Anies Persilakan Renovasi JIS jika Ada Rekomendasi FIFA, Bukan Politis

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara (Jubir) Anies Baswedan, Surya Tjandra buka suara menanggapi polemik rencana renovasi Jakarta International Stadium (JIS) jelang gelaran FIFA World Cup U-17 di Indonesia.
Surya mengatakan perbaikan JIS sah-sah saja, asalkan atas rekomendasi dari FIFA sebagai lembaga sepak bola internasional. Dengan demikian, renovasi yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan standar internasional, bukan kepentingan politik.
"Perbaikan boleh saja agar JIS jadi milik semua, dan itu tergantung kebutuhan dan FIFA yang bisa kasih rekom, jenis stadium juga beda-beda sesuai kebutuhan, tidak perlu menimbulkan polemik akibat politisasi yang tidak perlu," ujar dia saat dihubungi IDN Times, Jumat (7/7/2023).
Dia juga mengatakan inspeksi yang dilakukan pemerintah di JIS itu berlebihan. Apalagi, hasil inspeksi hanya fokus pada rencana perbaikan rumput stadion. Padahal, kata Surya, jenis rumput JIS banyak digunakan stadion internasional lainnya. Surya pun menilai ada yang janggal di balik rencana renovasi rumput stadion itu.
“Bahkan tiba-tiba ada yang jadi ahli rumput hanya untuk menunjukkan kekurangan JIS. Jelas ini hanya ditujukan untuk politisasi capres Anies Baswedan,” ucap dia.
1. Harusnya yang bisa menilai kelayakan rumput FIFA bukan kontraktor

Mantan Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang ini juga menyoroti sikap sejumlah menteri yang langsung mengundang kontraktor untuk memeriksa rumput JIS. Padahal seharusnya yang bisa menilai rumput JIS layak atau tidak adalah FIFA.
Dia mengatakan justru tidak etis ketika seseorang yang memiliki kepentingan bisnis, diminta memberikan evaluasi.
“Yang jelas punya kepentingan bisnis. Jadi apa hasil evaluasinya bisa dipercaya? Secara metode kok bisa rumput yang di-sampling, justru yang di luar garis batas pertandingan?” ucap dia.
2. Jubir Anies kritisi sikap Menteri PUPR

Hal lain yang juga dirasa janggal adalah ketika proses evaluasi belum selesai, Menteri PUPR sudah membawa kontraktor. Seolah-olah kontraktor itu telah ditunjuk untuk mengerjakan renovasi rumput.
“Lebih parah lagi, baru sekali berkunjung tiba-tiba sudah keluar nilai proyek Rp6 milyar. Ini mau perbaiki JIS atau mau cari proyek rumput?” tutur Surya.
Alumnus Universitas Leiden di Belanda ini juga mendapat kabar kalau PT Jakarta Propertindo (JakPro) juga tidak diajak untuk melakukan inspeksi, justru kunjungan langsung diambil alih pemerintah pusat. Kemudian langsung menggandeng PT Karya Rama Prima.
“Jadi niatnya seperti memang mau bikin drama, bukan survey teknis. Sementara PT KRP kan kebanyakan bikin lapangan golf, lihat saja semua proyeknya lapangan golf. Satu lapangan bola terkenal cuma Gelora Bung Karno, jadi saya bingung kenapa dia bisa dapat GBK ya?” tutur dia.
3. Desain JIS ikuti standar FIFA seperti Tottenham Hotspurs Stadium

Surya mengatakan JIS dibangun sepenuhnya oleh tenaga kerja anak bangsa dibantu konsultan Buro Happold yang juga membangun Tottenham Hotspurs Stadium, di Inggris. Sehingga, desainnya mengikuti standar dan FIFA Stadium Guideline yang juga digunakan di Tottenham Hotspurs Stadium.
Apabila alasannya fasilitas parkir tak standar, FIFA stadium guideline tidak menyebut batas minimal parkir yang harus disediakan. Arahan umumnya adalah pada penggunaan transportasi publik dan modal split.
Oleh sebab itu, Surya menegaskan, pemerintah harus segera berhenti melakukan politisasi terhadap JIS. Dia mengimbau, jangan sampai hanya karena kepentingan politik, bisa merusak demokrasi dan terutama mendiskreditkan karya anak bangsa sendiri.
“JIS sendiri saat ini memiliki 1.200 parkir yang diprioritaskan untuk Tim, Penonton dengan disabilitas, VVIP dan Undangan khusus. JIS juga didukung kantong parkir yang berada di area sekitar, seperti RS Sulianto Saroso, Kemayoran dan Ancol,” imbuh dia.