Cerita Jusuf Kalla Jadi King Maker Dorong Anies Maju Pilgub DKI 2017

Jakarta, IDN Times - Calon presiden (capres) nomor urut satu, Anies Baswedan, kembali jadi sorotan publik mengenai kariernya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sebab, dalam debat perdana yang digelar KPU, capres nomor urut dua, Prabowo Subianto sempat menyinggung perannya di balik keberhasilan Anies dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.
Usut punya usut, ternyata Wakil Presiden periode 2004-2009 dan 2014-2019, Jusuf Kalla (JK), punya peran dalam mendorong Anies maju sebagai Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta.
Jusuf Kalla mengakui bahwa dia merupakan tokoh yang berpengaruh untuk mendorong Anies maju pada Pilkada DKI. Politikus Golkar itu menyebut, punya hubungan dekat dengan Anies.
"Saya dekat (dengan) Anies, karena dia dulu rektor Paramadina dan saya Pembina yayasannya. Tiap Jumat saya makan bersama-sama kita berdiskusi, kita berikan wawasan ekonomi politik, waktu itu saya bukan wapres ya," kata Jusuf Kalla dalam saluran YouTube RGTV channel ID, dikutip IDN Times, Kamis (14/12/2023).
"Waktu Anies jadi gubernur kan semua tahu saya yang dulu (mendukung)," lanjutnya.
1. Jusuf Kalla komunikasi dengan Gerindra dan PKS

Jusuf Kalla juga menyampaikan, bahwa dirinya yang kala itu berupaya berkomunikasi dengan Gerindra dan PKS. Dia menyodorkan nama Anies untuk diusung dalam Pilkada DKI 2017.
Berkat upaya Jusuf Kalla, Anies akhirnya maju sebagai cagub dan didampingi oleh Sandiaga Uno sebagai cawagub.
"Tapi saya berterima kasih dalam beberapa jam saja, saya telepon itu Gerindra dan PKS langsung dukung. Tengah malam itu di sini, saya di New York waktu itu," tuturnya.
2. JK berikan saran secara langsung kepada Prabowo

Mengutip Medcom.id yang tayang pada 5 April 2017 lalu, JK mengaku memberikan saran kepada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto untuk mengusung Anies. Komunikasi itu terjadi saat JK sedang melakukan kunjungan kerja ke New York, Amerika Serikat.
Namun, JK memastikan tak melakukan intervensi, dia hanya sebatas menyarankan partai politik untuk mengusung Anies.
Menurut JK, setiap masyarakat punya hak untuk dipilih dan memilih. Partai politik punya kewajiban mengusung calon yang akan dipilih.
"Tentu saya juga mempunyai pandangan bagaimana negeri ini berjalan baik dan aman," kata dia di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Selain itu, JK juga sempat menghubungi Ketua Umum PKS, Sohibul Iman. Dia memastikan pembicaraan itu dilakukan demi kebaikan bangsa.
"Kami bicara dengan pimpinan partai agar semua hasilnya baik, negara aman, maju, dan damai. Sekarang damai kan?" ujar Kalla.
3. Prabowo sebut Anies ke rumahnya jelang Pilgub DKI 2017

Sebagaimana diketahui, Prabowo dan Anies sempat melontarkan pernyataan saling menyudutkan satu sama lain dalam debat pertama capres yang digelar di Gedung KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023).
Dalam momen itu, awalnya Anies menyinggung soal ketiadaan oposisi yang kuat di Indonesia. Sebab, Prabowo sebagai oposisi memilih bergabung ke pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo.
Mendapati pernyataan itu, Prabowo mengingatkan Anies bahwa dialah yang ikut mengusung Anies menjadi Gubernur DKI.
Prabowo menyebutkan, Anies berlebihan karena mengeluh soal demokrasi di Indonesia saat ini.
“Mas Anies mengeluh tentang demokrasi ini dan itu, dan ini, Mas Anies dipilih jadi gubernur DKI menghadapi pemerintah yang berkuasa, saya yang mengusung bapak,” kata dia.
Prabowo juga mengingatkan apabila demokrasi tak berjalan dengan baik, maka harusnya Anies tak bisa menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Menteri Pertahanan (Menhan) itu juga menyebut, Anies sempat berkunjung ke rumahnya.
“Kalau demokrasi kita tidak berjalan, tidak mungkin Anda jadi gubernur. Kalau (Presiden) Jokowi diktator, Anda tidak mungkin jadi gubernur,” kata Prabowo.
“Saya waktu itu oposisi Mas Anies, Anda ke rumah saya, kita oposisi, Anda terpilih,” ucap Prabowo.