Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dirjen KLHK: Pengelolaan Sampah Jakarta Harus Contoh Surabaya

pri.org

Jakarta, IDN Times - Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan(KLHK) R. Sudirman mengkritisi rendahnya pengurangan sampah di Jakarta. Menurut Dirman –sapaan akrabnya- pengurangan sampah di Jakarta hanya 9 persen.

“DKI itu pengurangan sampahnya baru 9 persen. Sisanya masih dibawa ke Bantar Gebang,” kata Dirman saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (19/3).

1. Pengurangan sampah Jakarta kalah dari Surabaya

Dirman memberikan perbandingan pengelolaan sampah dengan kota lain seperti Surabaya. Menurutnya, kota yang dipimpin oleh Tri Rismaharini itu memiliki tingkat pengurangan sampah hingga 48 persen.

“Surabaya tingkat pengurangan sampah hampir 48 persen, Jakarta kurang dari 10 persen, jauh. Mesti harus contoh ke sana,” ujar Dirman.

2. Perlu peran serta masyarakat kurangi sampah

Ketua Dewan Pembina Ikatan Pemulung Indonesia ini menilai keberhasilan Surabaya dalam pengurangan sampah karena dapat mendorong warganya berperan aktif. Ia pun meminta Pemerintah DKI Jakarta dapat melakukan hal serupa.

“Mestinya pemerintah harus genjot pengurangan sampah dari sumbernya, bagaimana peran rumah tangga, bagaimana bank sampah. Surabaya kalau bikin kompos, itu dibeli sama pemerintah daerah. Ini yang saya sebut inovatif. Jadi menginspirasi masyarakat untuk mengurangi sampah,” jelasnya.

3. Jakarta ada program

Dirman sampah di Jakarta yang mencapai 7.000 ton tiap hari. Karena itu diperlukan sebuah program pengelolaan sampah yang besar, antara lain dengan teknologi Intermediate Treatment Facility (ITF).

ITF adalah tempat pengolahan sampah dalam kota yang dinilai cepat dan ramah lingkungan. Sistem pengolahan sampah pada ITF menggunakan mesin pembakaran sampah bersuhu tinggi (insinerator). Saat ini Jakarta baru memiliki ITF di Bantar Gebang, sementara untuk ITF Sunter masih dalam tahap pengerjaan.

“Tapi Jakarta kan punya program ITF itu. Tapi memang DKI harus insinerator, gak bisa lagi karena timbunan sampahnya banyak. Jakarta kan 6.500-9.000 ton (per hari), itu harus ada teknologi yang bisa menghancurkan sampah dengan kapasitas besar berat juga,” pungkas Dirman.

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Helmi Shemi
EditorHelmi Shemi
Follow Us