Cerita Mantan Pemain Sirkus OCI: Disiksa, Dipukul hingga Kabur

- Mantan pemain sirkus OCI menceritakan pengalaman pilunya tinggal bersama keluarga pemilik sirkus di Taman Safari, Bogor, Jawa Barat.
- Vivi kabur karena tidak kuat disiksa dan dipaksa latihan sirkus lebih keras dari teman-temannya serta kerap dipukul.
Bogor, IDN Times - Mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) menceritakan kisahnya yang pilu. Salah satunya Vivi yang mengaku tinggal bersama keluarga pemilik OCI, Frans, di area Taman Safari, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sewaktu masih kecil hingga dewasa awal.
Bersama Butet, Vivi menceritakan kisahnya itu melalui channel YouTube Forum Keadilan TV. Vivi mengaku diberi nama Vivi Sumampau oleh keluarga Frans Manansang yang membawa mereka saat masih kecil untuk dilatih bermain sirkus.
"Dulu nama saya Vivi Sumanpau, waktu saya masih tinggal Oriental Circus. Karena saya sudah berkeluarga, udah kabur. Kan saya dari Oriental Circus, dipindah ke Taman Safari, saya kabur. Setelah mau menikah, nama saya jadi Vivi Nurhidayah," kata Vivi dikutip dari akun YouTube Forum Keadilan TV, Kamis (17/4/2025).
1. Tidak tahan dipukul untuk terus latihan

Vivi mengatakan, dia berupaya kabur dari rumah Frans Manansang di Taman Safari, berlangsung dua kali. Pertama, saat berumur sekitar 18-20 tahun. Hal itu karena dia sudah tidak kuat dipaksa latihan sirkus lebih keras dari teman-temannya dan kerap dipukul.
"Pertama, saya kabur karena sering disiksa, disuruh latihan, dipukulin gitu, gak tahan, sampai rumah orang-orang tidur, saya tetap disuruh latihan, gak boleh tidur, disuruh latihan. Jam 1 malam saya nekat kabur," kata dia.
Vivi mengaku tak menghiraukan suasana hutan di Taman Safari saat ia kabur dari rumah Frans Manangsang hingga ia tiba ke daerah Cisarua.
Lalu, kata dia, dirinya bertemu dengan warga asli Cisarua yang bekerja di restoran Taman Safari dan menumpang selama tiga hari.
Namun, upaya kaburnya gagal setelah satpam pihak Taman Safari menjemputnya. Ia tak kuasa mengelak dan dibawa pulang kembali. Saat kembali, ia sudah ditunggu di kantor dan mengalami penyiksaan.
Ia mengaku dipukul dan diseret lalu disetrum tubuh hingga kelaminnya di ruangan kantor oleh Frans Manangsang.
"Gak ada saksi, karena cuma berdua, saya sama Pak Frans, saya disetrum. Kan gak boleh, karyawan gak boleh ada yang lihat anak-anak sirkus. Kita gak boleh interaksi sama karyawan," ujar dia.
Singkatnya, setelah upaya kabur pertama gagal, Vivi kembali berhasil kabur dibantu guru silat di Taman Safari Indonesia di Cisarua dengan membawanya ke Tasikmalaya dan dinikahkan.
2. Makan kotoran gajah dan berpisah dengan anak

Sementara itu, Butet mengaku lebih dulu berada di OCI dan mengalami penyiksaan. Ia bahkan pernah melakukan kesalahan sewaktu kecil dan dihukum dengan dijejali kotoran gajah.
"Saya karena jijik, sampai kumur-kumur dengan air sabun. Saya terpaksa telan itu (kotoran gajah)," ujarnya.
Kemudian, ketika beranjak remaja dia mulai memiliki hubungan dengan lelaki yang juga karyawan keluarga bosnya itu. Dia malah mendapat pukulan dengan balok di bagian tangan. Bukan hanya itu, dia pun dipasung dengan rantai selama dua bulan dalam keadaan hamil.
"Saya dipukul, ini bekas pukulannya masih ada. Terus saya dirantai, selama dua bulan. Dalam keadaan hamil," kata dia.
Ia juga dipisahkan dengan anaknya setelah melahirkan. Dia pun kemudian melarikan diri untuk menyelamatkan diri.
Belakangan, ia tahu anaknya diasuh keluarga bosnya dan mulai dilatih sirkus sejak umur 3 tahun. Mereka berjumpa kembali setelah anaknya beranjak remaja dan berkumpul bersama setelah anaknya melarikan diri pada umur sekitar 20 tahun.
3. Taman Safari Indonesia bantah tuduhan eksploitasi

Komisaris Taman Safari Indonesia, Tony Sumampou, membantah tuduhan eksploitasi terhadap mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI).
Ia menegaskan, Taman Safari tidak memiliki keterkaitan langsung dengan kasus tersebut.
“Ini tidak ada kaitannya dengan Taman Safari, Taman Safari kok dibawa-bawa,” ujarnya saat diwawancara jurnalis di acara halal bi halal jurnalis konservasi di TSI Bogor, Rabu (16/4/2025).