BNPB: Situasi Nabire Aman Usai Diguncang Gempa Magnitudo 6,6

- BNPB akan kirim Deputi Bidang Penanganan Darurat jika dampak gempa bumi semakin masif
- Banyak fasilitas rusak dan komunikasi lumpuh, BNPB akan membantu perbaikan sesuai tingkatan kerusakan
- Gempa bumi susulan mencapai 53 kali, warga diminta waspada karena wilayah pernah diguncang gempa besar pada 2004
Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, mengatakan situasi Kota Nabire kondusif, aman dan terkendali, setelah diguncang gempa bumi berkekuatan magnitudo 6.6 pada Jumat (19/9/2025).
Diketahui, pasca-gempa aktivitas masyarakat berangsur normal, sejalan dengan penanganan darurat bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nabire beserta jajaran instansi.
“Situasi secara umum aman terkendali," kata Suharyanto, dalam siaran pers, Jumat.
Selain itu, BNPB juga akan mengirim Tim Reaksi Cepat (TRC) ke daerah tersebut, guna memberikan pendampingan pemerintah daerah setempat terkait langkah-langkah monitoring, kaji cepat, dan upaya lain yang dibutuhkan selama penanganan darurat hingga dapat berjalan baik.
“BNPB tetap mengirimkan tim Reaksi Cepat siang ini untuk mendampingi BPBD Kabupaten Nabire,” kata Suharyanto.
1. BNPB akan kirim Deputi Bidang Penanganan Darurat jika dampak gempa masif

Rencananya, tim akan segera melakukan analisis dan evaluasi dari hasil monitoring dan kaji cepat di lapangan. BNPB akan mengirimkan Deputi Bidang Penanganan Darurat, Budi Irawan untuk memimpin penanganan darurat lebih lanjut, jika hasilnya menunjukkan dampak gempa bumi semakin masif.
Sementara, hal tersebut tidak akan dilakukan jika penanganan darurat sudah dapat dikendalikan Pemerintah Kabupaten Nabire maupun Pemerintah Provinsi Papua Tengah.
“Apakah status akan ditingkatkan atau apakah ini sudah bisa ditangani kita akan lihat ke depannya. Jika eskalasi semakin masif, maka Deputi Bidan Penanganan Darurat, Mayjen TNI Budi Irawan malam ini akan berangkat ke sana,” kata Suharyanto.
2. Banyak fasilitas yang rusak dan komunikasi sempat lumpuh

Dari data yang didapatkan BNPP per pukul 10.00 WIB, terdapat dua unit rumah dan fasilitas yang rusak, di antaranya kaca-kaca yang ada di bandara, plafon kantor bupati, dan rusaknya bagian langit-langit gereja Katolik KR Malompo. Kemudian, terdapat jembatan amblas dan jaringan telepon serta komunikasi juga sempat lumpuh.
BNPB akan membantu perbaikan sesuai dengan tingkatan kerusakan yang ditimbulkan sebagai bentuk dukungan penanganan kerusakan infrastruktur. Sementara, hasil pendataan dan analisis lapangan akan digunakan menjadi dasar perbaikan rusaknya infrastruktur tersebut.
“Kami juga memastikan kerusakan akan kami perbaiki,” kata Suharyanto.
3. Gempa bumi susulan capai 53 kali, 3 kali berskala cukup besar

Diketahui, gempa bumi susulan atau yang disebut after shock telah mencapai 53 kali hingga pukul 11.00 WIB. Sementara, terdapat tiga kali gempa bumi berskala cukup besar, namun tidak menyebabkan dampak signifikan.
Kepala BNPB mengimbau warga setempat tidak panik, namun tetap meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Sebagaimana diketahui, wilayah Kabupaten Nabire pernah diguncang gempa bumi magnitudo 6,4 pada 2004. Gempa menyebabkan 32 orang meninggal dunia dan 213 mengalami luka-luka, serta 178 rumah warga terbakar, dan 150 lainnya roboh.
“Kita patut waspada. Pada 2004 pernah terjadi di Nabire berkekuatan M 6,4 dan banyak memakan korban jiwa meninggal dunia dan kerusakan infrastruktur,” kata Suharyanto.