (27) menunjukkan kartu JKN BPJS Kesehatan dan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) usai skrining kesehatan di Semarang, Jumat (21/7/2024). (IDN Times/Dhana Kencana)

BPS mencatat, dari beberapa jurnal yang dibuat pada era 2002, perempuan yang mengejar pendidikan lebih tinggi lebih sering menunda dan bahkan tidak berkeinginan untuk memiliki anak, khususnya mereka yang menempuh jenjang pendidikan S2 atau S3.

Meningkatnya persentase perempuan childfree lulusan perguruan tinggi di Indonesia, kata BPS, mengindikasikan adanya asosiasi yang kuat antara level pendidikan tinggi dengan paradigma baru kepemilikan anak. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa perempuan childfree berpendidikan SMA ke bawah justru jauh lebih tinggi persentasenya.

Kemudian, dari SUSENAS 2022, sekitar 57 persen perempuan childfree ternyata tidak terlibat aktif dalam kegiatan ekonomi, yang diindikasikan bahwa ekonomi jadi faktor keputusan tak memiliki anak. Namun, data BPS juga menyatakan 80 persen perempuan yang childfree sudah menempati rumah milik sendiri.

3. Sebaran wilayah berkembangnya paradigma childfree

Kegiatan di Posyandu. (bangkatengahkab.go.id)

Data yang diolah BPS juga menjukkan Pulau Jawa jadi pusat berkembangnya paradigma childfree di Indonesia. Pada 2022, persentase perempuan yang tak ingin punya anak di Pulau Jawa hampir mencapai sembilan persen. Sebagian besar dari mereka berdomisili di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.

"Kemudian cenderung lebih banyak hidup di perkotaan yang kemungkinan dikarenakan masyarakat kota sangat terbuka terhadap modernisasi, pola pikir," tulis BPS.

Di awal penyebaran COVID-19, pemerintah menerapkan pembatasan kegiatan dan secara umum, prevalensi perempuan childfree pada periode ini menurun dibandingkan sebelum pandemi, namun BPS menjelaskan dari SUSENAS 2020 ada fenomena sebaliknya di DKI Jakarta dan Jawa Timur. Perempuan childfree menurut pendidikan 2019-2022 perempuan childfree di kedua provinsi ini meningkat pada awal pandemi.

"Fakta ini memunculkan dugaan bahwa Covid-19 telah menurunkan kemampuan finansial dan daya beli masyarakat DKI Jakarta dan Jawa Timur pada level yang sangat rendah. Akibatnya, semakin banyak perempuan yang memilih hidup childfree agar tidak memperburuk perekonomian keluarga," tulis BPS.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah
Lia Hutasoit
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us