Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Alissa Wahid Sebut Keuntungan Memulangkan Eks Jihadis ISIS dari Suriah

IDN Times/Galih Persiana

Jakarta, IDN Times - Koordinator nasional jaringan Gusdurian, Alissa Wahid, angkat bicara soal wacana pemulangan warga negara Indonesia (WNI) yang sempat bergabung dengan ISIS di Suriah. Menurutnya, harus ada penilaian khusus ihwal siapa saja yang bisa kembali ke Tanah Air.

“Gak bisa all or nothing, harus ada asesmen tersendiri ya,” ungkap Alissa kepada IDN Times di The Media Hotel, Jakarta Pusat, Sabtu (22/6).

1. Tingkat radikalisme setiap jihadis ISIS berbeda

nu.or.id

Alissa melanjutkan, tingkat radikalisme setiap jihadis tidak bisa dipukul rata. Alasan mereka hijrah ke Suriah pun tidak sama.

“Kan ada orang-orang yang berangkat ke sana dibawa oleh pimpinannya atau keluarganya. Kalau sebagai pengikut kan hidupnya pasti traumatik di sana. Nah orang-orang seperti ini harus disembuhkan terus pulang ke Indonesia,” tambah dia.

2. Mendirikan pusat deradikalisasi di Indonesia

Ilustrasi gerakan melawan radikalisme (IDN Times/Sukma Shakti)

Bagi mereka yang sudah mengucap janji setia kepada ISIS, Alissa menyarankan supaya pemerintah membuat pusat deradikalisasi di Suriah.

“Kalau yang sudah terpapar ideologi ISIS, kenapa gak dibuat pusat deradikalisasi untuk warga Indonesia di sana. Dijalani dulu, kalau sudah sampai taraf tertentu, baru dia pulang ke Indonesia,” tutur putri sulung dari Gus Dur ini.

3. Bisa terlibat dalam program deradikalisasi dan kontra-terorisme

Alissa Wahid (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Alissa, yang juga pegiat demokrasi dan hak asasi manusia (HAM), percaya bahwa mereka yang sudah “sembuh” dari paham radikal bisa diajak bekerja sama dengan pemerintah.

“KIta dapat keuntungan, jadi tahu jaringan mereka, mereka juga bisa jadi pendakwah yang sangat baik supaya orang lain tidak mengalami hal-hal mengerikan seperti mereka,” tutur dia.

4. Banyak WNI yang menyesal setelah ISIS kalah di Suriah

Radikalisme

Sebagaimana diberitakan, pasukan koalisi Amerika Serikat telah mengumumkan kekalahan ISIS di Suriah pada awal 2019. Runtuhnya khilafah di Tanah Damaskus menyebabkan para jihadis serta relawan dari berbagai negara, termasuk dari Indonesia, terombang-ambing tidak memiliki masa depan.

Mereka yang berasal dari Indonesia mengaku menyesal dan sangat ingin kembali ke kampungnya. Namun, Indonesia memiliki sejarah kelam dengan para eks kombatan. Bom Bali merupakan contoh serangan terorisme yang dilakukan oleh alumni konflik di Timur Tengah. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us