Rusia Akan Larang Childfree: Itu Propaganda AS!

Jakarta, IDN Times - Parlemen Rusia, pada Kamis (17/10/2024), menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) larangan propaganda tidak punya anak atau childfree. Keputusan ini untuk mendorong naiknya angka kelahiran dan banyaknya warga Rusia yang bersedia membesarkan anak.
Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia tengah menghadapi krisis demografi imbas rendahnya kelahiran dan diperparah oleh perang Rusia-Ukraina. Pada Januari lalu, Badan Statistik Rusia memproyeksi bahwa populasi penduduk di Rusia akan turun menjadi 130 juta jiwa pada 2046.
1. Klaim childfree adalah fenomena sosial yang dipromosikan AS
Juru bicara Parlemen Rusia, Vyacheslav Volodin, mengatakan bahwa keputusan ini adalah bentuk ekspansi pemerintah pusat untuk mencegah propaganda sosial yang membahayakan negara.
"Propaganda childfree adalah fenomena sosial yang berbahaya. Propaganda ini sudah dipromosikan oleh Amerika Serikat (AS). Negara kami sangatlah luas dan ideologi mereka (AS) sangatlah berbahaya. Tidak ada situasi apapun yang memperbolehkan propaganda ini disebarkan di Rusia," terang Volodin, dilansir The Moscow Times.
Sesuai dalam RUU tersebut, hukuman yang diberikan kepada seseorang yang mempromosikan childfree akan dikenakan denda sebesar 5 juta ruble (Rp805 juta) untuk organisasi. Sementara, denda sebesar 400 ribu ruble (Rp64 juta) untuk individu.
Persetujuan ini berfungsi untuk melindungi nilai-nilai tradisional yang terus dipromosikan oleh pemerintah Rusia, termasuk di antaranya melarang propaganda LGBTQ+.
2. Peningkatan angka kelahiran menjadi prioritas di Rusia
Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengungkapkan bahwa peningkatan kelahiran adalah prioritas utama pemerintahannya. Ia pun menggalakkan program untuk memiliki setidaknya tiga anak dalam satu keluarga.
Sebulan lalu, Juru bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mengatakan, peningkatan angka kelahiran menjadi prioritas utama pemerintah Rusia, sehingga siapapun yang berniat menghalangi program ini harus diusir dari Rusia.
Melansir dari RFE/RL, Moskow sudah mengimplementasikan beberapa kebijakan untuk mendorong warga memiliki anak dalam beberapa tahun terakhir, seperti pemberian insentif bagi kepada keluarga yang bersedia memiliki anak dan menghalangi aborsi.
Sementara itu, keengganan warga Rusia untuk memiliki anak disebabkan oleh masalah ekonomi dan emosional. Selain itu, invasi Rusia ke Ukraina telah berdampak besar dan memberikan sebuah beban besar kepada masyarakat Rusia.
3. Kebijakan diklaim tidak akan menyelesaikan masalah
Pakar demografi di Rusia, Alexei Raksha, mengatakan bahwa penurunan angka kelahiran ini sebenarnya tidak berakar dari ideologi childfree. Namun, akarnya adalah masalah ekonomi, sehingga kebijakan ini tidak berdampak besar.
"Histeria terkait penurunan angka kelahiran berujung pada RUU represif yang sebenarnya tidak mengatasi masalah demografi. Sekarang, pemerintah sangat ahli dalam menekan warganya tapi tidak mampu menyelesaikan permasalahan yang sebenarnya," tuturnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, sudah bermunculan beberapa kelompok childfree di media sosial populer di Rusia, VKontakte. Namun, jumlah itu sangatlah kecil dan yang terbesar hanya mencapai 19 ribu dan 13 ribu anggota aktif.