Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Atasi Polusi Udara, Damkar Jaktim Semprot 10 Ribu Liter Air ke Jalan

Uji coba Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) Mikro untuk menanggulangi pencemaran udara di Jakarta. (instagram.com/dinaslhdki)

Jakarta, IDN Times - Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur kembali menyemprot air ke sejumlah jalan untuk mengatasi polusi udara.

Kepala Seksi Operasional Sudin Gulkarmat Jakarta Timur, Gatot Sulaeman mengatakan, penyemprotan air tersebut merupakan instruksi dari Dinas Gulkarmat DKI.

"Pengerahan satu unit mobil damkar yang berkapasitas 10 ribu liter air," ujar Gatot saat dikonfirmasi IDN Times, Minggu (3/9/2023).

1. Penyemprotan jalan dari Rawangun ke Pulogadung

Uji coba Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) Mikro untuk menanggulangi pencemaran udara di Jakarta. (instagram.com/dinaslhdki)

Puluhan ribu liter air itu disemprot di sekitar Jalan H Ten Rawamangun hingga Jalan Pulomas Raya, Kelurahan Kayu Putih, Kecamtan Pulogadung, Jakarta Timur. Penyemprotan dilakukan pada Minggu (3/9/2023).


"Penyemprotan air pada sisi kanan dan kiri sebagai upaya menekan polusi udara di Jakarta," imbuh Gatot.

2. Penyemprotan dilakukan hampir satu jam

Damkar Jaktim semprot jalan untuk usir polusi udara/ dok Damkar Jaktim

Gatot menambahkan sesuai instruksi, penyemprotan air di sepanjang jalan tersebut untuk mengendalikan pencemaran udara di DKI Jakarta.

"Penyemprotan memakan waktu hampir satu jam, dimulai pukul 10.10 WIB sampai 11.00 WIB," katanya.

3. Heru akan hentikan jika tidak efektif

Uji coba Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) Mikro untuk menanggulangi pencemaran udara di Jakarta. (instagram.com/dinaslhdki)

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, akan menghentikan penyemprotan air di jalanan Ibu Kota jika dinilai tidak efektif menghilangkan polusi udara.

Hal ini diungkapkan Heru saat menghadiri acara quick response penanganan kualitas udara DKI Jakarta, di Hotel Shangrila, Senin (28/8/2023).

"Kalau memang tidak boleh, ya, saya berhentikan, gampang," ujar Heru.

Heru mengaku sudah mendengar kritikan tentang penyemprotan jalan yang malah membuat debu lebih banyak di Ibu Kota. Namun, menurut Heru, penyemprotan tersebut efektif di salah satu negara di ASEAN.

"PM10 terpecah jadi PM 2.5, saya tahu itu. Tapi di salah satu kota di ASEAN melakukan itu (penyemprotan) dan memang beda situasi mungkin, ya, tetapi mereka melakukannya," ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dheri Agriesta
Dini Suciatiningrum
Dheri Agriesta
EditorDheri Agriesta
Follow Us