Gaji Rendah, Dosen ASN di Daerah Terjebak Utang dan Depresi

Jakarta, IDN Times - Polemik tak dibayarkannya tunjangan kinerja (tukin) bagi dosen ASN di lingkungan kerja Kemendiktisaintek tahun 2020-2024 ternyata berpengaruh signifikan pada kesejahteraan mereka.
Ketua Koordinator Nasional (Kornas) Aliansi Dosen ASN Kemendiktisaintek Seluruh Indonesia (ADAKSI) Pusat, Anggun Gunawan menjelaskan, banyak dari mereka mengalami tekanan ekonomi, bahkan hingga mempertimbangkan tindakan mengakhiri hidup.
"Ada yang sampai mau bunuh diri karena masalah utang," kata dia saat ditemui usai aksi damai di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2025).
Dia menjelaskan, dalam kondisi yang ada di lapangan dosen yang baru diangkat sebagai CPNS menerima gaji sekitar Rp2,3 juta untuk yang lajang, sementara yang berkeluarga berkisar Rp2,7–2,9 juta. Harapan untuk meningkatkan ekonomi keluarga pun pupus, bahkan untuk kebutuhan pribadi pun tak mencukupi.
"Jadi ketika mereka masuk dosen dengan harapan saya sudah S2 gitu kan ya, bisa menaikkan ekonomi keluarga saya, jangan kan untuk ngasih ke orang tua, untuk diri mereka sendiri pun juga gak cukup gitu," katanya.
Anggun menjelaskan, jika dosen ASN di wilayah Jawa mungkin masih bisa mencari tambahan dengan mengajar di kampus lain. Namun, di daerah terpencil, peluang tersebut sangat terbatas.
"Contoh misalnya ada kawan kemarin dari (Universitas) Musamus Merauke, dimana dia gak ada uang, itu ya uang kemahalannya (tunjangan) itu cuma Rp300 ribu, tinggal di Papua. Dia meninggalkan suami dan anaknya di daerah Brebes di Jawa Tengah ya, dia tinggalin anaknya, dia sendiri di sana gitu," kata dia
Di Jakarta, peluang tambahan penghasilan masih terbuka, seperti mengajar di Universitas Indonesia atau Universitas Terbuka. Namun, dosen di daerah hanya bisa bergantung pada gaji yang minim, atau mengandalkan pasangan yang memiliki penghasilan lebih baik.
Dengan kondisi ini, banyak dosen ASN yang kehilangan kebanggaan profesinya.
"Pride mereka sebagai dosen dengan gaji Rp3 juta itu sudah hilang sama sekali," katanya .
Hari ini, ratusan dosen ASN di Indonesia yang tergabung dalam ADAKSI melaksanakan aksi pada hari ini, Senin (3/2/2025). Aksi damai ini dilakukan untuk menyuarakan agar pemerintah bisa segera membayarkan tukin untuk mereka.
Anggun menjelaskan, tuntutan ini disebut berlaku untuk dosen ASN yang mengajar di PTN Satker, BLU, PTNBH, maupun di LLDikti, sebagaimana hak yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Pasal 80 tentang Aparatur Sipil Negara.