Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Curhat Driver: Ojol Kerap Dipandang dari Kaum Terpinggirkan

WhatsApp Image 2025-09-02 at 16.44.52.jpeg
Pengurus Koalisi Ojol Nasional, Mohammad Rahman Tohir, satu dari delapan driver ojol yang dipanggil ke Istana Wapres pada 31 Agustus 2025. (IDN Times/Santi Dewi)
Intinya sih...
  • Pengurus Koalisi Ojol Nasional kecewa dengan narasi merendahkan profesi ojek daring di media sosial.
  • Rahman menunjukkan kartu keanggotannya di Peradi dan mempersilakan warga untuk datang ke rumahnya untuk memastikan bahwa ia benar-benar pengemudi ojol.
  • Ia tidak habis pikir mengapa outfit dari jenama tertentu dengan harga fantastis ikut dipermasalahkan, seolah-olah ojol tidak berhak menggunakan kata-kata intelektual dan barang-barang branded.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Salah satu pengurus Koalisi Ojol Nasional, Mohammad Rahman Tohir mengaku kecewa dengan narasi yang beredar di media sosial yang merendahkan profesi ojek online alias ojol. Salah satu yang membuatnya kesal ketika ia dituduh bukan pengemudi ojol lantaran cara berbicaranya teratur dan runut saat diwawancarai oleh media sekretariat Istana Wakil Presiden.

Rahman mengatakan, ia memiliki kemampuan bicara yang baik karena dulu pernah menjadi advokat. Ia kemudian menunjukkan kartu keanggotannya di Peradi yang sudah berakhir sejak 2012.

"Jadi, wajar kalau saya punya public speaking baik. Ini adalah kartu keanggotaan saya dulu di Peradi pada 2012, tapi tidak saya perpanjang lagi," ujar Rahman ketika berbincang dengan IDN Times di Pondok Pesantren Abdurrahman, Jakarta Timur pada Selasa (2/9/2025) sambil menunjukkan kartu keanggotan Peradinya.

"Sekali lagi, public speaking memang di bidang saya. Kok itu dipermasalahkan," imbuhnya.

Sosok Rahman ikut disorot oleh publik karena ia menjadi satu dari delapan pengemudi ojol yang dipanggil untuk menemui Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada 31 Agustus 2025. Warganet menuduh ke-8 individu yang duduk bersama Gibran tidak benar-benar berprofesi sebagai pengemudi ojol.

Sementara, Rahman mengaku sudah menjadi pengemudi ojol sejak 2015. Ia pun mempersilakan warga untuk mendatangi kediamannya yang berlokasi di dekat Mako Brimob Kwitang, Senen, Jakarta Pusat untuk memastikan hal tersebut.

Ia turut menjelaskan soal jaket ojol GoJek yang terlihat baru dan bersih ketika datang ke Istana lantaran ia memiliki lebih dari satu jaket.

"Saya punya enam jaket, seminggu sekali saya pasti ganti untuk on bid. Kalau saya narik paket jaket lusuh, customer pasti complaint. Apalagi kita dipanggil oleh seorang pejabat, etikanya seperti apa," tutur dia.

Rahman juga mengaku tidak habis pikir mengapa outfit dari jenama tertentu dengan harga fantastis ikut dipermasalahkan. Ia menunjukkan sepatu yang dipakai sehari-hari dari jenama tertentu itu merupakan pemberian kakaknya saat Lebaran kemarin.

"Saya pakai jam tangan yang harganya Rp1 juta, kenapa ini jadi suatu permasalahan? Jadi, seolah-olah ojol ini datang dari kaum terpinggirkan, tidak berhak menggunakan kata-kata intelektual dan barang-barang branded. Sungguh mengenaskan kalau mereka memiliki pemikiran seperti itu," tuturnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us