Guru dan Nakes Korban Serangan KKB di Yahukimo Papua 1 Tewas, 6 Luka

- Penyerangan KKB di Yahukimo, Papua Pegunungan, menewaskan satu orang dan melukai enam orang, bukan seperti kabar yang beredar sebelumnya.
- Kondisi keamanan di Kabupaten Yahukimo telah terkendali, pemerintah memberikan pendampingan kepada keluarga korban serta memulihkan layanan pendidikan dan kesehatan.
- Pemerintah menekankan pentingnya kerja sama semua pihak untuk menjaga layanan pendidikan dan kesehatan di wilayah rawan konflik agar kejadian serupa tidak terulang.
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menyampaikan, penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap guru dan tenaga kesehatan di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, telah memakan satu korban jiwa.
Hal ini sekaligus untuk meluruskan kabar yang beredar bahwa korban yang meninggal ada enam orang
"Korban meninggal dunia dalam konflik ini sebanyak 1 orang, bukan 6 orang seperti yang sempat beredar di beberapa media. Selain itu, terdapat 6 orang korban luka. Saat ini, masyarakat sudah mulai kembali ke distrik masing-masing," ujarnya usai Rapat Koordinasi Tingkat Menteri (RTM) Tindak Lanjut Jaminan Keamanan Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan di Wilayah Konflik, di Kantor Kemenko PMK, Selasa (25/3/2025).
1. Kondisi keamanan di Yahukimo terkendali

Pratikno menegaskan, kondisi keamanan di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan saat ini telah terkendali.
Pemerintah melalui Kemenkes, Kemendikdasmen, serta kementerian dan lembaga terkait telah memberikan pendampingan kepada keluarga korban serta menyalurkan santunan.
"Terima kasih pada seluruh pihak telah melakukan respons cepat, sehingga kondisi keamanan sudah terkendali. Masyarakat sudah mulai beraktivitas seperti biasa. Terima kasih pada TNI-Polri yang bergerak cepat, juga pada Pemda dan K/L lain," ujarnya.
2. Layanan pendidikan segera disiapkan

Pratikno menerangkan, untuk pemulihan layanan pendidikan, Kemendikdasmen bersama pemerintah daerah dan pihak terkait menyiapkan langkah-langkah agar kegiatan belajar mengajar segera berjalan kembali.
"Setelah libur nanti, layanan pendidikan akan disiapkan meskipun masih dalam penanganan tanggap darurat, untuk memastikan anak-anak bisa kembali bersekolah secepatnya," ucap Pratikno.
3. Pemulihan layanan kesehatan telah berjalan lagi

Sementara itu, pemulihan layanan kesehatan juga telah kembali berjalan dengan dukungan TNI, Polri, Kementerian Kesehatan, dan pemerintah daerah. Upaya percepatan normalisasi terus dilakukan agar masyarakat kembali mendapatkan akses layanan yang memadai.
"Nanti dalam waktu secepatnya kita akan memberi solusi permanen bahwa pelayanan pendidikan dan kesehatan kepada masyarakat harus dijamin betul, harus terjamin dan juga rasa aman benar-benar aman kepada tenaga nakes dan tenaga guru juga harus dilakukan," ungkapnya.
4. Butuh kerja sama antar pihak di wilayah rawan konflik

Pratikno menegaskan pentingnya kerja sama semua pihak untuk menjaga layanan pendidikan dan kesehatan di wilayah rawan konflik. Dia juga berpesan supaya semua pihak menjaga kondusifitas dan bisa diantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.
"Kita harus bekerja sama antara pemerintah dan seluruh jajaran, termasuk pemda, gereja, tokoh-tokoh masyarakat, dan masyarakat secara umum harus mampu untuk menjaga bersama-sama layanan pendidikan dan kesehatan dan rasa aman ini sebaik-baiknya. Semua demi masa depan anak cucu kita," jelasnya.